Mohon tunggu...
Kris Budiharjo
Kris Budiharjo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Jemparingan Mataraman gaya Keraton dan gaya Pakualaman Jogja

Pegiat Jemparingan Mataraman gaya Kraton Yogyakarta & gaya Pakualaman, website: KrisAmbar.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Jemparingan Jogja - Dolanan Tradisional dari Kraton

5 Oktober 2022   22:48 Diperbarui: 27 Januari 2023   00:38 833
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kalau kita diminta menyebutkan dolanan-tradisional di Jawa (khususnya Yogyakarta), kira-kira apa yg terlintas pertama di benak kita? Ada yang menyebutkan: egrang, delikan, jethungan, dakon, jamuran, dll ... 

Adakah yang menyebutkan : jemparingan?

Jemparingan itu panahan khan, Pak ?
Yup, betul ... panahan; atau dalam bahasa Jawa halus (kromo-inggil) disebutnya : jemparingan.

Jemparingan kraton Jogja adalah cikal-bakal Panahan Indonesia.
Menurut sejarah di kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, dolanan jemparingan ini sudah ada sejak awal kasultanan Yogyakarta berdiri, yaitu pada tahun 1755.

Bahkan, di tahun 1757 tercatat : Sri Sultan Hamengku Buwono ke-1, pendiri kasultanan Yogyakarta mendirikan sekolah yg diberi nama: Sekolah TAMANAN, dimana salah-satu mata-pelajarannya adalah : memanah.

# Dolanan PANAHAN


Permainan panahan di Yogyakarta sudah ada sejak awal kraton Jogja berdiri. Sampai hari ini, alat-alat permainannya masih sama : 

- busur, atau biasa disebut : gendewo, terbuat dari kayu dan bambu
- anak-panahnya disebut : jemparing. Terbuat dari bambu juga, bagian belakangnya diberi bulu-unggas (ayam, menthog, elang) untuk membuat lajunya lebih lurus.

Sasaran yang dipanah juga unik - jarang ditemukan di daerah lain - namanya : Wong-wongan, yang digantung pada seutas tali. 

Bentuk wong-wongan bulat silinder, berukuran panjang : sekitar 30 cm, dengan diameter : 3 s/d 5 cm.

Wong-wongan atau boneka orang-orangan untuk target jemparingan, terbuat dari damen / batang Padi yang sudah kering, biasanya dibungkus dengan kain kassa / perban, lalu diwarnai : merah (kepala), kuning (leher), putih (badan) ... DAN, dibawah boneka ini ditaruh bola, yang biasa disebut : pocong.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun