Orang sudah mengenal panahan sejak jaman purba, tapi bagaimana ASAL-MULANYA jemparingan gaya Mataram Kraton Jogja?
Sejarah Jemparingan Mataram :
Jemparingan, adalah bahasa Jawa halus (kromo-inggil) untuk kata : 'panahan'. Ya ... jemparingan adalah panahan.Â
Ada yang dilakukan : sambil berdiri, sambil mengendarai berkuda, ada yang menggunakan peralatan modern, ada yang menggunakan bahan alami (kayu dan bambu), dll.
Masyarakat Jawa mengenal atau menyebutnya dengan istilah : panahan atau jemparingan.Â
Lalu, APA BEDANYA jemparingan dengan jemparingan Mataram ?
Jemparingan MATARAM, adalah DOLANANÂ atau permainan panahan tradisional yang berasal dari kerajaan Mataram pertengahan (Mataram Islam). Mulai dikenal di masa pemerintahan Sultan Agung, dan memiliki ciri yang KHASÂ : memanah dengan cara memegang busur gendewa secara horisontal.
Teknik memanah dengan cara memegang busur secara horisontal ini selain ditulis dalam sekar / tembang, juga ditampilkan dalam SEMUA tarian karaton yang menggunakan adegan peperangan dengan senjata busur panah.Â
Selain dalam dokumentasi karya sastra tembang dan tarian karaton ... ada lagi bukti sejarah jemparingan Mataram yang masih tersimpan rapi di Gedong Prabayeksa, bangunan paling keramat di karaton Ngayogyakarta Hadiningrat, yaitu busur dan jemparing (anak-panah) Kangjeng Kyahi Ampilan.
Sebuah busur horn-bow (sayap busur terbuat dari tanduk) yang dilapisi emas, peninggalan Sultan Agung yang menjadi regalia milik pusaka kraton Jogja.
Saat ini kondisi gendewanya kurang terawat, sayap sudah kaku mengeras ... bahkan kabarnya, salahsatu sayap endhong (tabung panah / quiver) sudah patah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H