Mohon tunggu...
Kang Jenggot
Kang Jenggot Mohon Tunggu... lainnya -

warga negara indonesia biasa

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Merapi Tak Pernah Ingkar Janji

22 Februari 2012   11:26 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:19 749
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

oleh: jenggot

untuk: umum & netters

yah anggap saja ini sebagai sekuel dari tulisan sebelumnya (Kaldera Merapi 2011 - relationship between volcano-type and explosivity). sengaja saia beri judul yang terkesan metafora semata-mata hanya ingin sedikit lebih "soft" saja. di waktu luang minggu ini sengaja saia sempatkan untuk menulis kegunungapian lagi (mungkin lagi kangen naik gunung juga).

kalau tidak salah awal desember 2011 (tiga bulan lalu) saia sudah memberikan informasi (via status fb) untuk temen2 pendaki yang masih penasaran dengan morfologi puncak merapi (kaldera baru pasca letusan 2010) agar segera untuk melakukan pendakian. hal tersebut didasari bahwa deep chamber magma merapi sudah terisi penuh (per desember 2011) dan tentunya tidak butuh waktu lama bagi magma merapi yang terkenal sangat hiperaktif ini untuk naik mencapai magma tube (chamber2 dangkalnya) dan tentunya jika hal itu terjadi maka pendakian menuju puncak merapi sudah tidak aman lagi.

saat itu saia yakin bahwa morfologi puncak merapi akan segera berubah dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi. pertengahan desember 2011, BPPTK yogya merilis hasil pengukuran pada semua instrumen seismiknya dalam sebuah laporan rutin bulanan dan terlihat kuantitas kegempaan merapi (Va) sudah mulai bergerak naik. meski saat itu masih hitungan jari saja per hari, tetapi fakta bahwa deep chamber merapi (sekitar 15km) sudah terisi penuh tidak terbantahkan.

awal tahun 2012, asap solfatara di puncak merapi sudah mulai terlihat pekat. meskipun hal ini bisa jadi multitafsir antara aktivitas sub surface atau freatic explotion pada endapan material piroklastiknya, bagi saia indikasi ini sudah masuk dalam perhitungan perkembangan vulkanik merapi menuju siklus pendeknya. dalam database saia asap solfatara merapi tertinggi mencapai 130 meter secara vertikal teramati dari sisi selatan. kejadian ini sebagai hubungan sebab akibat naiknya kegempaan merapi beberapa hari sebelumnya. kabar baiknya hasil pengukuran digital untuk deformasi masih negatif dan keempat reflektor tidak mengalami koreksi jarak dari titik pengamat (PPGA).

sejak seminggu yang lalu aktivitas merapi mulai bergerak cukup tinggi. asap solfatara terukur hingga ketinggian 500-600 meter dari sisi selatan. instrumen seismik pun mengkonfirmasi data visual ini dengan catatan gempa vulkanik dangkal sebanyak 19 kali. meskipun nilai kenaikan kegempaan ini masih dalam range yang aman, tetapi perkembangan merapi semakin hari semakin dekat ke zona siklus pendeknya. tapi untunglah instrumen digital pengukur deformasi juga masih negatif dan tidak terjadi penggembungan tubuh merapi saat ini.

bagaimana merapi kedepan?

pertanyaan ini adalah pertanyaan umum yang paling sering ditanyakan. sebenarnya mudah saja menjawabnya. "Wallahualam bi shawab" maka selesai sudah masalahnya. tapi tentunya akan ada yang merasa tidak puas dengan jawaban2 seperti itu meskipun sebenarnya itulah jawaban paling aman. menyikapi pertanyaan seperti diatas dan bagaimana jawabannya dari sisi kegunungapian, maka tentulah akan ada beberapa sudut pandang. meramal bagaimana sebuah gunungapi tumbuh berkembang tidaklah mudah, tetapi saat ini hal itu sudah bisa dilakukan dengan pendekatan histori dan instrumen2 pengukur kegempaan baik konvensional maupun digital.

pada pengamatan langsung (pendakian) yang saia lakukan september 2011 lalu di puncak merapi (sisi kaldera timur laut) saia yakin sekali bahwa bukaan kubah lava sisi selatan sudah tidak stabil. asumsi saia adalah kubah lava bentukan 84/85 adalah benteng terakhir pondasi penyusun bentukan kaldera merapi saat ini. sayang waktu itu saia tiba di puncak merapi setelah jam enam pagi, padahal jika saia bisa mencapainya satu jam sebelumnya mungkin saia bisa mengkonfirmasi ada tidaknya titik api diam di dasar kaldera merapi sebagai salah satu mitigasi paling penting untuk mengetahui di titik mana nantinya akan muncul kubah lava baru. tapi dari informasi terakhir data visual salah satu PPGA merapi saat ini sudah terlihat adanya titik api diam di atas sana.

meski demikian, bagi saia pola letusan merapi kedepan sebenarnya masih misteri karena pemodelan tumbuh berkembangnya kubah lava dan hancur dalam erupsi siklus lima tahunan belum tentu akan terjadi dalam siklus pendek lima tahunannya (2014-2015 nanti). dalam catatan saia, komposisi gas pada letusan 2010 lalu merupakan anomali merapi sehingga tidak saja berhasil menaikkan magma ke permukaan, tetapi berhasil pula melontarkannya hampir semua material & kubah2 lava terdahulu sampai ke ketinggian 5000-7000 meter (pada letusan utama tengah malam 4 november 2010). fakta ini jelas membuktikan bahwa viskositas magma merapi sudah jauh lebih kental dari sebelumnya (saia kira yang paling kental dalam 500 tahun terakhir).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun