Hingga saat ini kepercayaan dipegang kuat bukan hanya oleh masyarakat yang berasal dari etnis Melayu, namun juga yang berasal dari etnis Dayak ataupun etnis Tionghoa seperti penulis.
Menurut penulis, kempunan mirip dengan pamali atau pemali yang menurut KBBI adalah larangan, pantangan berdasarkan adat istiadat dan kebudayaan. Namun jika pamali adalah sebuah larangan untuk melakukan sesuatu, kempunan dapat diartikan sebagai akibat dari melanggar sebuah pamali.
Kempunan juga dapat ditemukan di daerah lain seperti di Kalimantan Selatan, di mana masyarakat Banjar menyebutnya sebagai kepuhunan. Kepercayaannya pun sama persis seperti yang dijelaskan diatas.
Dari mana asal kepercayaan kempunan?Â
Tidak ditemukan cacatan sejarah darimana kempunan ini berasal dan pertama kali dimulai. Dipercayai bahwa kempunan sudah dilakukan sejak lama dan disebarkan dari mulut ke mulut oleh masyarakat.
Penulis menemukan sebuah penelitian yang menarik mengenai kempunan yang ditulis oleh Muhammad Asyura dengan judul "Budaya Kemponan Pada Masyarakat Melayu Pontianak".Â
Penelitian tersebut menemukan bahwa kempunan dapat diartikan sebagai sebuah pengajaran nilai-nilai kehidupan masyarakat Melayu yang diajarkan lewat sugesti yang kemudian dihubungkan dengan mitos.Â
Seperti kempunan, terdapat kepercayaan yang erat berhubungan dengan ritual, magis, dan juga elemen-elemen animisme (kepercayaan kepada makhluk halus dan roh) dalam mitos yang dipercayai oleh masyarakat Melayu.
Jenis makanan yang sakral dan cara mematahkan kempunan
Penelitian tersebut juga menjelaskan bahwa terdapat beberapa jenis makanan dan minuman yang dianggap sangat sakral dan bila melanggar kempunan dapat memberikan musibah paling cepat dan paling sakral.Â
Makanan tersebut antara lain adalah nasi dan olahannya, ketan dan olahannya, kudapan dan cemilan. Sedangkan untuk minuman adalah air kopi.
Untuk mematahkan kempunan selain dengan memakan makanan dan meminum minuman yang ditawarkan juga dapat dilakukan dengan memegang makanan atau minum tersebut dengan jari kemudian disentuhkan dengan lidah.Â
Selain itu juga terdapat cara yang disebut cempalet kemponan yang dilakukan dengan menyentuh makanan atau minuman kemudian disentuhkan di leher hingga pangkal leher sambil mengucapkan "cempalet kemponan" dilanjutkan dengan hidangan yang disajikan.