Mohon tunggu...
Jendra Davira Ari Purba
Jendra Davira Ari Purba Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Untag Surabaya

Saya mahasiswa untag surabaya yang mengambil teknik industri, dikarenakan cita-cita saya ingin membuat suatu industri yang sehat dan efesien.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa Untag Teknik Industri Membantu Perusahaan Dalam Mengurangi Produk Reject agar Lebih Profit

25 Juni 2023   15:20 Diperbarui: 25 Juni 2023   15:46 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam dunia industri, tidak jarang kita menemui produk-produk yang mengalami kecacatan atau masalah. Meskipun produsen berusaha semaksimal mungkin untuk menghasilkan produk berkualitas, namun terkadang kegagalan tetap terjadi. Artikel ini akan membahas tentang kecacatan produk, tantangan yang dihadapi oleh produsen, dan langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengatasi masalah tersebut.

Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya (UNTAG) memiliki total 6 Fakultas untuk tingkat strata - 1. Salah satunya yaitu program studi teknik industri, Teknik Industri Untag telah berdiri sejak kurang lebih 1982 yang telah melahirkan lulusan yang berwawasan dan kompeten. Dengan adanya program Kerja Praktek disinyalir memberikan dampak yang signifikan pada proses pembelajaran mahasiswa. 

Disini mahasiswa akan belajar langsung ke lapangan untuk pembelajaran langsung (praktek), mahasiswa dapat menjadikan parameter dirinya untuk berkembang, hal ini turut diamini oleh ketua program studi teknik industri untag surabaya Hery Murnawan, S.T., M.T. Program ini bersifat wajib, dan dapat dilaksanakan saat mahasiswa sudah menginjak semester 6. Salah satunya yaitu pada kelompok kerja praktek kami yang akan membahas tentang Menganalisis Penyebab Kecacatan Produk Pada Indsutri Lilin.

Pengenalan Tentang Kecacatan Produk :

  • Apa itu Kecacatan Produk ?
    Kecacatan produk merujuk pada kondisi di mana sebuah produk tidak memenuhi standar kualitas yang diharapkan atau mengalami masalah yang memengaruhi fungsionalitas, keamanan, atau keandalan produk tersebut. Kekacatan dapat muncul dalam berbagai bentuk, mulai dari cacat produksi, cacat desain, hingga masalah yang muncul setelah produk digunakan.

  • Tantangan dalam Menghadapi Kecacatan Produk :
    a. Kompleksitas Produksi : Produk modern seringkali melibatkan berbagai komponen dan teknologi yang kompleks. Semakin rumit produksi, semakin tinggi pula risiko terjadinya kecacatan.

    b. Kepatuhan Standar Kualitas : Memastikan produk memenuhi standar kualitas yang ditetapkan merupakan tantangan tersendiri bagi produsen. Ketidakpatuhan terhadap standar kualitas dapat mengakibatkan kecacatan produk.

    c. Umpan Balik Konsumen : Mendapatkan umpan balik dari konsumen terkait kecacatan produk dapat menjadi tantangan, terutama ketika masalah tersebut teridentifikasi setelah produk sudah beredar di pasaran.

  • Strategi Mengatasi Kekacatan Produk :
    a. Pengujian Kualitas yang Ketat : Produsen harus melakukan pengujian yang komprehensif dan ketat sebelum meluncurkan produk ke pasar. Ini termasuk pengujian desain, kualitas bahan, dan performa produk secara menyeluruh.

    b. Peningkatan Desain dan Proses Produksi : Produsen harus mengidentifikasi kelemahan dalam desain dan proses produksi mereka. Dengan menganalisis dan memperbaiki kekurangan tersebut, mereka dapat mengurangi risiko kecacatan di masa depan.

    c. Responsif terhadap Masalah : Jika terjadi kecacatan produk, produsen harus siap untuk merespons dengan cepat dan bertanggung jawab. Mereka harus mengadopsi kebijakan pengembalian atau perbaikan yang efisien untuk memastikan kepuasan pelanggan.

    d. Pemantauan Pasca-Peluncuran : Setelah produk diluncurkan, produsen harus terus memantau kinerja produk dan menerima umpan balik dari pelanggan. Ini membantu mereka mengidentifikasi kecacatan potensial dan memperbaikinya segera.

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    5. 5
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
    Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun