Mohon tunggu...
Jennifer Yohanna Hutauruk
Jennifer Yohanna Hutauruk Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

cuma siswa biasa yang butuh nilai

Selanjutnya

Tutup

Book

Persahabatan Tak Kalah Indah dari Cinta: Analisis Pendekatan Objektif

20 November 2022   23:37 Diperbarui: 21 November 2022   00:00 627
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Novel ini mengangkat tema persahabatan. Keseluruhan cerita ini menceritakan kelima sahabat yang berjuang untuk meraih mimpi mereka. Perjalanan mereka menuju Puncak Mahameru merupakan bukti kokohnya persahabatan kelima anak tersebut. Mereka setia untuk berjuang bersama mencapai puncak tanpa meninggalkan seorang pun. Walaupun ada sentuhan romansa, hal itu tidak membuat tema persahabatan dan perjuangan tertutupi.

C. TOKOH

Tokoh yang berpengaruh terhadap alur cerita novel ini adalah Zafran, Arial, Riani, Ian, dan Genta. Penulis secara khusus membicarakan kepribadian karakter-karakter tersebut di bagian prolog. Zafran merupakan seorang penyair yang selalu bimbang dan apa adanya. Arial adalah rapi, simpel, dan tenang. Riani sebagai karakter yang cerdas dan ramah. Ian adalah penyuka tantangan dan pekerja keras. Genta merupakan tipe yang mementingkan orang lain dibandingkan diri sendiri dan pendengar yang baik.

D. LATAR

Latar tempat yang digunakan cukup banyak. Beberapa diantaranya adalah Stasiun Senen, Malang, Ranu Pane, Ranu Kumbolo, dan Gunung Mahameru. Latar waktu yang digunakan adalah pagi, malam, sore, dan 14 Agustus. Latar suasana yang terlihat dalam novel ini adalah mengharukan dan menegangkan. Salah satu kutipan yang menunjukkan suasana mengharukan adalah seperti berikut ini.

"Semuanya tersenyum dan menoleh ke Arial. Rombongan kecil anak manusia itu bersujud syukur di puncak Mahameru, mengucapkan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada Tuhan telah menghidupi mereka, Ibu yang selalu memberikan tanah dan airnya setiap hari. Ibu yang akan selalu mencintai anak-anak bangsa. Air mata yang berjatuhan membasahi pasir di puncak Mahameru, membuat rasa terima kasih mereka menjadi begitu indah. Mereka berenam berpelukan sangat erat, air mata kembali jatuh, menjadi saksi bening dan eratnya persahabatan mereka."

E. ALUR

Alur yang digunakan adalah alur maju mundur. Dari awal hingga akhir cerita, alur terus maju ke depan. Namun, di beberapa bagian diselipkan flashback. Flashback yang diselipkan tidak terlalu banyak sehingga tidak membingungkan pembaca.

F. GAYA BAHASA

Penulis menggunakan banyak kata kiasan dalam ceritanya. Terdapat banyak majas metafora yang terkandung di dalamnya. Majas metafora dapat dimaknai sebagai bahasa kiasan di mana suatu objek tertentu dibandingkan dengan objek lain yang memiliki karakteristik yang mirip atau mungkin sama. Menggunakan majas ini dapat menjadikan karya sastra lebih hidup dan menarik. Hal ini dapat dibuktikan dari salah satu kutipan berikut.

"Genta memejamkan matanya, membawa semua keindahan di luar sana ke hatinya. Malam itu Genta tertidur bersama sang mahadewi, ibu yang telah memberikan tanah dan airnya setiap hari semenjak Genta lahir, ibu yang hilang dan baru saja ditemukannya malam ini. Di kaki tumit gagah Mahameru, di pelukan dingin malam, sang ibu pun memberikan udara hangat penuh cinta melalui pelukannya sambil tersenyum ke salah satu anaknya yang tidak pernah sedikit pun hilang di matanya. Air mata bahagia sang ibu sedikit menetes, sebagian hinggap di dedaunan menunggu pagi, sebagian jatuh membasahi tanah Ranu Pane."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun