Mohon tunggu...
Jeniffer Gracellia
Jeniffer Gracellia Mohon Tunggu... Lainnya - A lifelong learner

Menulis dari Kota Khatulistiwa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

White Day: Asal-usul dari Tradisi "Hari Jawaban" Para Pria di 14 Maret

14 Maret 2021   07:00 Diperbarui: 14 Maret 2021   09:23 1288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pemberian hadiah | Foto diambil dari Jpassport.Asia

Terdapat sebuah hal unik mengenai Hari Valentine ketika dirayakan di Jepang. Hal ini jarang diketahui bahkan tidak dilakukan di Indonesia ataupun negara lainnya, dimana Hari Valentine seharusnya dirayakan dengan perempuan memberikan hadiah kepada pria. Sedangkan White Day yang jatuh pada hari ini, 14 Maret, adalah hari dimana pria membalas pemberian perempuan tersebut.

Jika kita bandingkan dengan negara-negara yang merayakan Hari Valentine seperti Indonesia, biasanya pria dan wanita saling memberi di Hari Valentine yang jatuh pada tanggal 14 Februari. Hal ini berbeda dengan tradisi Jepang dimana para pria justru diberi waktu 1 bulan untuk memberikan jawaban di "hari jawaban". 

Sebuah ide penjualan yang brillian

Berbeda dengan Hari Valentine yang memiliki sejarah yang cukup panjang hingga Kekaisaran Romawi, White Day pertama kali dirayakan di Jepang pada tahun 1978. Sayangnya, asal usul White Day sendiri pun tidak ada unsur romantisnya sama sekali.

Ini dimulai dengan sebuah toko cemilan manis bernama Ishimura Manseido yang terletak di Fukuoka, Jepang. Seorang pegawai bernama Zengo Ishimura saat itu sedang membaca majalah untuk mencari ide penjualan, kemudian ia menemukan sebuah kalimat menarik yaitu:

"Ini tidak adil karena pria selalu mendapatkan cokelat di Hari Valentine, tetapi mereka tidak membalas budi. Mengapa mereka tidak memberi perempuan sesuatu? Seperti sapu tangan, permen atau setidaknya marshmallow."

Mendapatkan ide penjualan yang brillian, perusahaan tersebut mulai memasarkan marshmallow kepada para pria sebulan setelah Hari Valentine yaitu 14 Maret yang disebut sebagai Marshmallow Day. Maksud dari pemasaran ini adalah pria harus membalas budi perempuan yang sudah memberikan cokelat kepadanya dengan marshmallow.

Tahun berikutnya, National Confectioners Industry Association yang merupakan organisasi perdagangan yang fokus pada cemilan manis mulai mempromosikan 14 Maret sebagai "hari jawaban" dari Hari Valentine.

Ishimura Manseido, toko cemilan manis yang menjadi awal dari White Day | Foto oleh pacyopi 
Ishimura Manseido, toko cemilan manis yang menjadi awal dari White Day | Foto oleh pacyopi 

Para pria pun diharuskan membayar kembali perempuan yang sudah memberi mereka cokelat dengan cemilan manis lainnya, dimana salah satunya adalah marshmallow.

Dengan marshmallow yang lembut dan berwarna putih, "hari jawaban" tersebut pun mulai disebut dengan White Day atau Hari Putih. Warna putih juga diasosiasikan sebagai simbol kesucian, yang berhubunagn erat dengan jenis cinta remaja yang polos atau mungkin kita kenal dengan "cinta monyet".

Bukan hanya marshmallow, para pria biasanya memberikan hadiah serba putih, seperti cokelat putih hingga perhiasan emas putih.

Berbeda dengan Hari Valentine yang dirayakan di hampir seluruh penjuru dunia, White Day yang berasal dari Jepang lebih sering dirayakan di Asia Timur seperti China, Korea Selatan, Taiwan dan Vietnam.

Berkurang popularitasnya karena rasa stres dan angka lajang yang meningkat

Menurut penelitian Forbes, sayangnya White Day mulai tidak populer di Jepang karena dianggap membosankan dan setiap tahunnya semakin sedikit perempuan yang memberikan cokelat di Hari Valentine. White Day sangat bergantung kepada Hari Valentine, jika perempuan hanya sedikit memberikan cokelat kepada pria maka tentu semakin sedikit pula balasan dari pria.

Ini juga berhubungan dengan angka lajang di Jepang yang terus meningkat seiringan dengan penurunan minat masyarakat dalam berkencan dan hubungan seksual.

Para pria mulai meninggalkan White Day karena dianggap menyebabkan stres karena tujuan memberi yang salah. Bukannya dilakukan karena rasa ketertarikan atau cinta, mereka justru merasa "hari jawaban" tersebut sebagai paksaan.

Marshmallow dengan isian coklat | Foto diambil dari Fukuoka-now.com
Marshmallow dengan isian coklat | Foto diambil dari Fukuoka-now.com

Menurut penulis, tentu tidak ada salahnya jika Anda ataupun para pria lainnya ingin membalas perempuan yang sudah memberikan hadiah kepada Anda walaupun di Indonesia tradisi ini tidak dijalankan. Sama dengan Hari Valentine, White Day pun sekarang tidak selalu dihubungan dengan pasangan perempuan Anda. Bisa saja Anda ingin memberikan balasan kepada adik perempuan ataupun ibu yang sudah memberikan cokelat di Hari Valentine. 

Walaupun begitu, alangkah baiknya jika Anda membalas kasih sayang dari pacar, istri, kakak perempuan, adik perempuan ataupun ibu Anda setiap hari, bukan hanya pada White. Sebagaimana kalimat "setiap hari adalah hari kasih sayang". 

Sumber: 1, 2, 3

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun