Mohon tunggu...
Rut Sri Wahyuningsih
Rut Sri Wahyuningsih Mohon Tunggu... Penulis - Editor. Redpel Lensamedianews. Admin Fanpage Muslimahtimes

Belajar sepanjang hayat. Kesempurnaan hanya milik Allah swt

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Islamofobia, Penangkal Ampuh Islam Kaffah?

5 April 2021   21:08 Diperbarui: 5 April 2021   21:15 884
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Kembali terjadi pelecehan gambar Rasulullah Saw atas nama kebebasan berpendapat. Kali ini dilakukan oleh seorang guru di Batley Grammar School, West Yorkshire, Inggris, Kamis, 25 Maret 2021.

Meskipun sang guru kini dia mengakui bahwa gambar tersebut sangat tidak pantas. Tetap saja menimbulkan kemarahan massa. 

Menurut sang guru kini, penggambaran Nabi Muhammad SAW dianggap sangat ofensif dalam keyakinan Muslim. Salah seorang orang tua mengatakan kartun yang digunakan diambil dari majalah satir Prancis, Charlie Hebdo.

Kepala Sekolah Gary Kibble mengatakan, sekolah dengan tegas meminta maaf karena menggunakan gambar yang sama sekali tidak pantas dalam pelajaran agama. Sementara, 

Juru Bicara Departemen Pendidikan dan Keterampilan (DFE) Inggris mengatakan, sekolah harus menyeimbangkan materi pelajaran dengan rasa hormat dan toleransi di antara orang-orang yang berbeda keyakinan. Hal ini termasuk dalam memutuskan materi apa yang akan dibahas.

Akan tetapi, para demonstran tidak puas dengan reaksi dari pihak sekolah. Mereka menuntut guru yang menampilkan karikatur agar mengundurkan diri. 

Anggota Eksekutif Masyarakat Kesejahteraan Muslim India di Batley, Yunus Lunat, mengatakan, guru itu telah menyimpang cara belajar kepada murid dan mencoba memprovokasi murid. Sekaligus mempertanyakan hubungan kebebasan berekspresi dengan pelajaran (Republika.co.id, 26/3/2021).

Sungguh ketidakadilan sedang terjadi, Islam dan Kaum Muslim di berbagai belahan dunia tidak sedang baik-baik saja. Hanya karena barat mengusung ide" war with terorism" dimana pernyataan itu menjadikan Islam sebagai sasaran tuduhan keji. 

Padahal benarkah demikian? Atau hanya karena ketakutan barat terhadap Islam yang meraja, membuat mereka terus menerus menyusun cara untuk menghilangkan Islam dari muka bumi bahkan hingga dari benak-benak anak-anak Kaum Muslim?

Masyarakat sekuler memang  menumbuh suburkan Islamophobia, sebab arah pandang hidup merekapun asasnya adalah sekular. Mereka memang mengakui Sang Pencipta itu ada, namun menolak aturan dari sang Pencipta untuk diterapkan. Kemudian menciptakan seribu alasan guna membenarkan pemikirannya.

Dengan tameng Hak Asasi Manusia (HAM) dan demokrasi, kaum sekular  memprovokasi muslim agar melakukan tindak kekerasan. Mereka sengaja menciptakan suasana mencekam, memancing di air keruh, supaya keadaan berpihak pada sikap sekularitas mereka.

Sementara Kaum Muslim memang sedang dalam keadaan terpuruk, keyakinan bahwa hanya agamanya lah yang tinggi dan dianut lenyap, inilah buah busuk sistem kapitalisme yang seiring waktu telah sukses mengikis akidah dan aspek ruhiyah sekaligus dari diri Kaum Muslim individu perindividu. Kini, meski sistem yang berkuasa hari ini, yang malah melanggengkan sekularisme bahkan bertentangan dengan Islam terus dipertahankan.

Pengkhianatan terhadap agama dan akidah sendiri justru marak dilakukan oleh pemeluk Islam sendiri, miris. Jadi timbul pertanyaan, mungkinkah keadaan ini berbalik?

Jawabnya tentu bisa, kita bisa melihat bagaimana Islam dan khilafah mengeliminasi penghinaan nabi, pada masa kepemimpinan Abu Bakar Siddiq, Khalifah pertama Kaum Muslim,  beliau menghadapi berbagai pemberontakan dan pengkianatan sebagai dampak dari meninggalnya Rasulullah Saw.

Diantaranya adalah penolakan beberapa masyarakat untuk membayar zakat dan munculnya orang yang mengaku nabi. Abu Bakar Ra mengirim pasukan dan memilih pemimpin Ikrimah bin Abi Jahl di dampingi Syurahbil bin Hasanah menghadapi orang-orang murtad pengikut Musailimah al-Kadzab dan lainnya.

Tak ada toleransi bagi pengganggu ketenangan dalam negeri. Maka harus ada tindakan tegas agar tak berulang. Khalayak harus paham bahwa menghina Islam sangatlah berat konsekwensinya. Pemimpin Islam pun harus paham, sebab yang sedang ada padanya yaitu kekuasaan adalah amanah, kelak akan dimintai pertanggungjawabannya oleh Allah SWT.

Maka, tak mungkin membiarkan amal berjalan tanpa aspek ruhiyah, yaitu kesadaran akan hubungan manusia dengan Sang Khalik. Islamofobia yang kini ditunjukkan barat sesungguhnya adalah bukti akutnya sakit hati mereka kepada Islam.

Kitalah yang semestinya yakin, bahwa syariat yang kita terapkan akan menghilangkan orang-orang culas dan yang mengadakan permusuhan dengan Islam. Wallahu a'lam bish showab.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun