Sejarah Jemparingan Mataraman / jemparingan gaya Modern - Kamis Paing, 9 Ruwah, Ehe AJ 1956 / 2 Maret 2023.
Hari sudah beranjak petang namun cuaca masih sangat cerah. Sore ini kanca-kanca klub jemparingan "PASTI ISTIMEWA", kampung Dukuh, Mantrijeron, DI. Yogyakarta sedang berlatih jemparingan Mataraman.
Memanah sambil duduk bersila, dengan busur tradisional yang terbuat dari kayu dan bambu seperti tampak pada foto di atas dikenal dengan istilah : JEMPARINGAN, atau lengkapnya : Jemparingan Mataraman gaya modern.
Ada banyak 'PENAMAAN' yang dibuat oleh masyarakat Umum (bukan dari kraton) untuk jenis permainan panahan-tradisional ini :
- jemparingan / panahan tradisional
- jemparingan Mataraman
- jemparingan miring (karena busur dipegang secara miring)
- dll
# kronologi Sejarah Jemparingan Mataraman
Model permainan ini SEBENARNYA baru mulai berkembang di Pulau Jawa sekitar tahun 70an akhir, dan awal-awal tahun 80an. Berawal dari Jagalan - Solo, lalu tahun 1983 mulai menyebar ke Klaten (tempat latihannya sekarang menjadi kompleks Masjid Raya Klaten).
Sumber: Bambang Yuwono "MERPATI" dan MULYANA panah.
Jemparingan Modern menggabungkan busur & 'peraturan pertandingan' antara jemparingan Mataram gaya Kraton (busur horisontal) & jemparingan gaya PERPANI / Standarbow (busur berdiri / vertikal).
Jemparingan busur miring ini sempat 'masuk kraton' & dilombakan secara rutin untuk memperingati wiyosan Dalem (hari kelahiran) Sri Sultan HB.IX (Setu Pahingan) di KDB.Kemandhungan. Penanggung-jawabnya adalah Kangjeng Maryasa.Â
Setelah Sultan ke-IX wafat tahun 1988, jadual lomba berubah menjadi tiap Selasa Wage (wiyosan dalem Sultan HB ke-X)
Tentang penulis :
Saya sendiri awalnya belajar jemparingan Mataraman modern ini (salah-satunya) di Bonrojo, Sriwedari Sala, 26 Okt 2016.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H