Mohon tunggu...
Bude Binda
Bude Binda Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Langkah kecil kita mengubah dunia. Berpuisi di Http://jendelakatatiti.wordpress.com.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Yuk Mengurangi Konsumsi Nasi Putih!

16 Juni 2012   14:36 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:54 1117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Nah ada kemauan ada jalan kan? Demikian  juga gerakan sehari tanpa nasi di Kota Bekasi, walau baru berjalan untuk kantor pemerintah dan anak sekolah setidaknya wali kota sudah punya inisiatif dan memulai sebuah langkah yang berarti bagi kebiasaan makan nasi. Sehari tanpa nasi ini akan berhasil jika yang dikonsumsi pangan berbahan baku lokal bukan malah diganti mi dan roti. Mi dan roti gandumnya diimpor nanti tak beda dong dengan nasi yang berasnya impor!

Alasan lain untuk mengkonversi nasi putih adalah kesehatan. Ini kutipan artikel di Kompas di halaman Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.

Hasil penelitiaan terbaru menunjukkan, orang-orang yang makan 3-4 piring nasi putih sehari berpeluang mengidap diabetes tipe 2 dibandingkan dengan orang-orang yang makan 1-2 piring seminggu. Semakin banyak nasi putih dimakan, semakin   tinggi resiko diabetes tipe 2. Peneliti memperkirakan risiko diabetes meningkat hingga 11 persen jika masing-masing meningkatkan  konsumsi nasi putih setiap hari. Peneliti dari Harvard School of Public Health di Boston. (Kompas)

Nah kalau sudah tahu  ada keterkaitan kesehatan dengan konsumsi nasi putih kita yang berlebihan (sehari 3 piring itu termasuk berlebihan) apakah kita masih akan terus mempertahankan pola makan yang tak sehat ini?

Saya sudah menerapkan program  mengurangi konsumsi nasi putih ini pada pola makan saya. Jika biasanya sehari 2-3 piring, sekarang sekali makan hanya 2-3 sendok makan saja. Kalau hanya ada nasi putih. Di hari lain saya sempatkan ke pasar untuk membeli nasi jagung. Nasi jagung seharga dua ribu rupiah cukup untuk makan sehari ( 3 kali makan).

Kali lain saya akan masak nasi beras merah yang lebih tinggi serat dan indek glikemiknya rendah dibanding nasi putih atau saya masak thiwul/leye. Beras merah dan thiwul ini dapat saya beli di pasar di penjual beras. Menurut si pedagang banyak orang yang membeli beras merah dan thiwul. Alasan mereka demi kesehatan. Trend yang baik untuk tubuh yang lebih sehat mau pun untuk penghematan devisa negara sehingga keuangan negara lebih sehat.

Wah ternyata apa yang kita makan di meja makan keluarga dapat berdampak tak hanya untuk kesehatan kita namun juga menyangkut devisa negara.

Yuk mari kita mulai mengurangi konsumsi nasi putih divariasikan dengan  pangan lokal yang lebih sehat dan ekonomis!

Salam.

Sumber : Suara Merdeka

Kompas

BUDE BINDA

Banjarnegara, Sabtu 16 Juni 2012

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun