Dalam beberapa kasus dilaporkan bahwa pelaku mengulangi sebutan yang dibuat oleh Presiden Trump.  Selain Chinese Virus, Trump juga kerap menyebut virus Covid-19 ini dengan nama buatannya seperti Wuhan Virus, Wuflu hingga Kung Flu (dari seni bela dari Kung Fu yang berasal dari China). Â
Sebuah solusi?
6 hari setelah Presiden Amerika Serikat Joe Biden menjabat, ia menandatangani sebuah memorandum yang isinya mengutuk seluruh tindakan rasisme, xenophobia dan intoleransi terhadap AAPI.Â
Walaupun secara tersirat, Biden juga mengecam tindakan Trump selaku pemimpin politik yang selama ini mereferensikan Covid-19 berdasarkan lokasi geografis asalnya yang kemudian memicu ketakutan tidak berdasar dan mengembangkan sebuah stigma yang rasis.
Kasus rasisme dan kekerasan anti-asian pun mulai mendapatkan perhatian masyarakat Amerika Serikat hingga masyarakat internasional. Artis dari Amerika Serikat pun mulai menyebarkan sekaligus meningkatkan kesadaran betapa merusaknya tindakan rasisme ini, seperti Olivia Munn, Henry Golding, Daniel Dae Kim, Daniel Wu, Gemma Chan, Simu Liu, hingga Chloe Bennet.
Menutup artikel ini, menurut penulis rasisme anti-Asian ini jika dibiarkan akan menjadi sebuah babak baru setelah rasisme kepada Afrika-Amerika di Amerika Serikat.Â
Walaupun berbeda latar belakang, rasisme kepada Afrika-Amerika yang memiliki kulit hitam hingga sekarang pun masih kerap terjadi. Sebagai wakil rakyat, kebijakan yang tepat sasaran sangat diperlukan dalam menyelesaikan atau setidaknya mengurangi kasus rasisme Anti-Asian.
Sumber: 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 dan 8
Baca juga: Soul Food: Saksi Bisu Perbudakan Etnis Afrika-Amerika di Amerika Serikat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H