Mohon tunggu...
Kris Budiharjo
Kris Budiharjo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Jemparingan Mataraman gaya Keraton dan gaya Pakualaman Jogja

Pegiat Jemparingan Mataraman gaya Kraton Yogyakarta & gaya Pakualaman, website: KrisAmbar.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bagaimana Sejarah Jemparingan Mataraman Modern?

25 Maret 2023   15:50 Diperbarui: 26 Januari 2024   23:54 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan layar akun media sosial Ales Joss

Sejarah Jemparingan Mataraman / jemparingan gaya Modern - Kamis Paing, 9 Ruwah, Ehe AJ 1956 / 2 Maret 2023.

Hari sudah beranjak petang namun cuaca masih sangat cerah. Sore ini kanca-kanca klub jemparingan "PASTI ISTIMEWA", kampung Dukuh, Mantrijeron, DI. Yogyakarta sedang berlatih jemparingan Mataraman.

Memanah sambil duduk bersila, dengan busur tradisional yang terbuat dari kayu dan bambu seperti tampak pada foto di atas dikenal dengan istilah : JEMPARINGAN, atau lengkapnya : Jemparingan Mataraman gaya modern.

Ada banyak 'PENAMAAN' yang dibuat oleh masyarakat Umum (bukan dari kraton) untuk jenis permainan panahan-tradisional ini :

  • jemparingan / panahan tradisional
  • jemparingan Mataraman
  • jemparingan miring (karena busur dipegang secara miring)
  • dll

# kronologi Sejarah Jemparingan Mataraman

Model permainan ini SEBENARNYA baru mulai berkembang di Pulau Jawa sekitar tahun 70an akhir, dan awal-awal tahun 80an. Berawal dari Jagalan - Solo, lalu tahun 1983 mulai menyebar ke Klaten (tempat latihannya sekarang menjadi kompleks Masjid Raya Klaten).
Sumber: Bambang Yuwono "MERPATI" dan MULYANA panah.

Jemparingan Modern menggabungkan busur & 'peraturan pertandingan' antara jemparingan Mataram gaya Kraton (busur horisontal) & jemparingan gaya PERPANI / Standarbow (busur berdiri / vertikal).

Jemparingan busur miring ini sempat 'masuk kraton' & dilombakan secara rutin untuk memperingati wiyosan Dalem (hari kelahiran) Sri Sultan HB.IX (Setu Pahingan) di KDB.Kemandhungan. Penanggung-jawabnya adalah Kangjeng Maryasa. 

Setelah Sultan ke-IX wafat tahun 1988, jadual lomba berubah menjadi tiap Selasa Wage (wiyosan dalem Sultan HB ke-X)

Tentang penulis :
Saya sendiri awalnya belajar jemparingan Mataraman modern ini (salah-satunya) di Bonrojo, Sriwedari Sala, 26 Okt 2016.

Tangkapan layar akun media sosial Ales Joss
Tangkapan layar akun media sosial Ales Joss

Kembali ke AWAL ...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun