Hati yang Terlampau Bersamamu
Selain menangis perih terlimpah
gaya dan bicaranya santun
jadi deraka.
Hal yang paling disesali
kunang-kunang hidupnya yang
lama padahal justru ciri khas
mereka mempunyai waktu
hidup singkat.
Lambat laun menjadi terang,
teki yang menempel bukan dapat
bergerak sendiri dari tempat mereka
berkumpul dan menempel.
Sungguh, menempel hanya khilaf
(kholafunnah) kan terlupakan.
Beralih dari itu gering becande.
Kejayaan yang berlalu hanya
menampakkan hasanah dari
perjalanan yang sepi sunyi.
Bulan yang lengkap dengan
perjuangan mereka perlahan hingga
disebut hilal ruhiyat yang terang
benderang dan sangat nyata.
Alasan apapun mengupas hal itu
bukan alasan kembali.
Kembalinya siapa dan mengapa ?!
Tujuan akhir dari Puasa Ramadan
dan kembali ke Fitrah, jalan itu
bukan sempit. Tetapi, sebaliknya.
jangan lelah hanya sekejap di dunia
yang fana ini.
Bulah-bulah karuan yang menghiasi
kedua matanya menambah
kesyukuran di dalam sana.
Alhamdulillah.
Suara Gema Kumandang Azan
menambah sayang dan cinta-Nya.
Berwudu menjadikan nikmat-Nya
banyak dan terhapus noda.
Sayang kalau terlewatkan di dunia
yang sangat besar ini.
Namun, lebih besar dan Agung lagi
yang khalik. Ya Malik ya Maha
Pengampun dosa dan Maha Perkasa.
Allahuakbar.
Idul Fitri ya Kareem...
by Jelita Sari
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H