Mohon tunggu...
Kris Budiharjo
Kris Budiharjo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Jemparingan Mataraman gaya Keraton dan gaya Pakualaman Jogja

Pegiat Jemparingan Mataraman gaya Kraton Yogyakarta & gaya Pakualaman, website: KrisAmbar.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jemparingan Gaya Mataram Kraton Jogja (1)

21 Maret 2023   23:39 Diperbarui: 27 Januari 2024   00:21 674
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Ensiklopedi Kraton Yogyakarta, H.287

Orang sudah mengenal panahan sejak jaman purba, tapi bagaimana ASAL-MULANYA jemparingan gaya Mataram Kraton Jogja?

Sejarah Jemparingan Mataram :

Jemparingan, adalah bahasa Jawa halus (kromo-inggil) untuk kata : 'panahan'. Ya ... jemparingan adalah panahan. 

Ada yang dilakukan : sambil berdiri, sambil mengendarai berkuda, ada yang menggunakan peralatan modern, ada yang menggunakan bahan alami (kayu dan bambu), dll.

Masyarakat Jawa mengenal atau menyebutnya dengan istilah : panahan atau jemparingan. 

Sumber: Ensiklopedi Kraton Yogyakarta, H.287
Sumber: Ensiklopedi Kraton Yogyakarta, H.287

Lalu, APA BEDANYA jemparingan dengan jemparingan Mataram ?

Jemparingan MATARAM, adalah DOLANAN atau permainan panahan tradisional yang berasal dari kerajaan Mataram pertengahan (Mataram Islam). Mulai dikenal di masa pemerintahan Sultan Agung, dan memiliki ciri yang KHAS : memanah dengan cara memegang busur gendewa secara horisontal.

Teknik memanah dengan cara memegang busur secara horisontal ini selain ditulis dalam sekar / tembang, juga ditampilkan dalam SEMUA tarian karaton yang menggunakan adegan peperangan dengan senjata busur panah. 

Selain dalam dokumentasi karya sastra tembang dan tarian karaton ... ada lagi bukti sejarah jemparingan Mataram yang masih tersimpan rapi di Gedong Prabayeksa, bangunan paling keramat di karaton Ngayogyakarta Hadiningrat, yaitu busur dan jemparing (anak-panah) Kangjeng Kyahi Ampilan.

Sebuah busur horn-bow (sayap busur terbuat dari tanduk) yang dilapisi emas, peninggalan Sultan Agung yang menjadi regalia milik pusaka kraton Jogja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun