Mohon tunggu...
JELITA AZZAHRA
JELITA AZZAHRA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

A never ending learner

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Asia Pasifik atau Indo-Pasifik; Persaingan dalam Konstruksi Regional

1 Juli 2023   23:26 Diperbarui: 1 Juli 2023   23:34 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
The Jakarta Post-2019

Istilah Asia Pasifik maupun Indo-Pasifik tentu menjadi hal lazim didengar ketika menyoal isu kawasan atau regionalisme Asia dan Pasifik. Sebagai kawasan penting dunia yang mendapati konsistensi power dengan pertumbuhan ekonomi tercepat dan mampu menanggulangi kemiskinan ekstrim miliaran orang, regionalisme ini menjadi perbincangan hangat para politsi, akademisi dan praktisi dunia terkait dinamika dan prospek kawasan tersebut sedari dulu, sekarang dan yang akan datang, mencakup aspek politik, keamanan, ekonomi dan sosial-budaya. Kontestasi geopolitik, geostrategi dan dilemma keamanan yang diciptakan oleh Amerika dan China menjadi katalisator penting utama dalam regionalisme ini. Hot Debate isu lainnya juga menyasar pengistilahan jargon antara Asia Pasifik dan Indo-Pasifik, sebagaimana satu kutipan menarik dari Director of Diplomacy, Asialink---Melissa, "The terms of the debate might be finally settled, but the contest will go on. And on.". Hal tersebut diyakini karena eksistensi kedua pengistilahan tersebut tidak terlepas dari persaingan kepentingan negara superpower di kawasan ini.

Meninjau realita tersebut, pertanyaan yang muncul bagaimana strategis konseptual Asia Pasifik dan Indo-Pasifik dalam skema regionalisme? Bagaimana relevansinya dalam persaingan global?

 

Teori Regionalisme---kerjasama dan integrasi kawasan.

            Dalam menelaah kawasan, studi Hubungan Internasional mengenalkan konsep regionalism theory atau teori regionalism. Jika dipahami lebih terperinci roots-nya, regionalism dapat ditinjau dari beberapa perspektif termasuk konstruktivisme, rasionalis, realis, liberalis dan lainnya. Meski begitu, pemahaman tersebut dapat direduksi dari pemikiran Mansbaach dan Nye dimana regionalisme dipahami sebagai pengelompokan regional yang terdiri dari beberapa negara berdekatan secara geografis, budaya, perdagangan, komunikasi, hubungan ekonomi yang saling ketergantungan dan menguntungkan---tergabung dalam organisasi internasional. Dalam konteks organisasi tersebut maka negara-negara cenderung menetapkan formulasi aturan dan kebijakan bersama berdasarkan kesepakatan kolektif.

            Menanggapi dinamika hubungan internasional, pembaharuan konsep regionalism termaktub dalam paham new regionalism approach yang dapat dipahami sebagai perluasan pandangan dari konsepsi organisasi regional yang tidak dinilai tanggal dari otoritas formal melainkan hasil konstruksi dan re-kontruksi dari proses transformasi global. Dengan demikian suatu region ditetapkan tidak dalam bentuk statis tapi dinamis dalam pengembangan nya, terbuka dan beradaptasi dengan perubahan (Farrell; 2005).

 

Persaingan dalam Konstruksi Regionalisme Asia Pasifik vs Indo-Pasifik

            Pengistilahan Asia Pasifik dan Indo-Pasifik dalam peta mental sejatinya merupakan topografi hasil konstuksi imajinasi geopolitik abad ke-21 yang merefleksikan perebuatan kekuasaan dan persaingan kekuatan. Meskipun terdapat tumpang tindih dalam cakupan geografis, kedua istilah regionalisme ini muncul dalam situasi yang berbeda. Asia-Pasifik muncul sebagai konsep dominan peran Asia di Samudera Pasifik pada 1960-an dan kemudian dilembagakan melalui pembentukan Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) pada 1980-an. Namun, istilah ini tidak termasuk negara-negara penting lainnya di kawasan seperti India dan juga tidak memperhitungkan semakin pentingnya Samudera Hindia untuk perdagangan maritim dunia. Berangkat dari permasalahan ini, Jepang menilai perlu adanya suatu konsep yang dapat mengakomodir kedua kekurangan tersebut. Dengan dukungan Australia dan Amerika Serikat, Jepang mengambil langkah berpadu membentuk konsep Indo-Pasifik.

            Pemerintah Jepang sendiri menetapkan dan memperkenalkan konsepsi Indo-Pasifik secara berkesinambungan sedari tahun 2007, saat istilah tersebut pertama kali digaungkan pada pidato Perdana Menteri Abe 2007---menekankan urgensi free and open Indo-Pacific. Konstruksi imajiner region Indo-Pasifik dimaksudkan untuk menyasar kerjasama komprehensif strategis Jepang dan India dengan Amerika Serikat dan Australia dalam "the Quad" sebagai perluasan perspektif Asia sekaligus mengakomodir diplomasi Jepang dalam lingkup dua benua Asia dan Afrika juga dua lautan yang menjadi coverage inti dalam outline bluebook FOIP---hampir seluruh Samudra Hindia dan bagian barat Samudera Pasifik.

            Bagi Amerika sendiri, konteks Indo-Pasifik menjadi langkah strategis dalam upaya rebalancing di Asia. Termaktub dalam US Indo-Pacific Command (USINDOPACOM), AS menegaskan lingkar area Indo-Pasifik dari pantai barat AS hingga India sebagai bentuk tanggung jawab atas prinsip urgensi kawasan tanggal bagi masa depan Amerika.

            Popularitas istilah Indo-Pasifik yang semakin mencuat telah menimbulkan disparitas pendapat dari para ahli yang mengasumsikan bahwa konsep Asia Pasifik telah terganti seutuhnya oleh Indo-Pasifik. Namun, the 2023 joint statement between China and Russia dinilai telah menghidupkan relevansi Asia-Pasifik sebagai area of interest negara-negara besar. Eksistensi Asia Pasifik dikonsiderasi tetap hidup dengan tiga yaitu pertama, fluks tatanan dunia saat ini; kedua, kepedulian ASEAN terhadap posisinya sebagai aktor sentral di kawasan; dan ketiga, dimensi ekonomi Asia-Pasifik yang kuat dan teruji oleh waktu yang belum dapat ditiru oleh Indo-Pasifik. Lebih lanjut, baik China dan Rusia menunjukan komitmen mereka untuk membentuk sistem keamanan terpusat di kawasan Asia Pasifik secara inklusif dan terbuka sebagai jawaban dari negatifitas paham Indo-Pasifik perihal perdamaian dan stabilitas, sekaligus menangkal strategi perluasan pengaruh AS di region Indo-Pasifik nya. Bahkan, China menilai skema Indo-Pasifik menjadi langkah untuk mengekang pengaruhnya dan menciptakan perpecahan (membentuk aliansi bukan non-alignment) sehingga promosi Asia Pasifik dalam dasar utamanya pembangunan perdamaian menjadi hal yang krusial.

            Konsepsi Asia Pasifik sendiri dipertegas dalam skema pembangunan kerjasama ekonomi yang diyakini menciptakan disparitas tinggi dengan Indo-Pasifik. Hal tersebut terefleksi pada framework Asia Pacific Economic Partnership dan The Regional Cooperative Economic Partnership dalam rangka promosi integrasi ekonomi, perluasan pasar dan penyelesaian masalah tarif  dengan skema terbuka berbeda dengan Indo-Pacific Economic Framework yang justru menunjukan kurangnya komitmen AS dalam memfasilitasi pasar, diplomasi keberpihakkan juga keterbatasan dalam menarik minat dan mengikat mitra ekonomi.

            Menanggapi skema Indo-Pasifik vs Asia Pasifik sendiri, organisasi kawasan Asia Tenggara, ASEAN telah memainkan perananya dalam memposisikan integrasi kawasan tersebut yang terangkum dalam visi sentralitas ASEAN---walaupun mengalami serangkaian konstan tantangan seperti distrupsi terhadap ASEAN Regional Forum dan persoalan AUKUS juga South China Sea Dispute. Karena itu, bagi ASEAN baik Asia Pasifik maupun Indo-Pasifik berada pada porsinya masing-masing.

Kesimpulan

Berdasarkan pemaparan diatas, dapat dipahami bahwasannya eksistensi konsep Asia Pasifik vs Indo-Pasifik merupakan wujud konstruksi imajiner regionalisme dari negara-negara superpower dalam persaingan konstelasi geopolitik, geoekonomi terutama AS-China. Promosi dan dukungan terhadap konteks regionalisme Asia Pasifik oleh China dan Rusia didasari kepentingan untuk menekan laju pengenalan konsep Indo-Pasifik oleh AS, Jepang dan sekutu---mereflesikan rivalitas strategis yang terjadi dalam geograpi imajiner tersebut sebagaimana rekaan new regionalism approach yang menitikberatkan pada dinamika dan adaptasi region pada hubungan internasional.

Referensi

Cruz, A, S. (2022). From Asia-Pacific to the Indo-Pacific, in three different world(view)s. Retrieved 1st July from https://doi.org/10.32870/mycp.v11i32.804

Farrell, M., Hettne, B., Langenhove, L, V. (2005). Global Politics of Regionalism; Theory and Practice. London: Pluto Press

Ghosh, S. (May 3, 2023). Opinion -- With the Rise of the 'Indo-Pacific', Has the 'Asia-Pacific' Faded Away? Retrieved 1st July from E-International Relations https://www.e-ir.info/2023/05/03/opinion-with-the-rise-of-the-indo-pacific-has-the-asia-pacific-faded-away/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun