Sekarang Yue Fei dianggap sebagai seorang pahlawan nasional di China dan kematiannya dijadikan sebagai sebuah teladan kesetiaan dalam budaya milik China. Sedangkan Qin Hui dan istrinya dianggap sebagai pengkhianat dan dibenci oleh masyarakat saat itu.
Walaupun Qin Hui dan istrinya tidak dihukum oleh Kaisar, mereka dihukum selamanya oleh masyarakat saat itu (dan mungkin dihukum oleh kita juga) secara simbolis dengan menggorengnya dengan minyak panas dan memakannya. Minyak panas disini juga menjadi simbol akan minyak panas neraka, sebagaimana kerap dituliskan dalam budaya Tionghoa dimana seseorang yang berdosa kelak akan digoreng di minyak panas neraka.
Walaupun masih diceritakan turun temurun sebagai sebuah peristiwa penting di China, di Indonesia sendiri sejarah ini sangat jarang diketahui oleh masyarakat. Tidak heran karena cakwe sendiri sebenarnya sudah berusia cukup lama dan bermigrasi dari China melewati negara-negara lain di Asia Tenggara, barulah sampai di Indonesia.Â
Dari tulisan ini, penulis berharap ketika Anda menikmati cakwe, mungkin Anda bisa teringat bagaimana kesetiaan Jenderal Utama Yue Fei dan pengkhianatan Qin Hui diabadikan lewat cemilan ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H