Mohon tunggu...
tari angriani
tari angriani Mohon Tunggu... Mahasiswa - universitas palangkaraya

ekonomi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Konsep E-Commerce, Peluang, Pertumbuhan dan Kontribusi pada Pariwisata

6 Desember 2023   20:56 Diperbarui: 6 Desember 2023   23:56 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pembangunan pariwisata adalah bagian dari pembangunan nasional. Pariwisata harus berperan sebagai media untuk mensejahterakan warga negara secara berkelanjutan.

Pembangunan pariwisata harus dikaitkan dengan pengembangan ekonomi nasional, wilayah, dan lokal. Pariwisata dapat memberikan manfaat, antara lain:

  • Meningkatkan investasi dan devisa negara
  • Meningkatkan pembangunan lintas dan subsektor serta kegiatan ekonomi di sekitarnya
  • Tidak mengganggu fungsi perlindungan
  • Terdapat beberapa usaha bisnis menarik yang dapat dikembangkan untuk memperluas potensi industri pariwisata, seperti penginapan, persewaan mobil, pemandu wisata, toko oleh-oleh, dan penukaran uang.

Pembangunan SDM pariwisata merupakan investasi jangka panjang yang akan memberikan manfaat besar bagi industri pariwisata. Dengan tenaga kerja yang berkualitas dan berdaya saing, sektor pariwisata dapat tumbuh secara berkelanjutan, meningkatkan pendapatan negara, dan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat. Oleh karena itu, pemerintah, lembaga pendidikan, dan industri pariwisata harus bekerja sama untuk mengembangkan program pembangunan SDM yang efektif dan terus memperkuat industri pariwisata Indonesia.

C.Pertumbuhan dan Kontribusi Pariwisata Terhadap Perekonomian

Sektor pariwisata sangat penting bagi perekonomian Indonesia. Dalam beberapa tahun terakhir, kontribusi sektor pariwisata terhadap ekonomi nasional meningkat secara signifikan. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi sektor pariwisata terhadap total ekspor barang dan jasa yang meningkat tajam dari 10% pada tahun 2005 menjadi 17% pada tahun 2012. Sektor pariwisata memberikan kontribusi langsung terhadap PDB sebesar 3,8% pada 2012, atau berkontribusi sekitar 9% dari PDB saat termasuk efek multiplier (Kementerian Pariwisata, 2014).

Dengan pendapatan devisa sebesar US$ 10 miliar pada tahun 2012, industri pariwisata naik dari peringkat kelima pada tahun 2005 menjadi peringkat keempat, menjadikannya penghasil devisa terbesar saat ini. Selain itu, 10,2 juta pekerja, atau sekitar 8,9% dari seluruh pekerja Indonesia, bekerja di industri pariwisata, sehingga menempatkan industri pariwisata sebagai penyedia lapangan kerja terbesar keempat di negara ini (BPS, 2014).

Pemerintah menyoroti bahwa Indonesia perlu memanfaatkan potensi pengembangan tertinggi dunia di sektor pariwisata ASEAN (UNWTO, 2014). Industri pariwisata di kawasan ASEAN tumbuh rata-rata per tahun sebesar 8,3% antara tahun 2005 dan 2012, yang jauh lebih cepat dibandingkan pertumbuhan rata-rata dunia sebesar 3,6%. Sebaliknya, rata-rata pertumbuhan sektor pariwisata Indonesia hanya 5,8%, atau lebih rendah dibandingkan ASEAN. Bahkan pada tahun 2013, jumlah wisatawan yang berkunjung ke negara-negara ASEAN mencapai 92,7 juta orang, naik 12% dibandingkan tahun sebelumnya, sedangkan pertumbuhan global pada tahun yang sama hanya sebesar 5%.

Dalam hal jumlah wisatawan internasional yang berkunjung ke negaranya, Indonesia masih tertinggal dibandingkan negara-negara anggota ASEAN lainnya. Hanya dari 8 juta wisatawan---atau kurang dari 10% dari seluruh wisatawan yang berkunjung ke negara-negara ASEAN mengunjungi Indonesia dari 92,7 juta wisatawan yang berkunjung ke wilayah ini pada tahun 2013. World Economic Forum (2014) melaporkan bahwa jumlah ini jauh tertinggal dibandingkan jumlah wisatawan yang berkunjung ke negara-negara ASEAN. Thailand (26,5 juta), Malaysia (25,7 juta), dan Singapura (11,8 juta) yang memungkinkan melakukan perjalanan.

Pertumbuhan pariwisata di seluruh dunia telah berpengaruh penting terhadap perekonomian negara-negara ASEAN. Menurut UNWTO (2014), potensi dampak ekonomi pariwisata di kawasan ASEAN diperkirakan akan mencapai US$480 miliar pada tahun 2023, dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 5,8% setiap tahunnya. Sementara itu, investasi di sektor pariwisata diperkirakan akan meningkat sekitar 6,8% per tahun. Dibandingkan dengan kompetitor ASEAN lainnya, sektor pariwisata Indonesia masih belum berada pada tingkat optimal, sehingga hal ini dapat menjadi peluang besar bagi negara ini untuk menarik lebih banyak wisatawan dan mengembangkan bisnis pariwisatanya. Ke depan, industri pariwisata berpotensi tumbuh dan menopang perekonomian Indonesia.

pertumbuhan pariwisata memiliki kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian Indonesia. Selain menciptakan lapangan kerja, pariwisata juga memberikan aliran devisa, mendorong pertumbuhan sektor ekonomi lainnya, dan mempengaruhi pembangunan infrastruktur. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan berbagai pemangku kepentingan untuk terus mendukung pengembangan industri pariwisata, baik melalui investasi dalam infrastruktur maupun pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas..

                                     

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun