Mohon tunggu...
jefry Daik
jefry Daik Mohon Tunggu... Guru - seorang laki - laki kelahiran tahun 1987

pernah menjadi guru pernah menjadi penjual kue pernah menjadi penjual tahu pernah menjadi penjual Nasi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kucing Hitam di Depan Pintu

26 September 2020   11:47 Diperbarui: 26 September 2020   11:59 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kucing itu membalikkan tubuhnya lalu melangkah pergi dengan santai.

"Mom...what are you talking about? And sama siapa? Masak sih kalau ada tamu nggak disuruh masuk. Malah bicara dari jendela." 

Tau -- tau Sasya sudah berdiri dibelakangku.

Aku terdiam sejenak. Oke.. Ini tidak mungkin. Ini hanya perasaanku saja. Tidak mungkin kucing itu berbicara.

"Tidak! Tidak ada apa -- apa."

Dengan penasaran aku kembali ke ruang tamu dan menonton TV. Pikiranku malah kemana -- mana, tak ingin berdiam diri.

Aku mengambil air dengan sedikit garam, kucampur ke dalam air tersebut lalu ku siram ditempat kucing itu duduk.

"Biar mampus kamu, sama yang suruh kamu!"

Dua hari kemudian Sasya mulai merengek. Ingin jalan -- jalan, bosan dirumah terus

"Kamu tidak tahu kalau kita lagi karantina?"

"tapi kemarin di hotel 'kan udah! Masak kita karantina lagi dirumah,sih! Aku bosen mah..."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun