Saat itu, setiap kali negosiasi berakhir gagal maka armada kapal perang dari negara-negara kuat tiba-tiba akan muncul dan memutari pantai negara-negara yang lebih lemah dan tidak kooperatif.Â
Negara lemah yang tidak dapat menyaingi kekuatan militer negara besar tersebut tentu ketakutan dan memilih menyerah dengan mengikuti kemauan negara besar.
Diplomasi kapal perang ini dinilai efektif oleh para negara kuat, di mana ancaman disembunyikan dengan pertunjukan kekuatan militer. Tanpa pertumpahan darah, tanpa sebutir peluru yang ditembakkan, negara kuat sukses memengaruhi negara lemah yang awalnya tidak kooperatif.Â
Pentungan besar
Pengaruh militer China yang semakin menguat mulai mengganggu Amerika Serikat yang dulunya menjadi pemegang tunggal kekuatan militer di dunia. Sebagaimana penjelasan di atas, kita dapat dengan mudah menyimpulkan bahwa selama ini hanya negara kuatlah yang selalu menang dan mendapatkan apa yang mereka mau.
Namun sekarang "pentungan besar" yang dulu hanya dipegang oleh Amerika Serikat mulai "dibagi-bagi" dengan negara sekutunya, melawan China yang juga sekarang memegang sendiri "pentungan besar"-nya.Â
Hal ini terbukti dengan permasalahan di Laut China Selatan yang tidak kian berakhir, menjadi sebuah ring tinju tanpa ronde di mana negara-negara memanfaatkan kekuatan militernya untuk meraih kepentingan nasionalnya masing-masing.
Anna Malindog-Uy dalam tulisannya di ASEAN Post yang berjudul "South China Sea: Safe to Revoke China?" menjelaskan bagaimana diplomasi kapal perang yang ditunjukkan oleh Amerika Serikat dan China bukan hanya memperumit permasalahan namun juga meningkatkan dilema keamanan di Laut China Selatan.Â
Dalam hubungan internasional, dilema keamanan adalah sebuah kondisi di mana sebuah negara yang memperkuat militernya juga memaksa negara lain mengambil tindakan yang sama.Â
Malindog-Uy juga menambahkan jika keadaan terus memanas, negara Asia Tenggara lah yang menjadi korban utamanya. Â Â
Jebakan Thucydides
Gejolak hubungan China dan Amerika Serikat di Laut China Selatan kerap dihubungkan dengan Jebakan Thucydides.Â