Mohon tunggu...
Jemmy Hendiko
Jemmy Hendiko Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer | Translator | Interpreter | Editor | Freelance Writer | Blogger |

Seorang pembelajar yang gemar memungut ide-ide yang bertebaran lalu mengabadikannya dalam tulisan. Lahir dan tumbuh di Talang, sebuah nagari di Kabupaten Solok, Sumatera Barat. Ia merampungkan studi S-2 di International Islamic University Malaysia (IIUM), sedangkan jenjang S-1 ia selesaikan di Universitas Al-Azhar, Cairo, Mesir. Aktivitasnya saat ini adalah sebagai dosen, dai, penulis, penerjemah Arab-Indonesia (vice versa), penerjemah Inggris-Indonesia (vice versa), jurnalis di www.indonesiaalyoum.com, interpreter, dan editor di sejumlah penerbit di tanah air. Punya hobi menulis sejak kecil dan semakin terasah ketika menjejakkan kaki di Negeri Para Nabi, Mesir. Ia bisa dihubungi melalui akun Twitter: @jemmyhendiko dan e-mail: jemmyhendiko@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Daerah Kerja Jeddah dan Laptop Berkah "Temus" (Secarik Kisah Perjalanan Haji Bagian II)

11 Maret 2018   14:33 Diperbarui: 11 Maret 2018   15:34 1066
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di antara pengalaman berkesan lainnya selama menjadi temus pada tahun 2010 adalah aku ditakdirkan berjumpa dengan dua orang sahabat sewaktu di LIPIA Jakarta dulu di Madinah. Keduanya adalah Nasrullah yang tengah melanjutkan studi S-1 di Universitas Islam Madinah, dan Helmi yang memutuskan untuk bekerja di sebuah perusahaan travel di sana. Aku bertemu dengan mereka di sela-sela ziarah para petugas haji ke kota Nabi itu.

dok. pribadi
dok. pribadi
Keduanya menyambut dan menerimaku dengan sangat baik selama di Madinah. Nasrullah mengajakku berkunjung ke asrama dan kampusnya, yang dulu merupakan salah satu universitas impianku, sementara Helmi membawaku ke kantor dan rumahnya, dan memintaku agar menginap di sana selama beberapa hari. Selama di Madinah, aku lebih sering menghabiskan waktu untuk shalat dan berzikir di Masjid Nabawi, sembari sesekali membeli beberapa helai jubah di toko-toko yang berada di sekitar masjid tersebut.

Alhasil, aku berada di Madinah lebih lama dibanding petugas-petugas haji lain yang lebih dulu bertolak ke Jeddah, sedangkan aku berangkat sendiri beberapa hari kemudian dengan jasa angkutan travel Madinah-Jeddah berkat bantuan Helmi. Hingga kini, persahabatan kami makin erat. Nasrullah bisa menghabiskan waktu berjam-jam jika sudah meneleponku, sedangkan Helmi, selalu menyapa dan mengabariku di Facebook bila ia tengah berada di Indonesia.

Berkarya dengan Laptop Berkah Temus

Laptop yang kubeli di Jeddah dari hasil keringat sebagai temus menjadi keberkahan tersendiri bagiku. Sejak saat itu, aku bisa jadi lebih leluasa dan nyaman menulis, menyunting naskah, dan menerjemah buku. Ya, aku bisa menulis di mana saja, tidak lagi dengan komputer lama yang pada akhirnya kujual kepada seorang teman di Mesir.

Berkat laptop tersebut, hingga kini aku telah menerjemahkan belasan buku dari bahasa Arab dan bahasa Inggris ke bahasa Indonesia, menyunting belasan buku, mempersiapkan naskah bukuku sendiri, dan menulis banyak tulisan dan artikel, termasuk menorehkan memoar temus ini. Laptop itu juga makin berjasa semenjak aku melanjutkan S-2 di International Islamic University Malaysia (IIUM). Ia selalu setia menemaniku menyelesaikan tugas-tugas kuliah dan merampungkan tesis, hingga akhirnya aku berhasil menyelesaikan studi magisterku pada tahun 2016 lalu.

Selain itu, penghasilan yang aku terima sebagai temus kala itu juga menjadi sumber keberkahan lain dan turut berperan dalam melancarkan perjalanan studiku di Malaysia. Bila Abdul Aziz yang kuceritakan di atas membayarkan sebagian besar gajinya untuk biaya kuliah di Yordania, maka aku pun tak jauh beda. Aku menggunakan sebagian dari penghasilan temus untuk biaya masuk S-2 di IIUM.

Hingga kini, aku selalu berdoa, semoga Allah memanggilku lagi untuk datang ke tanah suci guna menunaikan haji dan umrah. Rindu rasanya kembali bermunajat dan bersujud di depan Baitullah. Tidak hanya sendiri, namun bersama kedua orang tua dan keluargaku tercinta. Allaahummarzuqnaa ziyaarata baitikal haraam. Aamiin.

Solok, Sumatera Barat, 1 Desember 2017

*****

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun