Aku membuka mataku dan menatap rembulan. Di depan pintu aku berdiri dan mengawasi.
"apakah putriku baik -- baik saja?"
Aku melompat ke atas tembok dan meniti sepanjang pagarnya lalu berhenti di depan jendela kamar Sasya.
Sasya sedang buat apa? Aku mendekat, lalu sasya menjerit.
"Mamah....!!"
Aku diam tak bergeming. Sampai seorang wanita memandangku dan mengusirku
"Hus!Hus!"
Sakit hati aku meloncat turun dari pagar. Ku tinggalkan mereka berdua di dalam kamar. Entah Sasya sedang bersama siapa, aku tidak tahu. Aku menangis... mengeong dan gemetaran di udara yang dingin. Sampai melihat mobil dengan napas yang hangat berdiam di depan rumah. Aku menggulung tubuhku dibawa mesinnya yang berbau bensin. Berharap pagi cepat datang dan Sasya muncul dengan kepolosannya.
 Selesai
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H