"Sebaiknya kamu masuk kamar dan tidur. Besok kamu ada kelas kan?"
"Cuma online ko mah...Don't Worry. Isikan aku pulsa data ya mah..."
"Makanya jangan terlalu boros. Baru juga minggu lalu di isi. Dady belum transfer. Kita harusnya bisa irit"
"ah....mamah. sebal deh,"
"sana tidur!"
"Mamah nggak asyik!" comel Sasya sambil berlalu dengan membanting -- banting kaki.
Sebenarnya aku mau memasang wifi. Tapi ini terlalu beresiko. Selain mahal, dari mana iuran tiap bulan dapat kubayar . Liburan kemarin saja sudah habis berapa. Belum Swab kemarin. Sewa penginapan untuk karantina sampai ATM limit. Padahal tidak ada tanda kalau kita pergi ke Eropa. Tas, Kek, sepatu, kek. Boro -- boro belanja. Visa keburu kelewat masa tenggang. Lengkaplah sudah kenistaan ini.
"Maaaaahhh!"
Suara Sasya berteriak mengejutkan ku lagi. Ini anak hobynya buat jantung orangtua copot, apa?
"Sasyaaaaaa!!!sudah malam! Ayo Tidur!!"
"Ku...kucing mah...di jendelaaaaaa Mamah.... Sini dong...Hurry!!"