3. Iris gula merah tipis -- tipis agar mudah dilarutkan dengan air
4. Larutkan gula dengan air yang sudah ditakar
5. Lalu masukan kulit buah yang sudah dipotong kecil -- kecil kedalam botol plastik
6. Selanjutnya masukan larutan air gula kedalam botol yang sudah diisi dengan kulit buah, jangan lupa untuk memeberi sedikit ruang untuk udara dalam botol
7. Simpan ecoenzym ditempat yang kering, dan ventilasi yang baik
8. Diamkan selama 3-6 bulan
9. Dalam satu bulan pertama buka tutup botol ecoenzym minimal 2x sehari untuk mengeluarkan gas yang dihasilkan dari proses fermentasi tersebut
10. Setelah disimpan selama 3-6 bulan ecoenzym siap untuk dipanen atau digunakan.
Hasil akhir dari ecoenzym berwarna kecoklatan dan memiliki bau yang asam atau tidak sedap. Tapi warna ecoenzym tidak semuanya berwarna kecoklatan, warna ini dihasilkan dari macam sampah organik atau kulit buah yang digunakan. Ecoenzym dapat menjaga lingkungan alam, kenapa demikian? Karena ecoenzym dapat mengurangi pencemaran dibumi ini yang merupakan ulah manusia itu sendiri.
Maka dari itu mari kita lestarikan dan jaga alam selagi kita bisa dan mampu. Karena jika bukan kita siapa lagi?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H