Adalah suatu tempat seribu satu cahaya berpendar
tanpa bayangan tersisa, seolah memudar
ditempat itu kita bisa naik komidi putar
tanpa takut atau gemetar
Kau bisa menjadi apa saja yang kau bisa
tanpa bisa menyembunyikan apa yang tersisa
kau bisa menjadi pengarang cerita romansa
atau hidup sebagai rakyat biasa
tak akan ada kisah percuma
yang berusaha kau lewati di tengah - tengah remang senja
air matapun tak usah kau sembunyikan dalam drama
Cukup tulus bersahaja
Negeri itu negeri tanpa bayangan. Tanpa Kenangan akan datangnya malam
tanpa sentuhan dari penjarah alam
tanpa dendang lagu klasik penghantar salam
dia hanya kekayaan insan terdalam
aku mencoba menapaki negeri itu,
tapi aku belum sempat menjelajahi semua pintu
terhalang oleh sejarah waktu, di ujung siang setelah senja disitu
Negeri nan putih penuh orang - orang suci
hanya tinggal filosofi dari sebuah guci
kita... masih terjebak pada hati yang perlu dicuci
lalu di dinding aku melihat jemari membentuk bayang kelinci
menutupi tangan yang dipenuhi rasa benci
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H