Kalau kita diminta menyebutkan dolanan-tradisional di Jawa (khususnya Yogyakarta), kira-kira apa yg terlintas pertama di benak kita? Ada yang menyebutkan: egrang, delikan, jethungan, dakon, jamuran, dll ...Â
Adakah yang menyebutkan : jemparingan?
Jemparingan itu panahan khan, Pak ?
Yup, betul ... panahan; atau dalam bahasa Jawa halus (kromo-inggil) disebutnya : jemparingan.
Jemparingan kraton Jogja adalah cikal-bakal Panahan Indonesia.
Menurut sejarah di kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, dolanan jemparingan ini sudah ada sejak awal kasultanan Yogyakarta berdiri, yaitu pada tahun 1755.
Bahkan, di tahun 1757 tercatat : Sri Sultan Hamengku Buwono ke-1, pendiri kasultanan Yogyakarta mendirikan sekolah yg diberi nama: Sekolah TAMANAN, dimana salah-satu mata-pelajarannya adalah : memanah.
# Dolanan PANAHAN
Permainan panahan di Yogyakarta sudah ada sejak awal kraton Jogja berdiri. Sampai hari ini, alat-alat permainannya masih sama :Â
- busur, atau biasa disebut : gendewo, terbuat dari kayu dan bambu
- anak-panahnya disebut : jemparing. Terbuat dari bambu juga, bagian belakangnya diberi bulu-unggas (ayam, menthog, elang) untuk membuat lajunya lebih lurus.
Sasaran yang dipanah juga unik - jarang ditemukan di daerah lain - namanya : Wong-wongan, yang digantung pada seutas tali.Â
Bentuk wong-wongan bulat silinder, berukuran panjang : sekitar 30 cm, dengan diameter : 3 s/d 5 cm.
Wong-wongan atau boneka orang-orangan untuk target jemparingan, terbuat dari damen / batang Padi yang sudah kering, biasanya dibungkus dengan kain kassa / perban, lalu diwarnai : merah (kepala), kuning (leher), putih (badan) ... DAN, dibawah boneka ini ditaruh bola, yang biasa disebut : pocong.