Mohon tunggu...
Jeniffer Gracellia
Jeniffer Gracellia Mohon Tunggu... Lainnya - A lifelong learner

Menulis dari Kota Khatulistiwa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Banchan, Makanan Pendamping yang Dulu Jadi Simbol Kekayaan di Korea Selatan

6 Maret 2021   14:35 Diperbarui: 26 April 2022   05:00 1689
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sundubu-jjigae yang terdiri dari tahu lembut dengan berbagai macam hasil laut dan kuah yang gurih sekaligus pedas | Foto diambil dari DetikFood

Semakin banyak banchan yang disediakan, maka menjadi simbol semakin kaya seseorang. Mungkin tradisi ini masih dijalankan oleh restoran makanan Korea Selatan dengan maksud menjamu pengunjungnya bagaikan seorang raja. Sekarang, semakin formal sebuah acara maka semakin banyak banchan yang disajikan.

Banchan sebagai simbol kekayaan pun dapat kita lihat dalam tradisi Masakan Istansi Dinasti Joseon atau dalam bahasa Korea Selatan disebut Joseon Wangjo Gunjung Yori. Hidangan istana yang masih dapat dinikmati hingga sekarang adalah sebuah kuliner tradisional yang dikonsumsi oleh keluarga Dinasti Joseon (Tahun 1392 -- 1910).

Hidangan istana yang mewah ini bukan hanya menyajikan makanan utama yang dimasak dari bahan terbaik, tetapi juga banchan dalam jumlah yang fantastis. 

Jika Anda pernah menonton drama Korea Selatan yang menceritakan kehidupan kerajaan (biasa disebut Saguek), mungkin Anda pernah melihat bagaimana anggota kerajaan dijamu dengan banyak makanan.

Dalam hidangan istana ini, minimal makanan pendamping atau banchan yang harus disediakan adalah 12 macam. Ketika terdapat acara khusus seperti Tahun Baru Imlek, jenis makanan dapat mencapai 34 bahkan lebih dari itu.

Sundubu-jjigae yang terdiri dari tahu lembut dengan berbagai macam hasil laut dan kuah yang gurih sekaligus pedas | Foto diambil dari DetikFood
Sundubu-jjigae yang terdiri dari tahu lembut dengan berbagai macam hasil laut dan kuah yang gurih sekaligus pedas | Foto diambil dari DetikFood

Bukan hanya di restoran ataupun di istana 

Untuk masyarakat biasa selain anggota kerajaan, biasanya banchan yang disediakan lebih sedikit. Jadi, bukan hanya di restoran atau di istana saja tetapi juga masyarakat biasa juga menikmati makanannya dengan berbagai macam banchan.

Pengaturan meja makan Korea Selatan disebut dengan bansang, yang terdiri dari bap (nasi), gup atau tang (sup), gochujang, jjigae, dan kimchi. Nama dari pengaturan meja pun disesuaikan dengan seberapa banyak banchan, misalnya 3 cheop, 5 cheop, 7 cheop, 9 cheop atau 12 cheop (yang merupakan jumlah minimal di meja makan anggota kerajaan).

Dalam budaya Korea Selatan, banchan harus disediakan dalam jumlah ganjil. Ini dikarenakan jumlah genap dianggap sebagai sebuah kesialan, walaupun begitu untuk anggota kerajaan justru harus disediakan dalam jumlah genap.

*

Dimulai dari tradisi yang lahir dari 57 SM, banchan hingga sekarang pun masih disediakan. Tidak perlu jauh-jauh ke Korea Selatan, di Indonesia pun khususnya di kota-kota besar Anda dapat merasakan dijamu bagai raja dengan berbagai macam banchan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun