Mohon tunggu...
JELITA SARI
JELITA SARI Mohon Tunggu... Lainnya - JELITA SARI EP0157971 MITRA BISNIS PREMIER SILVER PT VERITRA SENTOSA INTERNASIONAL DAN PT TRENINET SENTOSA INTERNASIONAL.

http://bit.ly/BisnisUsahaSDP http://bit.ly/mendaftargratisdiMAB http://bit.ly/joindiMAB (Batch 9, Referral Sippass1)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Musuh yang Memusuhi hingga Akhir Nanti

20 Juni 2022   09:43 Diperbarui: 20 Juni 2022   17:12 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Musuh yang Memusuhi Hingga Akhir Nanti

Pasal dan Falsafah Pancasila bukan untuk dipermainkan apalagi di perdagangkan. Kalam Illahi Rabbi hanya untuk memberikan petunjuk yang Mulia buat hidup baik dan lebih baik hingga menjadi mulia.

Jawaban apa pun untuk hidup yang lebih baik hingga akhir nanti tiada yang tahu rasa syukur di dunia fana hingga akhir nanti. Masalah apapun pasti ada pada pikiran yang tak terhuni sedikit pun mungkinkah pikiran itu normal apa adanya ataukah sebaliknya.

Berbeda dengan pikiran yang jauh dilubuk hati yang terdalam pasti dangkal pun menangisi akhir hidupnya. Bermaksud apapun hidup yang paling berarti di dunia ini pasti dapat dimiliki walaupun usaha itu sulit. Namun, jika tetap usaha itu bukan ada hubungannya dengan keselarasan hidup di akhir nanti pun hubungan seluruh makhluk hidup yang saling menjaga sekali pun pasti mati maksud selesai mungkin juga. Tetapi, hidup itu pasti akan ada dikemudian hari hidup abadi di akhirat nanti.

Rasionalisme kebangsaan akan menjadi hidup. Hidup yang seperti apakah yang akan tumbuh di saat nanti. Merasakan apakah jika kini seseorang yang pernah menduduki hidup itu bukan karena bijak ataupun menjadikan hidup yang lebih baik buat dirinya hingga akhirat nanti kebaikan buat dirinya sendiri maka hidup itu terasa gampang dan semunafik yang mungkinlah bukan tidak mungkin terpenuhi kebutuhan lebih terakumulasi dengan penafsiran secara acak. Kerumunan semut pun mau mendekati kebaikan Illah. 

Namun, kebaikan sebesar dan sebaik apapun jika gegabah pasti menduduki peringkat wahid di dalam kematian yang sangat abadi nanti bahkan konyolnya hidup itu sudah berakhir yang dimaksud bahwa tiada seekor makhluk di sana pun yang mendapatkan kebaikan dari-Nya akibat dari kemunafikan hakiki di dunia hingga akhirat. 

Baiklah yang sangat indah dari fatamorgana pun pandangan masyarakat luas atau individu bukan untuk mendengki dan mendendam bermaksud hidup ini bukan untuk hidup yang sejati bermasalah bukan raja apadahal beruntung dapat meminta dan berdo'a secara baik dan benar walaupun hanya seorang yang kebanyakan menyambut rezeki. 

Namun, hidup ini hanyalah impian yang harus dikejar dan bukan untuk dibiayai sang rembulan ataupun hanya hikmah-Nya saja yang paling penting dan utama padahal kekuasaan hidup yang sejati belumlah nikmat dan abadi bermaksud jika suatu hari kematian itu datang maka kematian itu bahkan akan semakin merajalela bahaya hidup bukan hanya menjadi seorang tak berarti di dalam hidup dan celakanya tidak memiliki kehidupan yang sejati dan hakiki menjadi perasaan yang sangat mendasar maklum bukan harus mendalami. 

Tetapi, jika hidup ini terasa baik maka kebaikan itu akan kembali kepada sebuah hidup dan kehidupan sebaik-baiknya hidup yang telah diberikan oleh-Nya adalah hidup yang selalu berarti itupun mungkin saja. Apakah hidup seseorang itu telah berarti ? Sementara waktu ataukah nyata selama-lamanya waktu bergulir hingga akhir maut memisahkan. 

Rasanya kalaulah hidup pasti mati dan kalaulah mati... pengaburan makna yang dalam bahasa kenyataan di dasar hidup yang sejati pun insyaallah terampuni. Ntah, salah dan dosa tidak perlu dibawa-bawa sampai mati bermaksud ajal menjelang namun itu hanya pengembalian titipan dan Ridho Illahi yang Maha Asa Karsa dan Karya, Maha Pencipta Budi Luhur. Sayanglah kepada dirinya bukan masalah salah dan dosa dan sebagainya dimaksudkan suatu hari nanti penyesalan kembali datang dan mendatangi hidup ini. Membantu dengan do'a bukan terpuji pun kurang bahkan tidak cukup. Masalahnya apakah ?!

Apakah dirinya tahu Ilmu Agama ataukah Solehah itu bukan masalah yang menjadi masalahnya ketika dirinya bukan seorang yang dibanggakan bahkan membanggakan terus menyesal beruntung tidak mati karena penyesalannya sendiri. Terdengar baik dan bagaimanakah kalau semua itu bermula dari penyesalannya buatnya hidup baik sebaik apapun tidak akan dapat memberikan hikmah dan hidayah buat diri sendiri bahkan penyesalan itu tidak membantunya dapat hidup bersama seseorang itu hingga akhir nanti.

Kata-kata tabuh bahkan tabu sekali pun tidak diberikan. Namun, kurangnya tetap terasa hingga kapanpun. Lalu entah dimanakah akal sehatnya kembali berimalah bermujadalah dan sebagainya. Apakah itu era baru dalam adab berpikir dan bertindak bahwa kesalahan tetap kesalahan dan kesalahan itu bukan bermaksud menutupi aib diri sendiri bahwa aib itu bukan untuk diciptakan sendiri. Cipta, rasa dan karsa bukankah sebaik-baiknya ciptaan bukan tidak ada hubungan dengan sebaik-baiknya penciptaan. Namun, semua itu hanyalah pendangkalan ?!! Apakah itu terdengar bingung ?! 

Rasa bingung pasti ada namun kalau perasaan bingung bukan untuk dinikmati lalu tersakiti dan sandang, pangan juga papan telah Illah berikan dan perbaiki setiap saat dan waktu. Sebaik-baiknya kekuasaan dari Raja Penguasa seluruh Alam adalah Kekuasaan penguasa Al Malik dan rasa Kasih juga Sayangnya hanya tinggal pintar dan bijak manusia yang diciptakan bukan untuk menambah kekuasaan sementara dan kekuasaan yang menusuk diri sendiri padahal itu datangnya dari individu lain bermaksud seorang yang tidak akan menerima bahkan tidak pernah menerima hak dan hidupnya yang bukan hak dan hidupnya. Lalu berpikir apakah hak dan hidup itu telah benar adanya ???

Cara hidup individu dan berkepribadian yang teguh serta menegarkan hidup. Hidup itu bukanlah paksaan bahkan bukan rayuan dan mainan sesaat. (Maaf buat individu yang tersingging juga pernah tersinggung bahkan belum pernah menerima maaf dan ampun darinya. ) Sayang dan cinta Illahi buat diri individu adalah lahiriah bahkan batinin dan madinin yang ternampakkan pun pasti selalu melindungi diri yang tersinggung itu. Itulah kenyataan seharusnya di dalam hidup yang baik beragama. Namun, pasti itu dan tetap sah di mata hukum manapun tidak ada penentang dan tindakan yang melawan norma-norma lain yang mengatur.

Sakit itu dampak dari segala daya dan upaya bahkan yang dikatakan sukses pun tetap menuai dan salah hingga sangat salah dan kehormatan yang tidak pernah didapatkan di dalam hidup padahal setiap individu wajib untuk menghormati diri sendiri dahulu. Jika kewajiban itu tiada yang pernah tahu dan dapat memenuhi maka hidup apapun pasti akan selesai dengan sia-sia. Hujan dengan rahmat dan keberkahannya tetap membasahi bumi dan terkadang hanyalah terasa sedikit saja dengan panasnya yang terasa dan nampak hanya seperti fatamorgana padahal Ilmullah dan hayyun hayana hamayana menangis. Mengapakah mereka yang tertinggal dan tidak dapat membuat dirinya terpelihara. Terpelihara bukan dipelihara dengan sengaja bahkan sangat diayangi bahkan Maha Terpelihara selalu yakin dengan Penciptaan makhluk-Nya di dunia yang penuh dengan ujian dan cobaan bahkan kenyataan salah dan khilaf pasti menaungi mereka dengan perasaan sendiri. Tuhan pun tahu itu kesalahan yang tertuduh hangus tanpa sisa yang dapat menyakiti diri sendiri. Bukan di dunia ini telah tertera banyak pasal yang melindungi juga pasal yang terdudukkan untuk penyesalan itu, menyesal kalau cita dan ciptanya menghilang begitu saja.

Makhluk Sosial adalah makhluknya juga yang tanpa lelah mengais rezeki dimanapun berada dan ingin tetap hidup baik di dunia manapun dirinya berada bahkan hidup itu juga penuh prahara bukan hanya uji dan coba jika kekuatan bukan simbol dari kemunafikan dan kekuasaan yang mengikat sampai mati tak terampuni dosa maka menangis pun hanya menutupi salah itu terasa sakit diawal hingga akhir tak akan menjadi darah dan daging bahkan bisa bisa hingga sebaliknya tanpa darah dan daging. Semua serba sakit sekali. Hidup bukan hidup namanya kalau belum merasakan susah mendapatkan rezeki dan kehormatan sendiri dan rasanaya itu mungkin saja. Berterus terang saja kepada Maha bijaksana dan Maha Kuat, Maha Memelihara dan Maha segala-galanya di dunia hingga akhirat nanti. Akhirat itu dunia yang abadi apapun yang diminta pasti ada. Benarlah saja dunia itu pasti binasa jika terus ditangisi dan terus disakiti. Menahan malu dan aib seorang diri tanpa tahu Ridho Illahi. Sayang jika cita dan cinta bukan basa basi yang biasa terakumulasi tutur kata dan bahasa yang mengikat dengan kebaikan yang mudah tersenyum pun bukan dosa bahkan tersenyum pun mendapatkan pahala. Jika itu adalah kebaikan Illahi buat diri sendiri, Sunnah Nabi Muhammad Sholallahu'alaihiwasallam buah pikiran yang sejati. Sayang jika semua itu ternodai dengan akal dan akil (aqillahu) yang sakit dengan derita. Adakah maksudnya untuk menyakiti ? Semisalnya hidup ini abadi bersamanya di dunia hingga akhirat bahkan rasa yang sulit dimengerti itu membuat menangis sendiri tanpa perasaan bahkan justru, mungkinkah dirinya lebih sakit daripada rasa sakit ini pada akhirnya. Benar, kata-kata itu sangat gampang diucapkan dan pengucapan itu dengan hilum nahulumhulus. Siapapun orangnya pasti sakit dan berujung penderitaan juga terus sakit dan terus sakit bukan seperti mentalis yang sedang menghipnotiskah ?!

Ya kah, ada rasa antara keyakinan yang dangkal sekalipun untuk tetap hidup bersamanya ?! Bersamanya ?! Bersama orang itu ?! Orang yang mana ?! Orang yang selalu menyakiti dirinya sendiri ?!

Yuk hujan dan angin kata himuhun nahun. Kasus apa, ya ?! dengan mata yang kuasa itu (apa mungkin iyut... ?!🤭 )

Kata-katanya membuat aku menangis dan melamun menahan sakit sendiri. Apakah benar atau benar-benar mendengarkannya ? seorang di dalam hidup setiap saat dan waktu hanya rindu di kalbu. Lantas mengapakah saling menyakiti ?! Bukan tetap mengapakah selalu merasa sakit sendiri padahal dirinya lembut dan padahal hatinya juga mungkin hanya kepada orang lain saja (di manapun berada) ?! Padahal itu risau ataukah itu perkara yang dibuat gampang selesaikan saja. Setiap hati pasti tahu bukan untuk tahu atau sekedar tahu dengan kehidupan masing-masing. Apakah itu mungkin untuk menyakiti diri sendiri. Perihkah jika tahu yang dibuat dan dituliskannya buat perasaan ini. Bukan gampang perasaannya menaungi juga.

Kasihan Ulmu la Ulmilu lamunu. Kasus apa yang membuatnya tertahan di hati dan perasaan ini ?! Kasus ? Perasaan ? Tertahan di sana ? dan di sini (❤💙) Apakah orang itu Mulia ? Apakah orang itu hanya menahan rindunya di kalbu ? Apakah orang itu hanya buat kekasihnya, sayang ? Apakah orang itu guru dan kerabatnya di dunia hingga di akhirat ? Apakah orang itu pintar menjaganya ? Apakah orang itu pintar dan lembut perangainya ? Apakah orang itu sembuh dan menyembuhkan hidupnya sendiri ? Apakah kekasihnya mati dipangkuannya (hingga kini akunya) ? Apakah dirinya tetap lembut dan melembut setiap saat dan waktu ? Apalah orang itu dengan pelukannya ? Apakah orang itu mengabdi kepada Illahi Rabbi ? Apakah orang itu teguh dan kukuh ? Apakah orang itu banyak dambanya ? Apakah orang itu hanya inginkan pangkuangku ? Apakah orang itu menangisi jiwa yang sakit ? Apakah orang itu tersenyum buat jiwa sakit ? Apakah orang itu tersakiti kepada Jiwa dan bakti hanya kepada-Nya ? Apakah orang itu sungguh-sungguh ? Apakah orang itu tetap ada suatu hari nanti ? Apakah itu hanya takdir ? Apakah itu takdir Illahi Rabbi ? Apakah dirinya kini libur dari rasa sakit bersamanya ? Apakah selesai juga merupakan solusi hidup ?

Sakit itu dari usaha pelampiasan dangkal yang mendangkal dengan segala cara, cara yang teruji hingga terpuji yang tanpa celah sekali pun. Laksana bulan perindu, bulan yang syahdu. Bukan sang rembulan yang merindukan bumi setiap saat dan waktu mendunia melambangkan pemberian Illahi Rabbi yang sejati.

Salah menilai dan penilaian yang Maha Menilai dan memberi kehangatan kasih yang terpuji dan menikmani penikmat yang ternikmati sangat sulit diterima kenyataan kesalahan tetap lah salah dan salah tidak akan dapat menjadi benar namun sebaliknya mungkin benar dan mungkinkah benar menjadi salah seumur-umur hidup mencintai kekasih dan sayang. Teringat cerita ataupun kisah Rasul-rasul Ulul Azmi dan Nabi Akhir Zaman yang sebagai penutup dan sebutan sebagai Nabi Akhir Zaman, ialah Nabi Muhammad Sholallahu'alaihiwasallam sebagai seorang yang Kuat dan Kokoh di mana pun berada apalagi Kukuh di dalam Akidah Akhlaknya. Seorang Nabi yang sangat kuat itu hanya takut kepada-Nya semua telah tahu memiliki keutamaan-keutamaan daripada Nabi-nabi yang lain, semua orang lebih tahu dan lebih Imani yashlu. Merendahkan diri kepada-Nya... ?! Bukankah itu peminta-minta yang sejati. Aduh, apakah ini maksudnya ? Jika itu sakit semua derita yang tersakiti menghilang maka sifat-Nya Nyata adanya. Sikap kepribadian itu bukan hanya ternodai bahkan tidak memiliki harga sedikit pun. Rasa suka dan derita tidak sama dengan rasa cinta dan kesalahan halamun sa ammun. Dia pun Maha segala-galanya apa merasa sendiri kini hanya kerena-Nya kah hidup itu tetap ada di dunia ini. Maksudnya kesempatan hidup hanya kerena-Nya ataukah hanya permintaan kepada-Nya saja supaya bisa hidup saja di dunia hingga mendapatkan semuanya dalam bentuk apapun yang mungkin dan itu hanyalah Kebaikan-Nya semata. Alhamdulillah, jika Allah telah memberikan semuanya walaupun diri ini mungkin salah tetap salah dan terus salah yang Maha Segala-galanya di dunia ini tetap menjaga dengan sebaik-baik Penjagaan-Nya.

Kafi dan kifayyah... terdengar berbeda dan arti yang tidak sama bukankah duri itu memberi bentuk dan arti untuk tetap menemani di sana pada satu tangkai yang kukuh dan sejati pada waktu-waktu yang nyata, tertusuk juga terdengar dengan menusuk... ataukah sengaja datang dengan hati yang sangat relevan dengan perasaan. Ya... sudahlah mungkin seorang dengan perasaan sendiri pun pergi menangis dan menepi. Tentulah di dunia dan perasaan mereka yang manakah lagi Illah berkuasa dan hanya Illah yang memiliki kuasa atas segala sesuatu.

Habis manis sepah dibuang. Perasaan mana yang akan terampuni. Jangan menyebut Illah sebagai rushnah dan sebagai perusuh sejati padahal Penciptaan-Nya sangatlah banyak dan bermacam-macam cara, usaha dan perbaikan yang terang benderang ke dalam Cahaya. Masyaallah, subhanallah walhamdulillah walailaahaillallah wallahuakbar walaahallawala quwwataillabillahil'ayil'aziim.

Kasus serupa dengan kesetaraan berserikat dan berkumpul... maksudnya bukanlah padanan kata yang majemuk dan sangat banyak perbedaannya walaupun hanyalah serupa tetapi mungkin itu tidak diinginkan suatu waktu terhimpun dengan sendirinya bahkan mengatasnamakan seseorang dan seseorang itu baru ngeh padahal Illah yang Maha Kuasa atas Segala-sesuatu.

Kaya benar semua makhluknya dengan kenyataan itu bukan untuk menjadi seorang penakut dan pengecut untuk mendapati semua itu. Semua... apakah maksudnya kembali ?!

Sambut hari itu kan terang seterang-terangnya. Galau dan salah itu bukan obatnya dan mungkin saja itu musuh yang merasuki juga mengkhianati perjalanan hidup yang sejati dan sangat sayang kepada dirinya sendiri yang sangat menyayangi diri sendiri akan tetap terdengar manis hingga sangat manis dan bertambah manis hingga tangisku merasuk dan terasa tidak mau berhenti walau hanya ada isaknya selalu untuk itu dan keyakinan yang hampa buat kenyataan yang telah ternoda hingga jalinan itu terputus dan tanpa ampun membuat sakit dan selalu menyakiti walaupun hidup ini ditanggung diri sendiri bahkan terdengar ditangguhkan-Nya. Tetapi, ...

Buat semua penciptaan yang hakiki di dunia ini rasa sayang dan Cinta-Nya sepanjang jiwa masih ada pada kenyataan Sang Pencipta yang memilikinya. Pandai-pandailah membawa dan menjaga diri sendiri dan jadilah diri sendiri. Jangan menangis jika itu sulit, terus berusaha dengan takdir Illahi Robbi buat hidup ini lebih berarti dan bermakna bersama dengan Penjagaan-Nya. Penjagaan yang tiada duanya di muka bumi ini. Ingatlah, Ketentuan dan Ketetapan-Nya pasti. Ingatlah selalu wahai semua ?!

by Jelita Sari

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun