Mohon tunggu...
JepretPotret
JepretPotret Mohon Tunggu... Freelancer - ........ ........

........

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Semoga Indonesia Tetap Maju Karena Hebatnya UKM

17 April 2018   14:11 Diperbarui: 17 April 2018   14:15 999
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Henry C Widjaja bersama UKM Mitra YDBA [Foto: Instagram @henrycwidjaja]

Oleh Disrupsi



Banyak  yang hilang oleh disrupsi

Tak bisa lama lama duduk di kursi

Sebentar lagi kursi diganti

Oleh penanak nasi, panas sekali



Ya. Disrupsi bikin gerah hati

Yang biasa minta, sekarang musti berbagi

Tidak bisa tidak, atau tertinggal sendiri

Lalu kepada tembok ia memaki



Tapi ada yang tiada punah oleh disrupsi

Ialah ia, yang punya nyali untuk memberi

Karena seperti kelakuan sang matahari

Tiada yang miskin karena berbagi



Ya. Bagi yang takut pada disrupsi

Ingatlah untuk memberi

Karena dari sanalah ekonomi mulai

Membagikan apa yang kita miliki



~hcw~


Demikianlah puisi khas seorang Henry C Widjaja, yang dibawakan ketika membuka Seminar Makro Ekonomi & KickOff Konvensi QCC Mitra UKM YDBA 2018 di Astra International Sunter Jakarta Utara pada 8/3/2018 lalu. 

Henry C Widjaja yang menjalani mandat sebagai Ketua Pengurus Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) sejak tahun 2016 ini, mengingatkan kita betapa semangat memberi dan berbagi tak kan membuat jatuh miskin. Lihat saja Matahari, yang tetap selalu berkelimpahan meskipun setiap hari membagikan sinar kehidupannya. 


Seminar Makro Ekonomi yang dihadiri oleh para pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) mitra YDBA ini, memberikan pengetahuan situasi telah datangnya disrupsi di era digital. Disrupsi? 

Disrupsi dideskripsikan sebagai gangguan  akibat adanya penemuan teknologi baru yang memiliki dampak tak dapat berjalannya industri seperti biasanya. Perkembangan pesat penggunaan ponsel pintar (smarphone) sangat mempengaruhi perubahan pola bisnis sejumlah industri seperti ritel, media, perbankan, perhotelan hingga transportasi. Transformasi bisnis transportasi dapat dilihat dengan perkembangan pesat transportasi online. 

Gambar: Presentasi Arief Harris Tanjung
Gambar: Presentasi Arief Harris Tanjung
Arief Harris Tanjung (Director of Finance, Treasury & Funding Bank BTPN) mengemukakan bahwa pertumbuhan pengguna internet di tanah air pada tahun 2017 telah mencapai 143,26 juta jiwa. Smartphone/tablet pribadi merupakan perangkat yang paling sering dipakai untuk mengakses internet. Salah satu layanan yang diakses untuk perdagangan / jual-beli barang. Transaksi ritel digital semakin meningkat dan e-commerce yang paling menikmati kenaikan transaksi. Lalu bagaimana dengan B2B?

Dalam melakukan transaksi offline atau online, pembeli B2B menginginkan adanya respon yang cepat, kemudahan dalam mencari informasi, tingkat akurasi informasi, serta relevansi informasi apakah sesuai dengan kebutuhan. Respon yang lambat menjadi penyebab utama pembeli pindah ke supplier lain. Nah yang menjadi pertanyaan, apakah Go Digital itu menguntungkan bagi B2B?

Gambar: Presentasi Arief Harris Tanjung
Gambar: Presentasi Arief Harris Tanjung
Gambar: Presentasi Arief Harris Tanjung
Gambar: Presentasi Arief Harris Tanjung
Kunci sukses dari sebuah upaya Go Digital adalah pahami kebutuhan, journey dan experience pembeli, memberikan akses mudah & sempurna bagi pembeli, digitalisasi proses / operasional utama, selalu berbagi ide & konitmen semua orang, serta terbuka terhadap perubahan dan tantangan. Lalu bagaimana langkah-langkah mempersiapkan Go Digital?

Gambar: Presentasi Arief Harris Tanjung
Gambar: Presentasi Arief Harris Tanjung
Mari Elka Pangestu (Menteri Pariwisata & Ekonomi Kreatif RI Periode 2011-2014) mengemukakan bahwa saat ini pertumbuhan GDP Global melambat, baik itu di negara berkembang maupun negara maju. Kecenderungan global yang terjadi berupa jatuhnya harga/permintaan komoditas, perlambatan pertumbuhan ekonomi Tiongkok, adanya proteksionisme, serta menurunnya pertumbuhan produktivitas. 

Namun di tahun 2018 ekonomi global akan membaik dengan adanya perbaikan investasi, produksi manufaktur & perdagangan, harga komoditas dan minyak membaik. Perdagangan dunia diprediksi meningkat seiring membaiknya perekonomian kawasan negara maju seperti AS, Eropa, Tiongkok dan Jepang. 

Trend pertumbuhan PDB Indonesia yang menurun karena krisis global, diperkirakan akan membaik di tahun 2018. Kontribusi besar pertumbuhan ekonomi masih berasal dari Jawa, meski sebagian besar daerah mengalami pertumbuhan di tahun 2017. 

Gambar: Presentasi Mari Elka Pangestu
Gambar: Presentasi Mari Elka Pangestu
Membaiknya pertumbuhan di tahun 2017 karena adanya investasi (32%), net ekspor (2%), lembaga nirlaba (1,2%), belanja pemerintah (9%), serta sumbangan konsumsi RT-rumah tangga (56%). 

Perbaikan konsumsi RT didukung oleh terjaganya optimisme konsumen dan inflasi yang terkendali, serta tetap kuatnya penyaluran bantuan sosial oleh Pemerintah.

Ada beberapa tren yang patut dicermati, meskipun pertumbuhan konsumsi berperan besar pada pertumbuhan. Dengan adanya peningkatan pendapatan/kapita, maka terjadi perubahan pola belanja. Dari barang & jasa kebutuhan dasar (basic goods) pangan, sandang dan papan, akan beralih ke barang & jasa yang bersifat lifestyle/leisure (customer experience, quality vs low price).

Gambar: Presentasi Mari Elka Pangestu
Gambar: Presentasi Mari Elka Pangestu
Gambar: Presentasi Mari Elka Pangestu
Gambar: Presentasi Mari Elka Pangestu
Gambar: Presentasi Mari Elka Pangestu
Gambar: Presentasi Mari Elka Pangestu
Kondisi membaik terlihat dari kontribusi investasi pada pertumbuhan ekonomi tercatat 7,2% (yoy) dan meningkatnya investasi non-bangunan sebagai antisipasi peningkatan permintaan kedepan. 

Sementara membaiknya kinerja ekspor karena membaiknya harga komoditi dan permintaan dunia (60% ekspor terkait komoditi). Meningkatnya harga komoditas dan pembangunan infrastruktur mendukung pertumbuhan di tahun 2017. Diperkirakan industri yang berorientasi dalam negeri berprospek baik (mandiri) pada tahun 2018. 

Gambar: Presentasi Mari Elka Pangestu
Gambar: Presentasi Mari Elka Pangestu
Distribusi penjualan motor masih terkonsentrasi di wilayah Indonesia Barat, yaitu 87% di Pulau Jawa, Sumatra, dan Kalimantan. Penjualan motor terutama penjualan domestik di tanah air menurun selama periode 2014-2017, namun terlihat adanya peningkatan penjualan ekspor.

Tercatat ada penjualan motor domestik 7.867.195 unit dan penjualan ekspor 41.746 unit pada tahun 2014. Untuk tahun 2015 tercatat 228.229 unit penjualan ekspor dan 6.480.155 unit penjualan domestik. 

Untuk tahun 2016 tercatat 284.065 unit penjualan ekspor dan 5.931.285 unit penjualan domestik. Di tahun 2017 tercatat 431.187 unit penjualan ekspor dan 5.886.103 unit penjualan domestik. 

Membaik 2018? Di bulan Januari 2018 ini, tercatat 38.021 unit penjualan ekspor dan 482.537 unit penjualan domestik.

Lalu bagaimana dengan penjualan mobil? Di tahun 2017 tercatat penjualan mobil hingga 1.07 juta unit. Gaikindo memperkirakan akan terjual 1,1 juta unit pada tahun 2018, sementara berdasarkan pertumbuhan 4,6% Frost & Sullivan memperkirakan akan ada penjualan hingga 1,125 juta unit. 

Sementara itu belanja pemerintah mengalami penurunan karena kendala pendapatan pemerintah. Namun belanja infrastruktur serta dana desa semakin meningkat. Pendapatan pajak %/PDB kecil 11% dibanding Malaysia 16% dan stagnasi. Peningkatan pendapatan lebih rendah dari pengeluaran dan dibawah target. 

Dibutuhkan kebijakan fiskal terbatas untuk stimulus. Kemudian dapat dilakukan reformasi pajak yang akan memerlukan waktu (3-5 tahun). Moody (rating investor) telah memberikan peringatan bahwa seiring peran BUMN, infrastruktur, subsidi BBM & Listrik akan meningkat karena harga BBM naik (Pertamina, PLN).

Dalam menjaga daya beli dan kualitas belanja masyarakat, dilakukan kebijakan tak menaikkan harga BBM/ Listrik. Diperlukan pula meningkatkan sektor bawah termasuk UKM.

Belanja pemerintah perlu didukung dengan pendapatan negara yang baik, namun masih hanyak tantangan. Inisiatif pemerintah untuk memperbaiki sistem dengan e-Filling dan e-Billing, merupakan upaya meningkatkan tingkat pelaporan dan pembayaran pajak. 

Gambar: Presentasi Mari Elka Pangestu
Gambar: Presentasi Mari Elka Pangestu
Gambar: Presentasi Mari Elka Pangestu
Gambar: Presentasi Mari Elka Pangestu
Dukungan penuh bagi UKM pun terlihat dari penurunan bunga KUR dari 9% menjadi 7%, serta pajak untuk UKM 0,5% (dari 1%), untuk Rp. 2,5 milyar turnover (Rp. 4,8 milyar sebelumnya) & perorangan. 

Dana PK2UKM Alokasi Dana PK2UKM pada tahun 2018 dianggarkan sebesar Rp. 0,1 trilyun. Program yang ditujukan terutama untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia pada koperasi & UKM, serta pelatihan dan pendampingan bagi 25 ribu pengurus/pengawas/anggota /pengelola koperasi & UKM.

Volatilitas pasar global tercermin dari kebijakan Bank Sentral AS (Fed) menaikkan suku bunga dan bond AS berpengaruh kepada emerging markets termasuk Indonesia. Risiko ketidakpastian keuangan global perlu diwaspadai dengan adanya perubahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. 

Membaiknya ekonomi dalam negeri terlihat dari pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,3 - 5,4% di 2018, BI's RRR 7 hari diperkirakan akan tetap 4,25% hingga akhir 2018 karena inflasi yang stabil. 

Lalu cadangan devisa lebih dari cukup untuk stabilisasi Rupiah hingga USD 130,2 milyar di akhir 2017. Membaiknya Rating Investasi Indonesia, membuat arus modal diperkirakan tetap stabil karena membaiknya kepercayaan. 

Di tahun 2018 ini diperkirakan Rupiah akan melemah pada kisaran Rp. 13.400,- hingga Rp. 13.700,-. Sementara inflasi tetap terkelola pada level yang rendah. 

Gambar: Presentasi Mari Elka Pangestu
Gambar: Presentasi Mari Elka Pangestu
Lalu bagaimana proyeksi kondisi perekonomian di tahun 2018?

