Urgensi keadaan untuk menerapkan budaya resiko di depan mataÂ
Nah setelah kita menganalisa contoh management resiko pada kasus yang besar, kita akan membahas contoh management resiko dalam skala yang lebih kecil. Bukan berrati hanya pemerintah saja yang menerapkan management resiko, kita sendiri juga dapat menerapkan management resiko untuk diri sendiri.Â
Pandemi ini membuat banya tren di kalangan masyarakat, salah satunya adalah bentuk investasi berupa cryptocurrency. Cryptocurrency adalah bentuk mata uang digital yang dibeli dengan mata uang resmi. Nilai dari cryptocurrency ini fluktuatif, bisa semakin menguat atau melemah, dipengaruhi oleh berbagai faktor.Â
Misalkan, hari ini saya membeli 1 Bitcoin (salah satu mata uang cryptocurrency) seharga 500 ribu rupiah. Mungkin seminggu kedepan nilai 1 Bitcoin ini bisa menjadi satu juta rupiah, kita sudah mendapatkan keuntungan 100% jika menjual bitcoin pada saat itu
Meskipun nampak menggiurkan, kita sebagai investor cryptocurrency harus memikirkan berbagai resiko yang dapat timbul. Resiko terbesar dari cryptocurrency adalah tidak diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan Indonesia. OJK mempunyai alasan teresendiri yaitu cryptocurrency bukanlah alat pembayaran yang sah di Indonesia, serta memiliki nilai yang sangat fluktuatif. OJK sendiri memandang cryptocurrency memiliki banyak resiko jadi mereka memutuskan untuk tidak mengambil andil apa apa terkait cryptocurrency.Â
Seperti yang sudah kita bahas, management resiko tidak hanya berlaku untuk perusahaan saja, kita dapat menerapkannya untuk diri sendiri juga. Menjadikan management resiko menjadi budaya merupakan hal yang baik. Sebelum itu, kita harus mensosialisasikan adanya management resiko terlebih dahulu.Â
Sepertinya saya rasa semua orang pasti ketika melakukan sesuatu akan memikirkan kira kira apa resiko yang akan terjadi namun hanya berbeda istilah saja. Namun orang orang kurang merasakan urgensi atau pentingnya management resiko. Ketika sudah merasakan manfaat dari management resiko barulah mengerti betapa pentingnya managament resiko itu sendiri.Â
Langkah awal yang dilakukan adalah menumbuhkan keinginan untuk berubah, karena percuma saja jika individu itu tidak memiliki keinginan untuk berubah. Individu seharusnya memiliki pengetahuan yang cukup tentang management resiko. Jika sudah memahami tentunya akan menyadari betapa penting dan menguntungkannya menerapkan management resiko. Ketika individu sudah menerapkan budaya resiko maka akan lebih mudah mengembangkan budaya di kalangan organisasi mulai dari yang kecil hingga organisasi besar.Â
Marilah menerapkan budaya resiko mulai dari sekarang, mulailah dari diri Anda sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H