Pada tanggal 23 Mei 2021, Protasevich berencana terbang kembali ke Lituania setelah menyelesaikan liburan bersama kekasihnya di Yunani sekaligus menghadiri forum ekonomi bersama Tsikhanouskaya.
15 menit sebelum pesawat tiba di Lituania, pesawat justru berbelok tajam dan pilot mengumumkan bahwa pesawat dari maskapai Ryanair harus mendarat di Minks, Ibu Kota dari Belarusia.
Para saksi melihat Protasevich mengambil tas berisi laptop sekaligus ponselnya dan memberikannya kepada Sofia Sapega, seorang mahasiswi asal Rusia yang diperkirakan adalah kekasih Protasevich.Â
Saksi juga melihat Protasevich yang marah, gugup, stres, dan panik setelah mendengar pengumuman dari pilot. Ia bahkan mengatakan kepada sejumlah penumpang bahwa ia akan dihukum mati.
Menurut pernyataan pilot pesawat tersebut, mereka diberi tahu oleh menara pengawas di Minsk supaya segera mendarat di Minsk karena ada ancaman. Sebuah jet tempur juga diutus untuk mengawal pesawat tersebut.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Belarusia bahkan menyatakan bahwa pendaratan paksa pesawat tersebut dikarenakan Hamas mengirimkan surat soal bom di pesawat tersebut. Namun Hamas membantah tuduhan tersebut dan menyatakan tidak ada hubungan dengan pembajakan ini. Bom juga tidak ditemukan setelah dilakukan pengecekkan.Â
Setelah mendarat, Protasevich turun bersama Sapega dan 4 orang yang diduga sebagai agen intelijen yang diutus untuk membuntuti. Kabar terakhir dari Protasevich diberikan lewat sebuah video pengakuannya bahwa ia telah mengorganisir demo anti-pemerintah. Diyakini ia dipaksa melakukan video pengakuan tersebut.
Karena tindakan pembajakan pesawat ini, Belarusia dibanjiri kecaman dari negara anggota Uni Eropa, Amerika Serikat, Inggris, hingga Kanada. Sanksi pun diberikan dengan maksud menuntut Belarusia untuk bertanggung jawab dan membebaskan Protasevich.Â
Kejadian dimana Belarusia ‘berhak’ memutarbalikkan pesawat hanya karena kepentingan politiknya juga menyebabkan negara lain meningkatkan alarm keamanannya. Kejadian ini menjadi bukti wilayah udara Belarusia yang tidak aman untuk dilintasi.Â
Bukanlah tidak mungkin kejadian serupa, dimana pesawat yang melintansi langit Belarusia, dipaksa untuk mendarat karena alasan yang tidak masuk akal. Untuk menangkap Protasevich, seorang jurnalis dan aktivis pro oposisi, Belarusia rela memalsukan ancaman bom dari Hamas hingga mengirimkan jet tempur.Â