Hobi saya sejak kecil adalah membaca dan menulis. Untuk menghabiskan waktu luang, pada bulan November saya mulai mencari di google, dimana saya bisa menulis sesuka hati saya dan saya menemukan Kompasiana.
Saya adalah lawan kata dari percaya diri. Sebelum menulis di K pun saya takut dan merasa tulisan saya sangat buruk. Saya ingat betul ketika saya mencari di google “mengapa saya harus mulai menulis?” dan saya menemukan kalimat yang kurang lebih berarti: “dibanding memendam sendiri sebuah ide tulisan, lebih baik dituliskan walau hanya satu orang saja yang membaca”.
Saya pun mulai menulis untuk “satu orang” tersebut, siapapun itu, hingga sekarang.
Pada 6 Desember 2020, Kak Guido mengirimkan sebuah pesan yang berisi mengajak saya bergabung dengan Inspirasiana. Sifat introvert saya pun bergejolak, ingin menolak ajakan tersebut.
Namun saya pikir tidak ada ruginya. Jika tidak cocok, saya akan meninggalkan grup tersebut secepat kilat. Saat itu saya masih belum sadar akan betapa berharganya Inspirasana untuk penulis pemula seperti saya.
Saya pernah membaca seorang penulis yang berpendapat bahwa munafik bila seseorang menggunakan alasan mencari teman ketika menulis di K. Mungkin saya termasuk kedalam mereka yang dianggap munafik. Mereka yang kerap memberikan komentar, dorongan dan dukunganlah yang membuat saya menulis hingga sekarang.
Kata Netizen
Kemarin (31/03/20), tim Kompasiana menanyakan saya apakah bersedia mewakilkan netizen dan blogger di acara "Kata Netizen" yang akan ditayang di KompasTV.
Saya teringat akan Mba Dwi Klarasari yang beberapa minggu lalu menyatakan, sambil bercanda tentunya, akan harapannya anggota Inspirasiana bisa tampil di televisi.
Berbagai persiapan saya lakukan, dari mencari data hingga menyusun kalimat yang ingin saya sampaikan. Dengan topik hate speech dan cat-calling, saya ingin membagikan pengalaman saya yang dulu sering di cat-calling ketika pulang sekolah menggunakan seragam. Saya juga ingin menyampaikan pengalaman saya sebagai seorang blogger bagaimana melawan hoax.
Namun karena sinyal internet yang tidak stabil, perbedaan topik dan juga batas waktu, saya tidak dapat menyampaikan pengalaman tersebut. Dipenuhi dengan rasa grogi dan tidak percaya diri, saya menyesal seharusnya saya dapat mengemukakan lebih banyak pendapat saya. Saya pun mengerti maksud dari kalimat "lebih mudah menulis dibanding berbicara".
Mewakilkan Kompasianer di acara "Kata Netizen" adalah sebuah pengalaman berharga bagi penulis pemula seperti saya.