Dimulai pada tahun 1963, ia kemudian terpilih lagi menjadi Perdana Menteri pada pemilu yang diselenggarakan pada tahun 1969. Namun kepopulerannya menurun dengan semakin meningkatnya kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia dengan dalil mengurangi komunisme dan budaya Korupsi dan Nepotisme.
Demonstrasi 14 Oktober 1973
Masyarakat Thailand yang diwakilkan oleh mahasiswa pun mulai melakukan demonstrasi, dipicu dengan meningkatnya aktivisme mahasiswa yang terinspirasi oleh ideologi sosialisme demokratis, ketidaksetujuan akan kebijakan pemerintah yang pro-Amerika Serikat yang kapitalis dan banyaknya aktivis yang ditangkap oleh pemerintah Thanom.Â
Puncak dari demonstrasi tersebut berujung dengan Demonstrasi 14 Oktober 1973 yang memakan sebanyak 77 nyawa dan 857 luka-luka. Sebagian besar dari korban tersebut adalah mahasiswa dari Universitas Thammasat.Â
Demonstrasi yang meninggalkan banyak korban ini membuat Raja Thailand Bhumibol mengutuk keras kegagalan pemerintah Thanom dalam mengendalikan massa. Akhirnya Thanom meninggalkan jabatannya yang kemudian diberikan kepada Sannya Dharmasakti yang saat itu adalah Dekan Fakultas Hukum di Universitas Thammasat.Â
Kepergian Thanom yang mengungsi ke Amerika Serikat dan Singapura setelah kehilangan kekuasannya menjadi tanda dari awal demokrasi dan bebasnya Thailand dari pemerintah militer yang otoriter. Demonstrasi ini juga menjadi awal dari meningkatnya kekuatan aktivisme mahasiswa di Thailand.Â
14 Oktober kemudian dikenang dengan "Hari Kesedihan Besar", melahirkan sebuah peristiwa sejarah penting dan menjadi titik balik dari politik Thailand. Pemberontakan ini berhasil mengubah sistem politik menjadi demokrasi dengan berakhirnya pemerintahan junta Militer yang saat itu dipimpin oleh Thanom Kittikachorn.Â
Dua latar belakang dibalik Pembantaian 6 Oktober 1976
Sayangnya, demokrasi tidak bertahan lama. Keadaan dalam negeri semakin memburuk karena inflasi dan kekurangan beras. Kekuatan komunisme pun semakin kuat di negara-negara tetangga. Terdapat dua latar belakang dari Pembantaian 6 Oktober, yaitu:
1. Kepulangan Thanom dari Singapura karena militer dan monarki yang panik akan meningkatnya kekuatan komunisme.Â
Thanom pun kembali kemudian ditahbiskan sebagai seorang biksu. Tidak setuju, mahasiswa pun marah besar dengan berunjuk rasa di depan Universitas Thammasat.