Mohon tunggu...
Jeli yana
Jeli yana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Sriwijaya

insan biasa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menghindari Miskomunikasi dalam Organisasi Pergaulan Sehat Bagi Perempuan

8 Oktober 2023   22:20 Diperbarui: 9 Oktober 2023   09:21 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Evaluasi program pendidikan merupakan proses deskripsi, pengumpulan data dan penyampaian informasi kepada pengambil keputusan yang akan dipakai untuk pertimbangan apakah program perlu diperbaiki, dihentikan atau dilanjutkan.

Evaluasi untuk melihat kembali apakah program tersebut dilaksanakan sesuai dengan perencanaan dan sesuai dengan tujuannya. Berdasarkan informasi hasil evaluasi, dapat dibandingkan apakah suatu program sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.

Interaksi dan komunikasi, merupakan ungkapan yang kemudian dapat menggambarkan cara serta komunikasi tersebut. Secara umum, interaksi merupakan kegiatan yang memungkinkan terjadinya sebuah hubungan antara seseorang dan orang lain, yang kemudian diaktualisasikan melalui praktek komunikasi.

Komunikasi merupakan elemen penting dalam organisasi. Karena tanpa adanya komunikasi segala sesuatunya pasti tidak akan berjalan baik. Kemungkinan besar akan terjadi Miss Komunikasi dengan rekan kerja atau atasan yang dampaknya cukup besar bagi individu maupun organisasi.

Miskomunikasi adalah salah paham yang kerap terjadi saat kita melakukan interaksi atau komunikasi dengan lawan bicara. Kesalahpahaman dapat diindikasikan dari datangnya respon yang tidak sesuai dengan maksud pembicara.

Setiap manusia sudah pasti akan melakukan kegiatan komunikasi dalam kehidupan sehari hari, termasuk ketika berorganisasi. Bahkan komunikasi menjadi hal penting dalam interaksi orang orang yang ada di suatu perusahaan atau organisasi. Komunikasi efektif bukan hanya sekedar berbicara antara satu orang dengan orang lainnya. Lebih dari itu, komunikasi ini menjadi proses pertukaran pemikiran, informasi, pengetahuan, dan ide.

Jadi komunikasi disajikan dengan cara yang paling dipahami oleh penerima sehingga tujuan dapat terpenuhi sebaik mungkin. Itulah kenapa komunikasi efektif sangat penting bagi organisasi manapun. Sebab dapat membantu dalam pengembangan produk, manajemen karyawan, hingga hubungan pelanggan. Bahkan komunikasi yang efektif bisa membantu pada hampir setiap aspek operasi bisnis perusahaan.

Kepemudaan adalah berbagai hal yang berkaitan dengan potensi, tanggung jawab, hak, karakter, kapasitas, aktualisasi diri, dan cita-cita pemuda.

Dengan komunikasi yang baik dan efektif, tujuan akan lebih mungkin tercapai. Berikut tahap-tahap membangun komunikasi yang efektif dalam organisasi. Agar tidak terjadinya miskomunikasi bagi sesama perempuan maka ada beberapa cara yang efektif untuk menciptakan komunikasi yang sehat, yaitu;

1. Lakukan Komunikasi Langsung

Perkembangan teknologi yang begitu pesat memang dapat memudahkan manusia dalam berkomunikasi. Lantaran sudah ada banyak media online yang bisa dimanfaatkan, untuk menghubungkan antara orang satu dengan orang lainnya tanpa perlu bertemu secara langsung.

Sehingga teknologi seperti itu tentunya sangat memudahkan masyarakat dalam bekerja. Akan tetapi, untuk menciptakan komunikasi yang efektif Anda tetap perlu melakukan komunikasi langsung atau secara tatap muka. Jika memang bisa bertemu secara face to face, maka lebih baik komunikasi dilakukan dengan cara tersebut untuk meminimalisir risiko salah paham. Jika ada yang tidak dimengerti pun akan lebih mudah menanyakannya secara langsung.

2. Siap Menjadi Pendengar

Cara membangun komunikasi yang efektif dalam organisasi yaitu dengan siap menjadi pendengar. Karena dengan begitu Anda akan lebih mudah memahami perspektif orang lain. Baik Anda berada pada jabatan pemimpin maupun karyawan biasa, fokus mendengarkan dan menjadi pendengar aktif adalah hal yang perlu diadopsi.

3. Berikan Umpan Balik

Setelah menjadi pendengar yang baik, jangan lupa untuk memberikan umpan balik. Khususnya jika Anda adalah pemimpin organisasi atau mendapat tugas untuk memimpin sebuah tim. Sebab anggota Anda tidak akan mengetahui mengenai kinerja yang telah mereka lakukan tanpa adanya umpan balik. Sehingga mereka pun akan berjalan tanpa arah.

4. Menghargai Pendapat yang Berbeda

Setiap insan manusia adalah pribadi yang unik dengan karakter berbeda beda. Sehingga cara membangun komunikasi yang efektif dalam organisasi adalah dengan menghargai pendapat lawan bicara. Pasalnya pendapat Anda ada kalanya akan berbeda dengan orang lain, dan ini adalah hal yang lumrah. Yang penting adalah bagaimana agar perbedaan ini tidak sampai menimbulkan konflik atau perselisihan.

5. Bersikap Friendly

Siapa yang tidak suka jika mendapat sikap ramah dan bersahabat dari orang lain? Tentu siapapun menyukainya, sehingga Anda perlu mengadopsi sikap tersebut untuk menciptakan komunikasi yang efektif. Friendly di sini bukan berarti sok kenal dan sok dekat dengan siapa saja, tapi lebih ke bersikap positif pada siapapun baik itu rekan kerja, atasan, maupun bawahan.

6. Selalu Update untuk Menyesuaikan Diri

Untuk menciptakan komunikasi yang berjalan lancar, jangan lupa untuk selalu update dengan informasi -- informasi baru yang muncul di organisasi. Dengan begitu nantinya Anda pun bisa lebih cepat menyesuaikan diri. Karena jika tidak update, Anda mungkin bisa terlambat merespon dan mempengaruhi kinerja.

7. Komunikasi dengan Jelas

Agar orang yang mendengar Anda tidak mendapat informasi multi tafsir, pastikan Anda menyampaikan pesan dengan sejelas mungkin. Gunakan kata -- kata yang mudah dipahami oleh orang lain. Pakailah kalimat yang ringkas dan tidak bertele -- tele sehingga pesan yang ingin disampaikan dapat ditangkap dengan baik.

8. Buat Komunikasi yang Terbuka / Open Minded

Open minded adalah kunci dari cara membangun komunikasi yang efektif dalam organisasi. Dengan begitu Anda bisa memahami semua feedback yang muncul dan mengetahui apa yang harus dilakukan selanjutnya. Pasalnya tidak semua feedback yang Anda terima dari komunikasi dengan orang lain akan berakhir menyenangkan. Terkadang ada pula yang tidak sesuai harapan.

Organisasi tentunya menghadirkan banyak manfaat. Bisa dibilang bahwa komunikasi yang baik adalah kunci untuk mencapai kesuksesan jangka panjang. Adapun beberapa manfaat yang akan diberikan antara lain meningkatkan produktivitas organisasi, membentuk suasana kerja yang profesional dan kondusif, membantu mengembangkan potensi yang ada pada setiap diri karyawan, serta mengatasi dan menghindari konflik. Itulah kenapa cara membangun komunikasi yang efektif dalam organisasi penting untuk diperhatikan.

Persoalan kepemudaan menjadi isu yang menarik di Indonesia. Penyebabnya ialah masih banyaknya masalah kepemudaan yang belum dapat diatasi dengan baik. Sementara institusi yang menangani kepemudaan di Indonesia cukup lengkap mulai tingkat Kementerian sampai tingkat Dinas pada Kabupaten dan Kota.

Masalah kepemudaan saat ini merupakan problem yang dialami sehari-hari oleh setiap generasi. Problematik kepemudaan yang menonjol dapat ditunjukkan antara lain rendahnya tingkat pendidikan pemuda, banyaknya pemuda yang terlibat dalam penggunaan narkotika dan barang adiktif lainnya (narkoba) dan masih sering terjadinya konflik atau tawuran yang melibatkan kelompok pemuda serta masalah penghayatan dan pemahaman nilai-nilai Pancasila di kalangan pemuda yang dinilai masih rendah. Masalah lainnya adalah kecilnya anggaran pembangunan kepemudaan khususnya pemberdayaan pemuda sehingga menimbulkan rendahnya kepuasan masyarakat atas pelayanan pemberdayan pemuda. 

Evaluasi dari Hasil penelitian ini mendapati beberapa temuan penting. 

Pertama, konten kebijakan pemberdayaan pemuda tidak sepenuhnya mengarah pada sasaran pembangunan kepemudaan, miskin kreasi, inovasi, dan improvisasi yang disebabkan lemahnya kontrol pimpinan dalam perumusan program, kebiasaan menjiplak program tahun sebelumnya serta tidak dikomunikasikan dengan stakeholders kepemudaan.

Kedua, dalam implementasi kebijakan terdapat kelemahan koordinasi, tingkat kepatuhan dan daya tanggap yang rendah, sistem rektrutmen tidak memadai, kompetisi Sumber Daya Manusia yang kurang tepat. Meskipun realisasi pelaksanaan tiap program cukup tinggi namun tidak berbanding lurus dengan derajat perubahan yang hendak dicapai.

Ketiga, dampak yang dirasakan hanya pada tingkat individu, sedikit pada tingkat kelompok dan kecil sekali pada tingkat masyarakat, mengakibatkan lemahnya tingkat perubahan dan penerimaan sehingga belum mampu menjawab permasalahan kepemudaan secara lebih luas. Ironisnya, proses evaluasi tidak pernah dilakukan sebagai umpan balik bagi penyempuraan konten kebijakan pemberdayaan pemuda.

Keempat,harus mengubah orientasi dalam memformulasikan dan melaksanakan kebijakan agar berdampak luas pada pembangunan kepemudaan di Indonesia.

Tulisan ini dibuat oleh

Nama : Jeli Yana

Dosen Pengampuh : Evy Ratna Kartika Waty, M.Pd, Ph.D dan Mega Nurizalia, S.Pd, M.Pd

Mahasiswa Jurusan Pendidikan Masyarakat Universitas Sriwijaya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun