Kecapekan yang mendera rombongan RoodeBrug tak terasa sama sekali, saat santai beramah tamah dengan komunitas pemerhati sejarah Pulau Madura. Beneran jarang banget dapat bertemu dan berbincang dengan orang Madura yang intelekan dan toleran. Horeee... Ternyata Abby mengadakan jamuan santap malam istimewa, dengan menu Bebek kremes dan Bebek Cetar Membahana khas Ole Olang.
Lupakan deh tuh dua Bebek tetangga sebelah yang lebih tersohor lebih dahulu. Gak menyangka, ada resto yang memiliki garansi sangat istimewa pagi para tamu yang berkunjung untuk menikmati sajian. Ole Olang berani berkata, "Tidak Enak, Tidak Usah Bayar".
Bebek kremes-nya tak bau amis, bertekstur empuk, dan tak pedas. Keempukan dagingnya didapat bukan dari dipresto, namun dimasak dalam waktu yang agak lama. Sedangkan Bebek Cetar Membahana diolah dari racikan rahasia bercitarasa pedas dengan tingkatan yang berbeda. Rasa pedas biasa pada Level 1, rasa pedas yang nendang pada Level 2, hingga rasa pedas yang Cetar pada Level 3.
Sambil menikmati sajian bebek, diriku merasakan ada sesuatu pembeda dalam diri Abby sang owner Ole Olang. Sepertinya beneran baru pertama kali bertemu orang Madura yang berjiwa filantropis yang disertai hati tulus dan ikhlas. Apakah selama ini begitu "apes" lebih banyak dipertemukan dengan orang-orang Madura yang bertipe sebaliknya dibandingkan Abby?
Mudah-mudahan akan ada lebih banyak orang Madura berjiwa filantropis seperti Abby Ole Olang. Seusai ramah tamah penuh kehangatan, RoodeBrug pun kembali ke Sorbeje tepat pada pukul 19.30. Melewati kembali Jembatan Suramadu yang berkelap-kelip indah di malam hari, dan berakhir di kawasan Jembatan Merah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H