Gambar: Presentasi Mari Elka Pangestu
Gambar: Presentasi Mari Elka Pangestu
Gambar: Presentasi Mari Elka Pangestu
Gambar: Presentasi Mari Elka Pangestu
Gambar: Presentasi Mari Elka Pangestu
Gambar: Presentasi Mari Elka Pangestu
Ekonomi domestik menghadapi risiko dan tantangan dalam hal ketidakpastian dari ekonomi global, seperti normalisasi ekonomi Tiongkok serta kebijakan ekonomi negara maju seperti AS dan Fed. Ada arus modal dampak suku bunga dan kurs.

Sementara risiko dan tantangan iklim investasi & bisnis dalam negeri berasal dari adanya ketidakpastian hukum, kebijakan yang tak konsisten (migas, pertambangan, infrastruktur, isu lahan), serta kebijakan yang sangat mengejar pajak.

Kemudian adanya intervensi pemerintah dalam hal pengaturan impor, Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk bahan pokok (beras), harga batubara penjualan ke PLN. Lalu adanya dominasi peran BUMN vs Swasta, isu geopolitik kawasan, isu perubahan teknologi dan transformasi bisnis (produksi, supply chain, penjualan).

Diperlukan berbagai strategi untuk mendorong pertumbuhan. Dalam mendorong peran swasta untuk berinvestasi, maka diupayakan memperkuat & memperdalam pasar finansial serta menjaga kestabilan politik. 

Dalam memperluas sektor jasa-jasa, dapat diupayakan mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif nasional serta mendorong akses internet untuk mendukung pembangunan yang inklusif.

Dalam menjaga daya beli dan mendorong permintaan dalam negeri serta mendukung aktivitas bisnis, maka dapat diupayakan beberapa hal. Mengurangi ekonomi biaya tinggi seperti biaya usaha, memperbaiki logistik dan jalur distribusi. Kemudian menjaga inflasi dan keberpihakan di Kebijakan Fiskal yang efektif.

Lalu perlu upaya mengembangkan industri e-commerce dan ekonomi digital, pemberian insentif untuk manufaktur & UKM, serta meningkatkan kegiatan yang mendongkrak konsumsi (Asian Games, festival mendukung turisme, industri kreatif, program belanja/shopping events).

Seusai Seminar Makro Ekonomi, pelaksanaan Kickoff Konvensi QCC  resmi dilakukan oleh Johanes Loman (Direktur PT Astra International Tbk) didampingi oleh Mari Elka Pangestu, Arief Harris Tanjung dan Henry C Widjaja. 

Prosesi Angklung-meter yang penuh dengan getaran harmonis ini,  ingin menandakan bahwa alat musik angklung mengandung nilai filosofis tinggi. Angklung adalah alat musik tradisional sebagai simbol pemompa semangat rakyat pada zaman dahulu kala. Harapannya semangat ini dapat ditularkan dalam upaya berinovasi. Hal ini sejalan dengan tujuan Konvensi QCC YDBA menciptakan nilai-nilai kolaborasi antar anggotanya. UKM Mitra YDBA dapat terus bersemangat menciptakan inovasi dalam mendukung kinerja usaha di masing-masing perusahaan.  

QCC? Pasti masih banyak pekerja dan pemilik usaha yang belum mengerti. Walaupun telah mengerti, pasti banyak sekali yang menyepelekan dan bertanya apa manfaat yang didapat secara langsung. Quality Control Circle (QCC) merupakan sekelompok kecil orang yang berasal dari unit kerja yang sama (4 - 10 orang), dengan sukarela mengadakan kegiatan peningkatan kualitas produk, layanan dan pekerjaan secara berkesinambungan. Pendekatan peningkatan kualitas yang berkesinambungan ini dikenal dengan nama Kaizen, yang telah mengakar di perusahaan-perusahaan Jepang. 

Perusahaan akan mendapatkan manfaat riil seperti mengurangi pemborosan dan meningkatkan efisiensi proses produksi. Lalu kualitas produk & jasa akan turut meningkat, yang kemudian akan adanya peningkatan daya saing perusahaan. 

Akhirnya di penghujung acara, Ida RM Sigalingging (Sekretaris Pengurus YDBA) memiliki harapan: "Semoga Indonesia Tetap Maju KarenaHebatnya UKM!".  

#HebatnyaUKM

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun