Mohon tunggu...
Jennifer Dinata
Jennifer Dinata Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa S1 Ekonomi Manajemen Bisnis Universitas Tarumanagara

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perdebatan Perusahaan Menggunakan Jenis Riset Pasar dalam Pengembangan Produk Baru Yang Sudah Lama dan Kontroversional

30 Mei 2022   09:23 Diperbarui: 30 Mei 2022   10:15 580
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
entrepreneur.bisnis.com

Banyaknya pertimbangan-pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam pengembangan produk, salah satunya adalah kesesuaian produk yang dihasilkan dengan kebutuhan dan keinginan pasar.  Dalam melakukan pengembangan produk, hal ini tidaklah mudah dan terjadi adanya hambatan. Beberapa perusahaan mengalami kegagalan dalam mengembangkan produk. Oleh karena itu, untuk meminimalisir kegagalan dalam mengembangkan produk perlu dilakukan adanya riset pasar. 

Riset Pasar dalam pengembangan produk baru dapat berfokus ke-area yang berbeda. Baik hal tersebut meneliti kelayakan pasar, permintaan produk yang dicari, target kelompok, atau cara terbaik memposisikan, menentukan harga, memasarkan, dan mengkomunikasikan produk tersebut kepada audiens sebagai target perusahaan. 

Riset pasar digunakan untuk mendasarkan keputusan pada fakta bukanlah hanya ide dan firasat tentang seberapa besar kemungkinan produk tersebut untuk menjadi sukses. Perlu juga untuk memperhitungkan kompetitor lainnya, perkembangan pasar, dan tren penting dalam meriset pasar. 

Hal ini dilakukan perusahaan agar meminimalkan terjadinya risiko terhadap pengembangan produk baru. Selain itu, riset pasar membantu perusahaan untuk menentukan seperti apa bauran pemasaran yang seharusnya digunakan, karena mengembangkan produk baru tidak hanya tentang suatu produk.

Dalam melakukan riset pasar, salah satu teknik atau konsep yang sering dijumpai dan digunakan dalam bisnis perusahaan seperti supermarket adalah teknik yang dimintai pendapat terhadap produk makanan. Kegiatan penelitian tersebut dilakukan agar konsumen tertarik  dan terhadap pengembangan produk baru. 

Perusahaan di bidang industri makanan adalah salah satu contoh pengembangan produk baru yang paling aktif, efektif, dan produktif serta pengguna riset konsumen yang paling banyak dijumpai dan diteliti. 

Produk baru akan lebih berhasil jika dirancang untuk memenuhi kebutuhan yang dirasakan daripada jika hanya dirancang sederhana untuk mengambil keuntungan dari teknologi baru (Ortt dan Schoormans, 1993). Pendekatan yang diadopsi oleh banyak perusahaan sehubungan dengan riset pasar adalah, jika riset yang cukup memadai untuk dilakukan, kemungkinan kegagalan akan berkurang  (Barrett, 1996).

Banyak perusahaan di industri riset pasar mengklaim bahwa hanya pengujian konsumen yang luas terhadap produk baru yang dapat membantu menghindari kerugian dengan skala besar, padahal hal tersebut diterima secara luas bahwa sebagian besar produk baru gagal di pasar karena kebutuhan dan keinginan konsumen yang tidak terpenuhi. 

Jika suatu perusahaan melakukan pengembangan produk tanpa melakukan riset, dan pertimbangan pasar, maka hal tersebut berbahaya bagi perusahaan itu sendiri. Terlebih lagi jika suatu produk dimulai melalui pada tahap awal pengembangan, maka hal tersebut sangat merugikan bagi pihak perusahaan. 

Adanya Isu riset pasar dalam pengembangan produk baru yang kontroversial. Pada dasarnya pemasaran secara tradisional dalam pengembangan produk yang baru merupakan proses pelanggan yang dipimpin oleh pasar, tetapi anehnya banyak inovasi pasar utama muncul yang di dorong dalam bidang teknologi. 

Hal ini tentu saja berbanding terbalik dengan konsep pemasaran yang diketahui adalah dengan mencoba memahami kebutuhan pelanggan, sehingga peran riset pasar terhadap inovasi produk utama dipertanyakan. Pertama,  riset pasar hanya  memberikan jawaban negatif jika calon pelanggan tidak sepenuhnya memahami produk. Kedua, konsumen sering berjuang untuk mengklarifikasi kebutuhan mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun