Mohon tunggu...
Jennie Danella Vallentina
Jennie Danella Vallentina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Halo! Saya adalah Mahasiswa bisnis digital yang memiliki kesempatan untuk mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan yang relevan. Memiliki hobi senang mendengarkan musik dan menonton mpl id.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

"Pengaruh Media Sosial Terhadap Kesehatan Mental Anak-Anak dan Remaja di Era Digital": Peluang dan Ancamannya

21 Desember 2024   09:54 Diperbarui: 21 Desember 2024   09:59 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Pengaruh Media Sosial Terhadap Kesehatan Mental Anak-anak dan Remaja ( Sumber:  thrive global)

4. Kelelahan Digital

  • Paparan informasi yang tiada henti di media sosial dapat menyebabkan kelelahan digital. Pengguna sering merasa terbebani oleh arus informasi yang terus mengalir, yang pada akhirnya berdampak negatif pada kesehatan emosional dan produktivitas.

5. Gangguan Pola Tidur

  • Pengguna media sosial hingga larut malam dapat menggangu pola tidur pada anak-anak dan remaja. Cahaya biru yang terpapar langsung dari layar perangkat dapat menghambat produksi melatonin, hormon yang mendukung tidur, sehingga menyebabkan insomnia dan kelelahan.

Adapun Beberapa Strategi Pengaruh Media Sosial Terhadap Kesehatan Mental

1. Meningkatkan Literasi Digital

  • Penting untuk memulai mengajarkan pemahaman tentang pemakaian media sosial yang bijak dari usia muda. Anak - anak dan remaja harus diberi pengetahuan mengenai efek negatif dari media sosial serta bagaimana cara untuk menghindarinya. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan mamasukkan pendidikan digital ke dalam kurikulum. Ini berarti Institusi pendidikan seperti sekolah atau universitas dapat menambahkan materi mengenai teknologi digital, keamanan online, dan etika di dunia maya ke dalam program mereka. Selain itu, pembelajaran secara mandiri juga merupakan solusi yang efektif. Sumber yang tersedia di internet, seperti kursus daring, video penjelasan (tutorial), dan buku elektronik (E-book), memberikan peluang bagi siapa pun untuk belajar secara mandiri. Dengan ketersediaan internet, pembelajaran ini dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja, sehingga memperlancar proses pengembangan diri.

2. Mengatur Batasan Waktu Penggunaan Media Sosial

  • Perhatikan Aktivitas Anak di Media Sosial
    Ajak anak untuk menunjukkan apa yang mereka lakukan di platform sosial. Apabila ada postingan, gambar, atau video yang tidak sesuai, sarankan mereka untuk melaporkan hal itu kepada penyedia platform serta kepada Anda sebagai orang tua. Namun, kenyataannya banyak anak dan remaja masih ragu untuk melaporkan tindakan perundungan kepada orang tua. Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa lebih dari setengah anak dan remaja pernah mengalami bentuk pelecehan di media sosial atau aplikasi digital lainnya.

    Batasi Waktu Mengakses Ponsel dan Atur Penempatan Komputer
    Tidak hanya waktu menonton TV atau bermain game yang harus dibatasi, tetapi juga perlu memperhatikan waktu internet yang dihabiskan di ponsel. Tetapkan kebijakan penggunaan media sosial, seperti 1 hingga 2 jam setelah anak menyelesaikan tugasnya. Jika mereka menggunakan komputer untuk media sosial, pasanglah perangkat tersebut di tempat yang mudah dipantau, seperti ruang keluarga, agar aktivitas anak tetap terjaga.

    Berikan Contoh yang Baik
    Anak-anak dan remaja umumnya lebih cepat menguasai teknologi dibandingkan dengan orang tua mereka. Meskipun demikian, orang tua sebaiknya tetap berusaha memahami dan mencoba aktivitas yang dilakukan anak di media sosial. Jika orang tua aktif menggunakan platform tersebut, tunjukkan sikap yang baik. Jauhi diri dari membagikan konten yang tidak pantas, agar anak bisa belajar etika bermedia sosial melalui teladan yang ditunjukkan.

3. Memiliki Konten yang Positif

  • Pilihlah untuk mengikuti akun yang menawarkan konten yang memotivasi, memberikan informasi, bersifat edukasi, dan menghadirkan energi yang baik. Tipe konten seperti ini dapat berkontribusi pada peningkatan pemahaman, semangat, dan suasana hati Anda setiap hari. Hindarilah akun atau konten yang dapat menyebabkan perasaan negatif, kurangnya rasa percaya diri, atau memberikan harapan yang tidak realistis. Sebagai ilustrasi, Anda bisa mengikuti akun yang membagikan cerita pribadi yang memotivasi, kutipan positif yang membangkitkan semangat, atau gambar-gambar yang menunjukkan keindahan, keberhasilan, atau kebahagiaan yang sederhana namun berarti. Dengan demikian, feed Anda akan dipenuhi dengan hal-hal yang mendukung pengembangan diri dan kesehatan mental Anda.

4. Melibatkan Aktivitas Tanpa Koneksi Internet (Offline)

  • Mengurangi durasi yang dihabiskan di internet dengan terlibat dalam kegiatan tanpa koneksi merupakan langkah krusial untuk mempertahankan keseimbangan antara kehidupan daring dan kehidupan sehari-hari. Cara yang efektif adalah dengan merencanakan aktivitas yang memberikan dampak baik bagi kesehatan mental, fisik, dan emosional Anda. Sebagai contoh, luangkan waktu untuk berkumpul dengan orang-orang terkasih, seperti keluarga dan sahabat. Interaksi sosial yang penuh kehangatan dapat memperkuat ikatan emosional, memberikan rasa dukungan, dan meningkatkan kebahagiaan. Selain itu, mengejar hobi seperti membaca, berkebun, memasak, atau melukis juga dapat menjadi cara yang menyenangkan untuk melepaskan ketegangan dan mengekspresikan kreativitas. Kegiatan fisik seperti berolahraga secara teratur, berjalan di alam, atau mencoba aktivitas baru seperti yoga dan pilates dapat membantu meningkatkan kesehatan dan mengurangi stres. Selain itu, praktik kesadaran melalui meditasi atau latihan pernapasan dapat memberikan ketenangan pikiran dan membantu Anda lebih fokus pada pengalaman sehari-hari. Untuk menunjang upaya ini, pertimbangkan untuk membuat jadwal rutin yang mencakup waktu khusus untuk kegiatan tanpa internet. Usahakan untuk tidak membawa perangkat digital saat beristirahat, makan bersama, atau saat bersantai dengan keluarga. Dengan cara ini, Anda dapat menciptakan keseimbangan yang lebih baik antara kehidupan daring dan kehidupan nyata, yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.

5. Kampanye Digital yang Mendukung Kesehatan Mental

  • Pemerintah serta penyedia layanan teknologi memiliki tanggung jawab besar untuk membangun ekosistem digital yang aman dan sehat. Salah satu tindakan penting adalah menerapkan regulasi yang tepat untuk melindungi pengguna dari paparan konten berbahaya, seperti ujaran kebencian, intimidasi daring, berita palsu, atau konten yang dapat menyebabkan masalah mental.
    Di samping itu, pemerintah dan platform digital dapat mengambil peran aktif dalam memulai dan mendukung kampanye digital yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan mental. Kampanye ini bisa berupa penyebaran informasi yang mendidik tentang pentingnya menjaga kesehatan mental, memberikan akses pada layanan konseling secara online, atau melibatkan figur publik dan influencer untuk menekankan betapa pentingnya dukungan emosional dan sosial. Lebih lanjut, kerjasama dengan lembaga kesehatan, organisasi non-pemerintah, dan komunitas juga diperlukan untuk merancang program yang berpengaruh luas. Contohnya, menyediakan forum diskusi daring yang aman, pelatihan manajemen stres berbasis teknologi, serta menciptakan konten kreatif seperti video singkat, webinar, atau aplikasi yang mendukung mindfulness.Dengan pendekatan yang menyeluruh, kampanye digital dapat menjadi sarana yang efektif untuk meningkatkan kesadaran, mendorong empati, dan memperkuat solidaritas masyarakat dalam menjaga kesehatan mental bersama.

Sumber: Kesehatan Mental https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kanwil-jakarta/baca-artikel/16227/Mengenal-Pentingnya-Kesehatan-Mental.html#:~:text=Kesehatan%20mental%20merupakan%20kondisi%20dimana,menghasilkan%2C%20serta%20mampu%20memberikan%20kontribusi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun