Kembali terjadi pelecehan gambar Rasulullah Saw atas nama kebebasan berpendapat. Kali ini dilakukan oleh seorang guru di Batley Grammar School, West Yorkshire, Inggris, Kamis, 25 Maret 2021.
Meskipun sang guru kini dia mengakui bahwa gambar tersebut sangat tidak pantas. Tetap saja menimbulkan kemarahan massa.Â
Menurut sang guru kini, penggambaran Nabi Muhammad SAW dianggap sangat ofensif dalam keyakinan Muslim. Salah seorang orang tua mengatakan kartun yang digunakan diambil dari majalah satir Prancis, Charlie Hebdo.
Kepala Sekolah Gary Kibble mengatakan, sekolah dengan tegas meminta maaf karena menggunakan gambar yang sama sekali tidak pantas dalam pelajaran agama. Sementara,Â
Juru Bicara Departemen Pendidikan dan Keterampilan (DFE) Inggris mengatakan, sekolah harus menyeimbangkan materi pelajaran dengan rasa hormat dan toleransi di antara orang-orang yang berbeda keyakinan. Hal ini termasuk dalam memutuskan materi apa yang akan dibahas.
Akan tetapi, para demonstran tidak puas dengan reaksi dari pihak sekolah. Mereka menuntut guru yang menampilkan karikatur agar mengundurkan diri.Â
Anggota Eksekutif Masyarakat Kesejahteraan Muslim India di Batley, Yunus Lunat, mengatakan, guru itu telah menyimpang cara belajar kepada murid dan mencoba memprovokasi murid. Sekaligus mempertanyakan hubungan kebebasan berekspresi dengan pelajaran (Republika.co.id, 26/3/2021).
Sungguh ketidakadilan sedang terjadi, Islam dan Kaum Muslim di berbagai belahan dunia tidak sedang baik-baik saja. Hanya karena barat mengusung ide" war with terorism" dimana pernyataan itu menjadikan Islam sebagai sasaran tuduhan keji.Â
Padahal benarkah demikian? Atau hanya karena ketakutan barat terhadap Islam yang meraja, membuat mereka terus menerus menyusun cara untuk menghilangkan Islam dari muka bumi bahkan hingga dari benak-benak anak-anak Kaum Muslim?
Masyarakat sekuler memang  menumbuh suburkan Islamophobia, sebab arah pandang hidup merekapun asasnya adalah sekular. Mereka memang mengakui Sang Pencipta itu ada, namun menolak aturan dari sang Pencipta untuk diterapkan. Kemudian menciptakan seribu alasan guna membenarkan pemikirannya.
Dengan tameng Hak Asasi Manusia (HAM) dan demokrasi, kaum sekular  memprovokasi muslim agar melakukan tindak kekerasan. Mereka sengaja menciptakan suasana mencekam, memancing di air keruh, supaya keadaan berpihak pada sikap sekularitas mereka.