Mohon tunggu...
Jentar Samosir
Jentar Samosir Mohon Tunggu... Human Resources - Propesional Literasi sekolah

Solusi pemecahan masalah jika kita rajin membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tantangan Zaman Pembelajaran Multiliterasi

25 November 2020   16:40 Diperbarui: 27 April 2021   16:22 1620
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam menghadapi abad ke-21 yang ditandai dengan berkembang pesatnya tehnologi seperti artificial intelegence yang telah melakukan perubahan dan mengubah hampir seluruh kebiasaan-kebisaan lama yang dinilai kurang relepan dengan perkembangan tehnologi digital yang sangat pesat harus betul-betul dimanfaatkan dalam rangka menjawab kompleksitas era digital sat ini.

Oleh karena  itu peningkatan kompetensi guru adalah salah satu cara terbaik dalam menyiapkan  generasi emas Indonesia yang mampu menjawab tantangan zaman.

Dan tuntutan menguasai berbagai kompetensi, maka diperlukan sebuah inovasi yang dapat mengakomadasi berbagai  tuntutan yang harus dikuasi peserta didik tidak terkecuali kebisaan lama yang ada dalam pendidikan.

Tantangan  pendidikan harus mampu menyiapkan peserta didik untuk dapat bereksistensi dalam kehidupan mereka khususnya di abad ke-21

Respon yang paling arif dalam menyikapi pendidikan dalam era sekarang adalah dengan menerafkan pembelajaran inovatif yang sesuai dengan kondisi abad ke -21 salah ujud pembelajaran inovasi adalah dengan menerafkan pembejaran yang melibatkan berbagai macam kemampuan literasi atau disebut multiliterasi

Istilah literasi baru banyak dikemukakan oleh apara ahli dan mengambarkan kemampuan literasi saat ini.

Dimana beragamnya kemampuan yang harus dimiliki peserta didik membuat pembelajaran literasi tentang membaca dan menulis tetapi akan jauh lebih kompleks.

Kompleksitas inilah yang melahirkan multiliterasi.Sekolah akan lebih adil,memotivasi,dan sukses jika guru mendorong peserta didik untuk membawa keterampilan dan wacana terkait literasi yang beragam melalui pembelajaran ruangan kelas

Pembelajaran multiliterasi adalah serangkaian kegiatan terencana yang mengahadirkan ide-ide baru untuk meningkatkan kemampuan belajar melalui beragam interaksi.Idealnya, proses konruksi pengetahuan harus ditambahakan dalam kegiatan pembelajaran yang berbasis proyek dan fokus pada masalah kehidupan nyata yang otentik ( Fullan, 2007 ).

Melalui pembejaran multiliterasi,guru dapat menjadikan tehnologi sebagai media pembelajaran yang dapat dimanfaatkan guru dan peserta didik serta dapat menggunakan teknologi multimedia untuk merancang lingkungan belajar yang baik. Hal tersebut tentu sangat relevan dengan kondisi saat ini.

Pembelajaran multiliterasi mendorong peserta didik untuk lebih luas dan menggunakan beragam cara untuk memperoleh informasi-informasi terkait konten pembelajaran.Keberagaman ini membuat ini pembelajaran lebih menarik dan tentu dibuat dalam cara-cara yang semakin multi modal.

Dengan pernyataan di atas pembelajaran multiliterasi dianggab sebagai jembatan keadilan sosial. Mobilitas , dan pemberdayaan dan telah terbukkti berhasil diterafkan dalam program pendidikan di berbagai negara. 

Hal tersebut di perkuat dengan berkembangnya diskursus mengenai penggunaan tehnologi dan setaraan sosial sehingga penggunaan tehnologi dan kesetaraan sosial sehingga penggunaan multiliterasi sebagaian integral dalam pembelajaran menjadi lebih tinggi urgesitasnya.

Oleh karena itu,pembelajaran yang dilakukan dibergai lingkungan pendidikan harus mampu mengatasi berbagai permasalahan terkait multiliterasi saat ini .

Perkembangan perangkat pembelajaran yang sesuai hendaklah dapat mengakomodasi kemampuan  multiliterasi.Dengan pengembagan tersebut,perubahan dalam proses pembelajaran dapat terlihat dan bisa membuat peserta didik lebih aktif dalam pembelajaran 

Oleh karena itu merujuk kembali ke sejarah literasi dalam pendidikan,, penting juga untuk menyadari bahwa kebijakan agar multiliterasi dapat digunakan sebagai alat yang berguna dalam berbagai macam implementasi pendidikan saat ini.

Secara konseptual, multiliterasi merupakan sebuah ancangan yang dapat digunakan untuk memahami beragam jenis teks dan beragam bentuk media yang dihasilkan berbagai teknologi baru, melalui konsep pedagogik yang memberikan guru peluang untuk menyajikan informasi kepada siswa dengan menggunakan beragam bentuk teks dan media. 

Berdasarkan uraian diatas yang sudah dijelaskan pembelajaran multiliterasi didefinisikan sebagai pembelajaran yang mengoptimalkan keterampilan multiliterasi dalam mewujudkan situasi pembelajaran yang lebih baik.Pembelajaran ini diorientasikan bagi pengembangan dan penggunaan keempat kompetensi yakni kompetensi berpikir kritis,kompetisi pemahaman konseptual, kompetensi kolaboratif dan komunikatif, seta kompetensi berpikir kreatif.

Menurut William (dalam Harras, 2011, hlm. 8) unsur yang harus ada dalam setiap kegiatan membaca yaitu pemahaman (understanding), sebab kegiatan membaca yang tidak disertai dengan pemahaman bukanlah kegiatan membaca. Sejalan dengan pendapat tersebut, maka seseorang dikatakan memahami bacaan dengan baik apabila (1) mampu menangkap arti kata dan ungkapan yang digunakan penulis, (2) mampu menangkap makna bacaan, (3) mampu menyimpulkan bacaan”. 

Dengan demikian, proses pemahaman dalam membaca merupakan salah satu indikator keberhasilan siswa dalam kegiatan membaca. Siswa yang berhasil memahami teks yang dibacanya, akan mudah memahami makna bacaan baik yang tersurat maupun yang tersirat dalam bacaan. Selain itu, siswa yang memahami bacaan akan mampu menceritakan kembali isi bacaan, baik secara lisan maupun secara tertulis .

Dan untuk meningkatkan multiliterasi tersebut penyediaan bahan bacaan,  kontrubusi perpustakaan sebagai penyedia informasi " pemberi manfaat, untuk mememenuhi kebutuhan siswa, perpustakaan melalui pustakawannya melakukan kajian yang dapat memetakan bahan bacaan yang dibutuhkan ,dalam aspek aktivitas kegiatan literasi membaca dalam proses pembelajaran, guru dan pustakawan wajib memotivasi siswa berbagai inovasi keterampilan dan  berkelanjutan secara terus menerus  dilaksanakan untuk menuju sumber manusia yang unggul sesuai tujuan dan cita-cita pendidikan.

Salam literasi... !!!

Referensi "

1. www.mastiahumiasisyabilah.wordpress.com, diakses tanggal 20/11/2020

2.Muh.Werwinto Imran, [ at.al ],  2020, Perangkat pemebejaran multirasi melalui model pemebelajaran radec....Bogor:Ragamulya Institute

3.www.Respitory.upi.ed/1789/3/T_DD_1302188.chapter, diakses tgl 03/12/2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun