Mohon tunggu...
Kris Budiharjo
Kris Budiharjo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Jemparingan Mataraman gaya Keraton dan gaya Pakualaman Jogja

Pegiat Jemparingan Mataraman gaya Kraton Yogyakarta & gaya Pakualaman, website: KrisAmbar.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Gladhen Jemparingan Memperingati Kelahiran Sultan Kraton Jogja

11 November 2022   11:22 Diperbarui: 27 Januari 2023   00:26 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : Kris @JemparinganCom

Wiyosan Dalem (hari kelahiran) Sri Sultan HB.X, yaitu hari Selasa Wage, selalu diperingati para abdi-dalem Kraton Jogja dengan gladhi jemparingan Mataraman, bertempat di halaman Kagungan Dalem Bangsal Kemandhungan.

Jemparingan Mataram atau di dalam kraton lebih dikenal dengan Jemparingan Mataraman gagrag (gaya) karaton Ngayogyakarta Hadiningrat, adalah seni memanah tradisional khas kraton Jogja peninggalan Sri Sultan Hamengku Buwono ke-1

Panahan gaya Kraton Yogyakarta ini UNIK, karena dilakukan dalam posisi duduk bersila TANPA diijinkan mengincar sasaran dengan dilihat menggunakan mata. 

Yup ! Jemparingan Keraton adalah 'meditasi dengan laku memanah' untuk melatih kepekaan-hati (manah / olah roso).

Foto : Kris @JemparinganCom
Foto : Kris @JemparinganCom

Menurut catatan di Kraton Yogyakarta, jemparingan sudah menjadi salahsatu mata pelajaran wajib yang diajarkan di Sekolah TAMANAN, sekolah pertama yang didirikan Sri Sultan Hamengku Buwono ke-1 pada tahun 1757 M, untuk mendidik para sentana (bangsawan & keluarga sultan) dan keluarga para pejabat tinggi istana.

Foto : Kris @JemparinganCom
Foto : Kris @JemparinganCom

Foto di atas saya ambil tanggal 12 /07/2022 lalu. Tampak pria berkaos putih mengenakan peci hitam adalah KRT. H. Jatiningrat, SH cucu Alm. Sri Sultan HB.VIII. 

Di sampingnya yang berkaos merah adalah KRT. Hastononingrat, adik beliau yang sekarang menjadi penghageng  di makam raja-raja Mataram di Imogiri dan Kotagede.

Jemparingan Mataraman Kraton Yogyakarta memang dulunya hanya untuk para abdi-dalem kraton saja. Namun sekarang, atas ijin Kangjeng Jatiningrat, ketua Paguyuban jemparingan "GANDHEWA MATARAM'' karaton Ngayogyakarta Hadiningrat, kami masyarakat Umum juga diperbolehkan nyawiji (bergabung) dan belajar memanah bersama-sama para abdi dalem.

Foto : Kris @JemparinganCom
Foto : Kris @JemparinganCom

Sasaran target jemparingan Keraton namanya : 'wong-wongan', atau boneka orang-orangan yang terbuat dari jerami. 

Dibagian atas wong-wongan diberi warna merah, artinya : Mustoko (kepala). Bila pemanah bisa mengenainya mendapat biji / nilai = 3.

Dibawah warna merah ada warna kuning, namanya : 'Jonggo' atau leher, poinnya = 2; Dibawah jonggo ada bagian berwarna putih, namanya 'Badan / awak', nilainya = 1.

Foto : Kris @JemparinganCom
Foto : Kris @JemparinganCom

Bagi masyarakat Umum (maupun abdi-dalem & prajurit karaton) yang berminat untuk belajar jemparingan di Kemandhungan, sekarang bisa marak / sowan (datang ke kraton) tiap hari Sabtu atau Minggu sore.

Di Paguyuban jemparingan "GANDHEWA MATARAM" karaton Ngayogyakarta Hadiningrat kita tidak hanya belajar BASIC skill memanah saja, namun juga belajar-bersama : sejarah, etika, aturan berbusana, dan budaya Kraton Yogyakarta.  

Yang membutuhkan peta lokasi, bisa klik peta MAP ini -> https://goo.gl/maps/bPjrVx8bZxnPrQSb7 

Kembali ke AWAL >>

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun