Mohon tunggu...
Jembar tahta
Jembar tahta Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

pejalan sunyi, penikmat karya tuhan

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Sepak Bola, dari Lapangan Hijau menuju Harmoni Bangsa

20 November 2024   23:10 Diperbarui: 21 November 2024   01:42 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Hari ini terasa istimewa. Semua orang di sekitar saya, mulai dari teman-teman kampus hingga masyarakat umum, tampak sumringah. Ada semangat yang berbeda dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Di kampus, teman-teman saya yang biasanya datang terlambat kini hadir lebih awal. Bahkan, mahasiswa yang bertugas memimpin diskusi terlihat penuh antusiasme. Apa yang sedang terjadi? Energi apa yang memancar di hari ini?

Jawabannya terletak pada selebrasi kemenangan timnas Indonesia. Media sosial penuh dengan perayaan gol Marselino Ferdinan, sang pahlawan muda yang mencetak dua gol dalam laga melawan Arab Saudi. 

Dengan selebrasi duduk santai dengan raut wajah seakan akan memberi kode bahwa pertandingan ini santai saja jangan tegang---Marselino mencuri perhatian publik. Keberhasilan timnas ini menyebarkan energi positif ke seluruh penjuru negeri. Sepak bola, sekali lagi, membuktikan dirinya sebagai hiburan yang mampu dinikmati oleh semua kalangan, dari pejabat tinggi negara hingga masyarakat pedesaan.

Sepak Bola dan Persatuan di Tengah Perbedaan

Indonesia adalah negara dengan beragam perbedaan: perbedaan suku, agama, ras, hingga kepentingan politik. Perbedaan ini, meskipun telah diikat oleh semangat Sumpah Pemuda, dengan ikrar satu bangsa, tanah air dan bahasa masih sering memicu konflik. Dalam beberapa kasus, perbedaan tersebut bahkan berujung pada tragedi.

 Contohnya adalah insiden terbaru di Sampang, Madura, di mana salah satu anggota tim sukses calon bupati tewas terbunuh akibat konflik yang dipicu perbedaan pilihan politik. Tragedi ini mencerminkan betapa perbedaan politik sering kali membawa dampak buruk jika tidak dikelola dengan bijaksana.

Namun, di tengah tantangan itu, sepak bola hadir sebagai kekuatan pemersatu. Ketika timnas Indonesia bermain, perbedaan identitas, kepentingan, dan pilihan politik seolah sirna. 

Semua bersatu dalam euforia yang sama, setiap warung kopi bergerombol untuk melihat timnas, di kantor, kampus dan ruang ruang formal menyempatkan streaming dengan hp atau dengan alat elektronik lainnya. Semua menyatu dalam semangat dan optimisme menjaga asa menuju piala dunia 2026.

Laga melawan Arab Saudi adalah salah satu contohnya. Mengalahkan tim peringkat 60 besar FIFA, yang pernah menundukkan Argentina di Piala Dunia, adalah pencapaian luar biasa. 

Baca juga: Negeri

Kebahagiaan semakin bertambah dengan performa Marselino, anak muda berusia 20 tahun yang mencetak dua gol gemilang. Selebrasinya yang sederhana namun penuh makna---duduk santai di pinggir lapangan---seakan menjadi simbol ketenangan di tengah kemenangan yang luar biasa.

Momen seperti ini menunjukkan bahwa sepak bola memiliki kekuatan unik untuk meminggirkan perbedaan sejenak, menggantikannya dengan rasa bangga dan kebahagiaan kolektif.

Sepak Bola sebagai Alat Kebahagiaan, Bukan Politik

Sayangnya, dalam beberapa kesempatan, sepak bola mulai dimanfaatkan untuk kepentingan politik. Ada pihak-pihak yang mencoba memengaruhi para suporter untuk mendukung kandidat tertentu dalam pemilihan kepala daerah atau gubernur. Hal ini sangat disayangkan karena sepak bola seharusnya menjadi ruang perjuangan murni: perjuangan untuk meraih kemenangan, menyebarkan kebahagiaan, dan mempererat kebersamaan.

Bagi para suporter, mendukung tim kebanggaan bukan sekadar tentang hasil pertandingan. Perjalanan mendukung klub, terutama ketika tandang (away), sering kali diwarnai misi mulia---menjalin silaturahmi dengan suporter tim tuan rumah. Di sinilah terletak keindahan sejati dari dunia sepak bola: kebersamaan yang melintasi batas-batas.

Sepak bola tidak pantas disandingkan dengan politik. Sebaliknya, sepak bola hanya layak menjadi sarana kebahagiaan dan persatuan rakyat. Slogan yang diusung oleh para pecinta sepak bola, "Kick politics out of football", menjadi pengingat penting untuk menjaga kemurnian olahraga ini

Sepak bola adalah cerminan sederhana dari berkah Tuhan yang luar biasa. Ia mampu menghapus perbedaan, menciptakan kebahagiaan bersama, dan memupuk rasa syukur. Di tengah hiruk-pikuk perbedaan dan tantangan yang dihadapi bangsa, sepak bola memberikan jeda untuk kita semua---jeda untuk merayakan kebersamaan dan menikmati momen kemenangan.

Mari jaga kemurnian sepak bola sebagai ruang untuk bersyukur, bergembira, dan bersatu. sepak bola menjadi lebih dari sekadar olahraga. Ia adalah pengingat bahwa, apapun perbedaan yang mengelabui kita, apapun persaingan yang sedang berlangsung. Ingat, bahwa sepak bola hadir sebagai penyatuan rasa, cinta dan kebahagiaan kita semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun