Mohon tunggu...
Kang Jenggot
Kang Jenggot Mohon Tunggu... lainnya -

warga negara indonesia biasa

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Merapi Tak Pernah Ingkar Janji

22 Februari 2012   11:26 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:19 749
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

itulah sebabnya meskipun komposisi SiO2 pada saat letusan utama ada pada kisara 57-58% tetapi letusan yang terjadi cukup besar untuk ukuran merapi. meskipun juga pasti ada pendapat teknis lain dari skenario letusan merapi 2010 lalu ini, tetapi saia kira sebagian besar penggiat kegunungapian sepakat bahwa telah terjadi perubahan komposisi gas & viskositas magma merapi saat itu. hitungan kasar saia untuk sebaran material letusan lalu itu adalah sekitar 0,9 - 1,4 km kubik & itu cukup banyak untuk ukuran merapi ini. itulah sebabnya indeks letusan merapi dikategorikan sebagai VEI: 4.

dalam pandangan pribadi saia, minimal ada tiga skenario pada letusan merapi dalam siklus pendeknya (lima tahunan). skenario pertama adalah tumbuhnya kubah lava baru di dasar kaldera dalam satu atau dua tahun kedepan. dengan kecepatan deformasi merapi yang cukup cepat maka tinggi kubah lava tersebut kemungkinan bisa mencapai 30 - 60 meter dalam tiga tahun kedepan. lalu terjadi sumbat lava di kepundannya dan meletus secara lokal di dalam kaldera. skenario pertama ini adalah yang paling moderat dari letusan siklus pendek merapi.

skenario kedua yang mungkin terjadi adalah longsornya kubah lava sisi selatan merapi sebagai kompensasi gravitasi setelah deformasi terjadi (ini jenis letusan tradisional merapi). masalahnya adalah apakah gradualitas deformasi ini terjadi secara konstan atau ekstrem saia tidak bisa meramalkannya. mungkin deformasi ekstrem seperti letusan 2010 yang mencapai 50-70cm per hari tidak akan terjadi mengingat morfologi puncak merapi saat ini tidak lagi mendukung deformasi tubuh gunungapi secara penuh. artinya deformasi yang akan terjadi pun kemungkinan hanya bersifat parsial pada rekahan2 di kubah2 lava yang paling labil. jika skenario kedua ini yang terjadi, maka tentunya akan menjadi bencana bagi ekosistem dan manusia di lereng selatan & barat daya merapi karena dua sisi ini adalah jalur utama runtuhan material pirokalstik pada letusan 2010 lalu. tingkat kerusakannya bisa cukup masif jika ini terjadi, tetapi itu sangat tergantung dari bagaimana pola letusannya nanti.

releasing energi dalam proses letusan akan sangat mempengaruhi tingkat kerusakan (fatality) ekosistem dan penduduk di lereng merapi. letusan yang terjadi secara gradual tentunya akan mengurangi tingkat kerusakan dan bahkan bisa menjadi daya tarik wisatawan yang senang akan pemandangan fenomena2 letusan gunungapi. tetapi jika letusan yang terjadi adalah jenis letusan tunggal (eksplosif) maka kemungkinannya adalah longsornya kubah lava sisi selatan/barat daya dalam satu event yang tentunya akan menjadikan tingkat kerusakan menjadi tinggi dan wilayah yang rusak pastilah lebih luas. namun demikian, bagi sebagian orang justru letusan2 seperti ini malah menjadi manfaat karena pasca letusan biasanya material piroklastik (pasir & batuan vulkanik) hasil letusan yang terkenal memiliki nilai ekonomi yang tinggi akan melimpah & tentunya meningkatkan pula ekonomi masyarakat di lereng2 merapi yang berdekatan dengan sungai2 yang menjadi jalur letusan.

fakta ini (dua sisi akibat bencana sebuah letusan gunungapi) saia kira bukti bahwa Tuhan Maha Adil bagi mahluknya. bagi saia Tuhan selalu menciptakan sebuah bencana sudah lengkap dengan manfaat yang akan diterima setelahnya. dan hal ini tentunya menambah keyakinan bagi saia bahwa dengan mempelajari gunungapi maka otomatis akan menambah keimanan, dan eksistensi Tuhan Yang Masa Esa tidak terbantahkan.

lalu bagaimana untuk skenario terakhir?

untuk skenario ketiga ini saia kira merapi tidak jadi meletus dan melewatkan siklus pendek lima tahunannya. bagaimana bisa? jika kita refer beberapa kejadian siklus2 letusan gunungapi yang tertunda seperti kelud, papandayan dan ijen, maka hal itu bisa pula terjadi di merapi. mekanismenya adalah sumbat lava yang mengeras di kepundan gunungnya dan batuan ekstrusif yang sudah terkompaksi dengan baik. seperti dua sisi mata uang, siklus letusan yang tertunda tentunya memliki kelebihan dan kekurangan pada masa waktu tertentu. dalam jangka pendek, siklus letusan yang tertunda tentunya akan menguntungkan sisi pertanian penduduk, pemanfaatan mata air dan pembangunan jangka pendek di lereng2 gunungapi. tetapi dalam jangka panjang tentunya akan menjadi sebuah ancaman yang lebih berbahaya.

memang siklus pendek merapi baru akan tiba beberapa tahun lagi, tetapi tanda2 ke arah itu sudah bisa kita ikuti dari sekarang & akan terus dipantau sebagai bagian dari mitigasi gunungapi. untunglah pada masa sekarang hampir semua letusan2 gunungapi sudah bisa dideteksi dengan cukup akurat dengan perkembangan teknologi. dan dengan dibantu kesadaran masyarakat yang tinggi, maka saia kira kedepan korban2 yang timbul akibat dari letusan primer gunungapi bisa diminimalisir lagi. karena kita hidup berdampingan bersama gunungapi maka sudah sepantasnya kita belajar, memahami dan ikut mengedukasi masyarakat. karena bagaimanapun merapi terlihat diam tapi tidak pernah sekalipun dia ingkar janji. dan janji merapi selalu ditepati.

salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun