Semenjak kami pulang ke rumah dari liburan ke Eropa, perasaan kami merasa terganggu dengan kemunculan seekor kucing hitam. Awalnya ia masuk dari celah pagar, melata ke bubungan atap, lalu masuk ke dapur kami. Sesekali kami biarkan dia. Â Mengira ia mencari tikus di kolong lemari. Tapi matanya yang tajam memandang kami seolah enggan di usik.
Lama -- kelamaan dia naik ke meja, membuka tudung saji dengan dua kaki depannya lalu menjatuhkan tutupan lodeh dan ikan di sana. Kami pikir mungkin ia mencium bau ikan. Tapi tidak... keesokan harinya dia menuju ke atas kompor gas, dan membuka sendiri periuk nasi yang tertutup rapat. Dan tutupnya jatuh berkolontangan di lantai. Pukul 02.00 Pagi.
Aku terbangun dengan kepala nyut -- nyutan dan menuruni tangga. pusing dan samar karena hanya ada lampu dinding berwarna kuning yang masih menyala suram. Â Lalu menyaksikan kucing itu kaget dengan kehadiranku lantas meloncat dan kabur ke bawah lubang pintu. Nasi tercecer di lantai karena periuk jatuh terbalik.
"Kucing Setan!" Teriakku marah."Besok kalau kau masuk akan ku bunuh kau,"
Meskipun tubuh ini lemas karena masih mengantuk, terpaksa aku membersihkan makanan yang jatuh tadi.
"aku akan tutup semua lubang dirumah ini besok!" batinku sambil menahan murka,"kita lihat kau mau masuk dari mana,"
Tiba -- tiba bunyi erekan daun pintu terbuka disampingku. Â Putriku Sasya keluar dari kamar mandi lalu bersuara
"Mah....Buat apa malam -- malam begini?"
"Ah! Kamu, Sasya! Kaget aku!" ucapku sambil mengelus dada
"kamu sendiri kenapa belum tidur?"
"Nggak Bisa mah...insomania mah..."katanya sambil merogoh hp dari saku piyama.