Mohon tunggu...
Jeniffer Gracellia
Jeniffer Gracellia Mohon Tunggu... Lainnya - A lifelong learner

Menulis dari Kota Khatulistiwa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Asal-usul dari Mi Panjang Umur yang Dikonsumsi 5 Kali Setahun

27 Maret 2021   14:51 Diperbarui: 28 Maret 2021   16:18 1475
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mi panjang umur beserta dengan hidangan lainnya | Foto milik pribadi

Ketika penulis masih di bangku Sekolah Dasar dan membawa bekal setiap hari, ketika penulis melihat teman sebaya yang membawa bekal mi panjang umur di hari biasa maka sudah pasti salah satu dari anggota keluarganya sedang berulang tahun hari tersebut. 

Beberapa peraturan ketika menikmati mi panjang umur

Menikmati mi panjang umur pun tidak dengan sembarangan cara. Peraturan yang pertama adalah pernah memotong satu mi pun dari hidangan mi panjang umur. Terdapat kepercayaan ketika Anda memotong mi tersebut, Anda juga ikut memotong atau mempersingkat umur Anda. Ini juga berlaku ketika Anda memakannya, yaitu Anda harus memakannya dengan utuh tanpa digigit.

Peraturan yang kedua adalah mi juga tidak boleh terputus ketika dimasak. Mi harus dihidangkan apa adanya. Peraturan yang ketiga adalah harus menggunakan sumpit.

Mi panjang umur ala keluarga penulis

Setiap keluarga memiliki resepnya masing-masing dalam menghidangkan mi panjang umur. Berbagai jenis mi juga digunakan, dari mi kuning, mi telur, hingga misua. Pada keluarga penulis, mi panjang umur selalu disediakan dengan misua yang merupakan mi berwarna putih yang halus dan tipis terbuat dari tepung terigu.   

Bumbu yang digunakan juga berbagai macam dimana penulis kerap melihat mi panjang umur di restoran biasanya menggunakan kecap manis, saus tiram hingga minyak wijen.

Keluarga penulis biasanya tidak menggunakan banyak bumbu, dimana hanya menambahkan garam, penyedap rasa dan bawang putih.

Untuk bahan campuran yang dimasak bersama misua biasanya keluarga penulis tidak menggunakan daging sama sekali dengan menambahkan kacang buncis, wortel, jamur shitake dan potongan telur dadar.  

***

Chong miang mien, yang berarti mi panjang umur dalam bahasa Hakka, adalah sebuah hidangan mi yang spesial untuk penulis sejak kecil hingga sekarang. 

Disediakannya mi panjang umur di meja makan seakan-akan membangunkan nostalgia masa kecil penulis. 5 kali setahun, mi panjang umur menjadi simbol dari hari bahagia yang dirayakan bersama dengan seluruh anggota keluarga penulis. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun