Keamanan dan kenyamanan
Penulis yang bertempat tinggal tidak jauh dari salah satu pelabuhan tersebut termasuk ke dalam masyarakat yang mengandalkan kapal feri. Seperti yang pernah penulis ceritakan sebelumnya, selain kapal feri juga terdapat sampan yang jauh lebih cepat dan 'seru'. Namun penulis dan masyarakat lainnya kadang memilih kapal feri dibanding sampan karena 2 alasan,yaitu: keamanan dan kenyamanan.
Baca juga: Bertaruh Nyawa di Sampan, Alat Transportasi Masyarakat Pontianak
Ketika cuaca buruk melanda Kota Pontianak seperti hujan besar dan petir, sampan menjadi alat transportasi yang sangat tidak aman. Banyak juga dari pengayuh sampan yang menolak membawa penumpang ketika cuaca buruk. Kabut asap karena karhutla juga kerap menganggu jarak pandang para pengayuh sampan.
Penulis pernah, bahkan sering, merasakan naik sampan ketika cuaca mendung dan angin besar. Tanpa pengaman dan berbekal pasrah, penulis merasakan bagaimana sampan 'terbang' karena ombak dan angin yang besar!
Karena ketidakamanannya, kapal feri menjadi pilihan alternatif transportasi air untuk penulis. Dengan ukurannya yang lebih besar, tentu kapal feri lebih tahan akan angin dan ombak besar. Selain itu, setiap penumpang kapal feri juga dilindungi dengan asuransi jika hal-hal buruk terjadi (seperti kapal feri yang terbalik di Sambas, Kalimantan Barat).
Di lantai 2 kapal feri juga disediakan ruang tunggu yang lengkap dengan Air Conditioner (AC) dan tempat duduk yang nyaman. Untuk pejalan kaki seperti penulis, ruang tunggu ini sangat berguna ketika cuaca Pontianak yang sedang panas-panasnya. Selain itu penumpang juga dapat menikmati pemandangan Sungai Kapuas dari lantai 2 dan lantai 3 dari kapal feri.Â
Dengan biaya yang terjangkau, Anda dapat mengandai-andai menjadi penumpang kapal pesiar tapi hanya dalam waktu 5 menit.
Beruntung atau justru apes?Â
Namun selain keamanan dan kenyamanan dari kapal feri, juga terdapat beberapa alasan penulis masih memilih menggunakan sampan. Dikarenakan jarak yang pendek, tidak hingga 5 KM, penumpang kapal feri sudah sampai dengan tujuan dalam waktu 5 menit.Â
5 menit itu adalah 5 menit ketika kapal feri berlayar, sebelumnya kapal feri harus mengosongkan dan mengisi penumpang yang memakan waktu kira-kira 10 hingga 15 menit.
Jika Anda beruntung, Anda bisa langsung naik kapal feri yang sedang menunggu penumpang di pelabuhan di pelabuhan asal Anda. Tapi jika sedang apes, Anda akan menemukan kapal feri yang baru saja berlayar meninggalkan pelabuhan dimana Anda berada.Â
Mau tidak mau, Anda harus menunggu sekitar 20 menit hingga kapal feri kembali dari pelabuhan seberang ke pelabuhan dimana Anda berada. Rasanya nyesek, sama seperti ketinggalan pesawat, kereta atau busway.Â