Artinya jika dihubungkan dengan keadaan hari ini, kita masih jauh dari merdeka, mengapa malah uforia? Tidakkah hal ini menjadi bahan muhasabah bagi setiap orang. Merdeka artinya hijrah, berpindah dari keadaan yang satu kepada keadaan yang lain. Jika belum maka tidak mungkin bisa disebut merdeka.Â
Sekalipun sudah mengenakan baju suku Badui dan Jawa Barat. Masalah masih tetap ada. Dan Allah pun hanya membolehkan manusia menyembah Sang Khalik alias pencipta segalanya.Â
"Hai manusia, sembahlah Tuhanmu Yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa. (21) Dialah Yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air [hujan] dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah [5] padahal kamu mengetahui". (22). (Q.S. Al-Baqarah [2]: 21-22).
Maka, dengan memahami ayat tersebut, wajarlah jika hari ini kesedihan tak berkesudahan, ketidakadilan dipraktikkan oleh hakim (Qadhi), krisis yang terus menyengsarakan adalah buah dari diterapkannya hukum buatan manusia , meniadakan campur tangan Allah Sang Khalik dan Mudabbir. Wallahu a'lam bish showab.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H