Jika melintas pada sejarah, saat Islam memimpin dunia, kita akan dapati nama-nama pemuda yang benar-benar berusia muda namun dengan segudang prestasi. Berkepribadian Islam yang tangguh dan sebenar-benarnya pembela agama. Sebut saja Muhamad al-Fatih yang menaklukkan kota Konstantinopel di usianya yang ke-21, Usamah bin Zaid menaklukkan tentara Romawi di usianya yang ke-17 dan lainnya. Mereka besar dalam lingkungan pendidikan Islam dan dekat dengan ulama. Sehingga mereka memiliki tujuan hidup yang jelas yaitu menjadi hamba Allah dengan cara menolong agama Allah.Â
Secanggih-canggihanya kurikulum pendidikan jika landasannya sekuler tak akan pernah bisa mewujudkan generasi yang matang baik secara mental maupun pemikiran. Terlebih tidak ada upaya pemerintah menghentikan tontotan dan konten yang membahayakan akidah, berbanding terbalik dengan Islam. Hal yang bertentangan dengan syariat tidak akan dibiarkan ada terus dan berkelanjutan. Sebab, negaralah yang menjamin rakyat berada dalam penjagaan akidah, jiwa, akal dan hartanya. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw," Siapa saja yang diamanahi oleh Allah untuk mengurus rakyat, lalu mati dalam keadaan menipu rakyatnya, niscaya Allah mengharamkan surga atas dirinya." (HR Muslim). Wallahu a'lam bish showab.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H