Mohon tunggu...
Jeniffer Gracellia
Jeniffer Gracellia Mohon Tunggu... Lainnya - A lifelong learner

Menulis dari Kota Khatulistiwa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mirisnya Serangan di Dalam Rumah Ibadah di Palestina dan Myanmar

10 Mei 2021   19:41 Diperbarui: 11 Mei 2021   10:35 587
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Warga Palestina melarikan diri ketika polisi menembakkan granat kejut selama bentrokan di kompleks Masjid Al-Aqsa | Foto dari Reuters/Ammar Awad

Pada 7 Mei 2021, bentrokan berdarah terjadi di kompleks Masjid Al-Aqsa, Yerusalem, Palestina. Bentrokan ini dimulai dengan pengerahan aparat kepolisian Israel guna membubarkan masyarakat Palestina yang saat itu sedang melaksanakan ibadah tarawih di Masjid Al-Aqsa.

Aparat kepolisian dilengkapi dengan perlengkapan anti huru-hara membubarkan dengan paksa ribuan jemaah. Beberapa video yang sedang viral di media sosial juga menujukkan pengunaan peluru berlapis karet, granat kejut, dan meriam air oleh aparat kepolisian.

Video tersebut pun menujukkan granat kejut yang ditembakkan kedalam rumah ibadah dimana para jemaah berteriak dan berlarian berusaha melindungi diri. Perlawanan dari masyarakat sipil dilakukan dengan melemparkan kursi, sepatu, dan batu. 

Pada hari Sabtu, bentrokan juga terjadi ketika puluhan ribu jemaah sedang beribadah di Masjid Al-Aqsa pada malam Lailatul Qadar. Hingga hari ini, 10 Mei 2021, bentrokan pun terus terjadi di kompleks Masjid Al-Aqsa. 

Reuters menyatakan terdapat 205 warga Palestina terluka dan dilarikan ke rumah sakit, dan 17 anggota kepolisian terluka. 

Ini bukanlah bentrokan pertama antara masyarakat Palestina dengan kepolisian Israel di kompleks Masjid Al-Aqsa. Namun dipercayai bahwa bentrokan ini adalah yang paling parah. 

Bentrokan ini merupakan buntut dari kerusuhan yang terjadi karena ancaman pengusiran keluarga Palestina yang tinggal di kawasan Sheikh Jarrah yang terletak di bagian timur Yerusalem. 

Masyarakat Palestina yang memberikan dukungan dengan berbuka puasa bersama harus menghadapi aparat kepolisian yang memberlakukan blokade wilayah dan mengancam akan mengusir keluarga lain. Bentrokan antara masyarakat dan aparat kepolisian pun terjadi. 


Pengunaan kekerasan oleh aparat kemanan di Masjid Al-Aqsa dan juga pengusiran paksa di Sheikh Jarrah jelas adalah sebuah pelanggaran Hak Asasi Manusia dan Hukum Humaniter Internasional, bahkan mengarah ke kejahatan perang.

Hal ini juga diakui oleh Presiden Indonesia Joko Widodo lewat cuitannya hari ini, 10 Mei 2021, yang saya terjemahkan ke bahasa Indonesia, yaitu:
"Pengusuran paksa warga Palestina dari Sheikh Jarrah, Yerusalem Timur, dan penggunaan kekerasan terhadap warga sipil Palestina di Masjid Al-Aqsa tidak boleh diabaikan. Indonesia mengutuk tindakan tersebut dan mendesak Dewan Keamanan PBB untuk mengambil tindakan atas pelanggaran berulang yang dilakukan oleh Israel. Indonesia akan terus berpihak pada rakyat Palestina." 

Nada serupa juga diberikan oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa'adi. 

Beberapa desakan untuk menghentikan kekerasan dan pengusuran paksa juga sudah dilayangkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa dan juga negara-negara selain Indonesia. 

Sayangnya Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tetap membela aksi aparat kepolisian dalam bentrokan di kawasan Masjid Al-Aqsa dan menolak untuk menghentikan rencana pembangunan di Yerusalem Timur. 

Warga Palestina melarikan diri ketika polisi menembakkan granat kejut selama bentrokan di kompleks Masjid Al-Aqsa | Foto dari Reuters/Ammar Awad
Warga Palestina melarikan diri ketika polisi menembakkan granat kejut selama bentrokan di kompleks Masjid Al-Aqsa | Foto dari Reuters/Ammar Awad

Lewat tulisan ini, saya ingin menyorot mirisnya serangan terhadap masyarakat sipil yang terjadi di dalam rumah ibadah. 

Dengan latar belakang permasalahan yang sudah lama dan sangat amat kompleks antara Israel dan Palestina, menurut saya sangatlah sedih dan menakutkan situasi yang dialami oleh ribuan jemaah yang sedang menjalankan ibadah tarawih justru harus lari-larian berusaha menyelamatkan nyawanya. 

Mungkin dari ribuan jemaah tersebut juga terdapat anak-anak dan perempuan yang ketakutan. 7 Mei 2021 merupakan hari Jumat terakhir di bulan suci Ramadhan yang tentu sangat berarti untuk ribuan jemaah yang beribadah di Masjid Al-Aqsa saat itu. 

Sayangnya serangan terhadap masyarakat sipil di rumah ibadah yang melanggar Hak Asasi Manusia dalam kebebasan beragama bukan hanya terjadi di Palestina. Hal yang sama juga terjadi di Myanmar yang sudah 3 bulan hidup dibawah kudeta militer. 

Sejak 1 Februari 2021, 780 orang masyarakat sipil tewas dan 3.826 orang ditahan karena menolak kepemimpinan militer.

Bulan lalu, tepatnya pada 8 Mei 2021, empat gereja katolik di Kota Pathein, Myanmar digerebek oleh aparat keamaan atas dugaan kegiatan ilegal dan aktivis anti-kudeta. Penggerebekkan juga disertai dengan tembakan dari senjata api. 

Mereka menerobos gerbang-gerbang gereja secara paksa dengan alasan mencurigai seorang pemimpin demonstrasi bersembunyi di dalam gereja.

Para pemimpin agama di gereja-gereja Katolik tersebut juga dicurigai telah berpartisipasi dalam demonstrasi. 10 orang pemimpin agama kemudian ditangkap, namun pada akhirnya dibebaskan karena tidak ada bukti.

Selain gereja Katolik, biara dan kuil-kuil Buddha pun menjadi target penggerebekan oleh militer Myanmar. 

***

Kekerasan yang terjadi di Masjid Al-Aqsa ketika ribuan jemaah sedang melaksanakan ibadah tarawih dan malam Lailatul Qadar jelas adalah sebuah pelanggaran Hak Asasi Manusia. 

Kekerasan di rumah ibadah juga terjadi di Myanmar yang berada dibawah kepimpinan militer setelah kudeta yang dimulai pada 1 Februari 2021. 

Kekerasan kepada masyarakat sipil ketika demonstrasi saja sudah salah, apalagi dilakukan di rumah ibadah yang seharusnya menjadi tempat yang suci dimana umat beragama melakukan ibadah sesuai kepercayaannya masing-masing. 

Tidak ada hari dimana kekerasan di rumah ibadah dapat diwajarkan, apalagi di tengah-tengah perayaan suci sebuah agama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun