Saat diberlakukannya PPKM Darurat sejak awal Juli kita sering mengkonsumsi buah -- buahan, volume sampah organik berupa sisa dari kulit buah pasti melimpah dirumah. Untuk mengolah sampah organik sisa kulit buah ini menjadi ecoenzym yang serbaguna di kehidupan sehari -- hari kita.
Ecoenzym pertama kali diperkenalkan oleh Dr. Rosukon Poompanvong yang merupakan pendiri Asosiasi Pertanian Organik Thailand. Gagasan proyek ini adalah untuk mengolah ecoenzym dari sampah organik yang biasanya kita buang menjadi pembersih organik.Â
Ecoenzym adalah hasil dari fermentasi limbah dapur organik seperti ampas buah dan sayuran, gula (gula coklat, gula merah atau gula tebu), dan air. Warnanya gelap dan memiliki aroma fermendtasi asam manis yang kuat. Ecoenzym bisa menjadi cairan multiguna dan aplikasinya meliputi rumah tangga, pertanian dan juga peternakan. Ecoenzym mempercepat mempercepat reaksi bio-kimia dialam untuk menghasilkan enzim yang berguna menggunakan sampah buah ataupun sayuran.
Enzim dari sampah ini adalah salah satu cara untuk manejemen sampah memanfaatkan sisa -- sisa sampah dapur untuk sesuatu yang lebih bermanfaat. Cairan ecoenzym dapat dijadikan pembersih rumah, maupun sebagai pupuk alami dan pestisida yang efektif.Â
 Karena kandungannya, ecoenzym memiliki banyak cara untuk membantu siklus alam seperti memudahkan pertumbuhan tanaman, mengobati tanah dan juga membersihkan air yang tercemar. Pembersih enzim ini 100% natural dan bebas dari bahan kimia, mudah terurai dan lembut ditangan lingkungan.Â
Ecoenzym juga penolak serangga alami yang membuat semut, serangga danlainnya menjauh. Ecoenzym juga dapat digunakan untuk merangsang hormon tanaman untuk meningkatkan kualitas buah dan sayuran, bisa untuk meningkatkan hasil panen juga.Â
Karena ecoenzym berasal dari sampah dapur organik dan juga gula, maka bahan -- bahan yang digunakan menggunakan rasio 3:1:10 yaitu 300gr kulit buah atau sayuran, 100gr gula merah/coklat, 1000ml air. Da alat -- alat yang digunakan untuk membuat ecoenzym yaitu botol plastik bekas 1,5L untuk tempat pembuatan ecoenzym,, timbangan untuk menimbang gula dan kulit buah atau sayuran, dan juga gelas takar untuk menakar air.
Bagaimana cara membuat ecoenzym? Yu simak caranya berikut:
1. Siapkan bahan dan alat yang akan digunakan seperti gula merah, air, kulit buah atau sayuran, botol plastik, timbangan dan gelas takar.
2. Potong kecil -- kecil kulit buah atau sayurannyaÂ
3. Iris gula merah tipis -- tipis agar mudah dilarutkan dengan air
4. Larutkan gula dengan air yang sudah ditakar
5. Lalu masukan kulit buah yang sudah dipotong kecil -- kecil kedalam botol plastik
6. Selanjutnya masukan larutan air gula kedalam botol yang sudah diisi dengan kulit buah, jangan lupa untuk memeberi sedikit ruang untuk udara dalam botol
7. Simpan ecoenzym ditempat yang kering, dan ventilasi yang baik
8. Diamkan selama 3-6 bulan
9. Dalam satu bulan pertama buka tutup botol ecoenzym minimal 2x sehari untuk mengeluarkan gas yang dihasilkan dari proses fermentasi tersebut
10. Setelah disimpan selama 3-6 bulan ecoenzym siap untuk dipanen atau digunakan.
Hasil akhir dari ecoenzym berwarna kecoklatan dan memiliki bau yang asam atau tidak sedap. Tapi warna ecoenzym tidak semuanya berwarna kecoklatan, warna ini dihasilkan dari macam sampah organik atau kulit buah yang digunakan. Ecoenzym dapat menjaga lingkungan alam, kenapa demikian? Karena ecoenzym dapat mengurangi pencemaran dibumi ini yang merupakan ulah manusia itu sendiri.
Maka dari itu mari kita lestarikan dan jaga alam selagi kita bisa dan mampu. Karena jika bukan kita siapa lagi?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H