Tahu kah Aku Tentang mu
Hai, kenyataan
dapatkah engkau hadiri rasaku
sampai kini engkau aku dan
diri mu di dalam sana
masih bersama
Bersamai diri ini juga ya
hingga akhir menjelang hidup ini.
Selalu dan semoga engkau tahu
do'aku yang berlalu ketika rindu muÂ
berujar semua tentang mu.
(Namun, itu bukanlah jalan akhir.)
Apakah engkau masih di sisi ?
Apakah engkau berlari ?
Apakah aku tahu diri mu
dan tentang mu ?
Bukan aku. Namun, milikmu.
Bukan kegelisahan ku.
Tetapi, kamu mungkin
ada di hati ini.
Cobalah hari ini dan nanti
tetap bersamaku selalu.
Jauhkan ingatanmu dan diri ini
kisah yang menyayat kalbu.
Kita bersama dalam satu arah.
Insyaallah, jalanmu itu indah.
Sungguhkah jalan itu indah buatmu ?
Aku seorang yang selalu
ingin bersamamu.
Aku menanggung tentangmu
dan rasa itu sendiri.
Aku menangis buat kasihmu
buatku dan hanya buat diri ini.
Apakah pernah engkau
merasakannya sendiri ?
Wahai kisah indahku buat mu ?
(Itukah bisik mu ?!)
Tahu kah aku perasaanmu ?
Bertahankah aku bersamamu
dan denganmu ?
hanya denganmu ?
Milikmu selalu indahkah
dipandangan dan penglihatan
indahmu sendiri ?
Berikanlah keyakinan itu selalu
buat rasa ini.
Jauhkan lah semua kenyataan
rindumu itu bukan milikmu sendiri
ketika sedang bersamanya sebab itu
juga pasti engkau langsung jauh dari
rasa penasaran tentang perasaan mu
tentang rasa sakitmu
tentang kisahmu sendiri
yang selalu ingin diyakininya
itu bukanlah rindumu buatnya.
Itu hanya kegelisahanmu sendiri
dan juga bukan buatnya.
Sering engkau mengatakan semua
hanya kepadaNya.
Sering juga do'a malammu sampai
kepadanya mungkinkah nanti
engkau berlalu setelah mengerti
perasaanmu sendiri.
Keyakinan itu pun
ada padamu sendiri
pasti engkau sembunyikan
selalu dan bukan inginkan
menempuhnya dengan yang lain
apalagi benar-benar orang lain.
Apakah itu deritaku sendiri ?
Apakah deritaku bersamamu
padahal fokusmu juga hanya buat
diri ini ?
Tentukanlah sikap baik itu kini
selalu di dalam sana.
Mengingat tentangmu dan ketika
bersamamu perasaan itu
dan rasa itu bersama keyakinan,
apakah menempa diri ?
Bisakah nanti memperbaiki
semua kesalahan itu walaupun
engkau menyembunyikan
perasaanmu sendiri.
engkau membiarkan semua
perasaanku sampai kepadamu
dan engkau tampung untuk
Merasakannya jua.
Apakah itu hayalanku saja ?
Apakah itu dunia dengan deritamu ?
Sampai semuanya jugaÂ
kepada diri ini.
Mungkinkah itu pertolonganNya
kepada diri ini juga.
Semoga engkau selalu dijalanNya
dan semoga perasaan sayang
dan cintanya juga aku tidak
mendapatkannya apalagi
keluargaku bersamamu.
Sayang itu hingga waktu
selalu mencarimu.
Sayang itu membuat aku
tahu tentangmu.
Mungkin aku kurang
mengenalmu dan mungkin juga
Aku sangat menyayangimu
sungguh itu azam yang akan
segera terlaksana jika engkau
masih tetap yakin dan bersama
Kami keluargamu.
(Aku hanya ada buat keyakinan itu
hingga nanti.)
oleh Jelita Sari
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H