Permainan tradisional Yogyakarta yang akan kita bahas kali ini adalah : jemparingan Mataraman modern, yang kembali digelar di Sasana Jurug, Argosari, Sedayu Bantul.
Acara yang dikemas dalam bentuk gladhen-alit (latihan bersama, biasanya melibatkan beberapa klub jemparingan atau teman-teman dekat) diselenggarakan oleh Paguyuban jemparingan Agung Sedayu pada hari : Ahad Pahing, 5 Â Februari 2023
Jemparingan adalah permainan panahan-tradisional, yang AWALnya berasal dari Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat.Â
Sejak dulu hingga sekarang, jemparingan di Kraton Yogyakarta dilakukan dengan cara memegang busur secara bobok / horisontal (lihat foto). Masyarakat UMUM mengenalnya dengan istilah : Jemparingan MATARAM / jemparingan gaya lama, atau jemparingan keraton.
Sejarah mencatat : pada tahun 1757 Masehi, Sri Sultan Hamengku Buwono ke-1 mendirikan sekolah KHUSUS untuk putra-putri Sultan dan keluarga pejabat tinggi istana, bernama Sekolah TAMANAN. Permainan jemparingan atau panahan menjadi salahsatu mata-pelajarannya.
# Jemparingan Mataram atau Jemparingan Mataraman ?
Jemparingan MATARAM atau jemparingan  Keraton memegang busur secara horisontal; Apa BEDAnya dengan Jemparingan Mataraman di Jurug?
KENAPA disebut Jemparingan Mataraman MODERN ?
Ada beberapa PERBEDAAN antara jemparingan MATARAMÂ yang ada di Kraton Yogyakarta dengan jemparingan MATARAMaN Modern, diantaranya :
# Jemparingan MATARAMaN :
- Jemparingan Mataraman (modern / yasan enggal) memanah dengan posisi busur DIPEGANG secara vertikal maupun diagonal;
jemparingan MATARAM (gaya lama) busur dipegang secara horisontal  - Jemparingan Mataraman memanah dengan diincar dengan dilihat mata;
jemparingan MATARAMÂ tidak boleh dilihat dengan diincara mata, melainkan dengan mengasah ketajaman hati / rasa. - Jemparingan Mataraman lebih 'merakyat' akrab diselingi canda-gurau, aturannya pun tidak seketat pada jemparingan MATARAM (gaya Kraton).
- dan masih banyak lagi
Penulis berharap baik jemparingan gaya Kraton Yogyakarta (gaya Lama) maupun jemparingan gaya Modern bisa berkembang bersama - bahkan saling mengisi 'kekurangan-kekurangan' masing-masing gaya, sehingga sebagai suatu permainan tradisional dari kota Budaya dan Pendidikan : Yogyakarta, jemparingan bukan hanya sebagai pelepas kejenuhan / permainan rekreasi, namun bisa juga sebagai sarana pembentukan karakter kesatria Mataram yang lebih baik.
 Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H